ANALOG SYSTEMS
Dalam jaringan telekomunikasi pada
saat ini saluran telepon telah dihubungkan dengan perangkat digital . Alasan
utamanya adalah pengenalan perangkat teknologi rangkaian terpadu digital, yang
menawarkan metode pengiriman signal suara dan signal data yang dapat diandalkan
dan ekonomis. Sejak pemakaian pertama fiber optik digunakan untuk jaringan
telekomunukasi
Penggunaanya pertama kali melibatkan
hubungan digital. Bagaimanapun dalam berbagai instansi untuk mengirimkan
informasi lebih menguntungkan dalam bentuk analogsebagai pengganti pengubahan
menjadi bentuk digital. Beberapa contohnya adalah microwave, multiplexed
signals, subscriberlop applications, video distribution, antenna remoting, dan
radar signal processing. Kebanyakan peralatan analog menggunakan laser dioda
tramsmitter, jadi kita sebaiknya berkonsentrasi pada sumber optikal disini.
Pada saat menggunakan sistem analog
fiber optik, parameter utama yang harus diperhitungkan adalah the
carrier-to-noise ratio, bandwidth, dan signal distorsion yang dihasilkan dari
tidak adanya hubungan dalam sistem transmisi. Menerangkan pengoperasian umum
aspek dan komponen dari suatu hubungan analog fiber optik. Dalam sistem analog
yang adalah suatu carrier-to-noise ratio, bukan signal-to-noise ratio analisis,
karena sinyal informasi biasanya dipancarkan pada frekuensi radio (RF) carrier.
Jadi di bagian 9.2 kami menguji penggunaan carrier to noise rasio yang dibawa
ke account transmitter, receiver dan quantum noise effect. Ini pertama kali
dilakukan untuk single channel dengan asusmsi bahwa sinyal informasi langsung
disesuaikan denngan suatu optikal carrier. Dalam pengujian ini kita memberikan
perhatian khusus pada intensitas suara dalam sumber optical.
Untuk mengirimkan signal yang banyak
melalui channel yang sama, kita bisa menggunakan teknik sub carrier modulation.
Dalam metode ini yang dijelaskan pada bagian 9.3, sinyal informasi pertama
dipancarkan pada ancillary RF sub carrier. Aalat ini kemudian dikombinasikan
dan hasil signal elektriknya digunakan untuk menyesuaikan optikal carrier.
Faktor yang terbatas pada sistem ini adalah bunyi yang timbul dari dorongan
yang selaras dan sesuai.
9.1 Pendahuluan dari hubungan analog
Gambar 9.1 menunjukkan bagian-bagian
dasar dari suatu hubungan analog. Pemancarnya terdiri dari suatu suatu sumber
optik LED atau sumber laser dioda. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian
4.4 dan ditunjukkan pada gambar 4-35, didalam peralatan analog pertama tama
diatur suatu titik bias pada sumbernya kira2 dititik tengah dan batas hasil
daerah. Kemudian sinyal analognya dapat dikirimkan dengan menggunakan salah
satu teknik yang sesuai. Bentuk yang paling sederhana untuk hubungan optical
fiber adalah direct intensiti modulation, dimana hasil optikal berasal dari
sumber yang mudah disesuaikan dengan mengubah keadaan umum disekitar titik bias
yang sesuai dengan level signal pesannya. Jadi sinyal informasi langsung
dikirim kedalam base band .
Namun adapula metode yang rumit tetapi
lebih efisien. Yaitu dengan cara mengirimkan sinyal base band ke elektrical sub
carrier PN OR untuk lebih mengintensifikasikan keteraturan sumbernya. Cara ini
dilakukan dengan menggunakan teknik2 standar amplitude modulation ( AM ),
frekuensi modulation (FM), atau phase modulation (PM). Tidak peduli metode apa
yang ditanamkan seseorang harus benar2 memperhatikan ketidak seimbangan pada
sumber optikalnya. Hal ini termasuk gangguan keserasian, produk intermodulation,
kekuatan suara yang terbatas (RIN) dilaser.
Hubungan bagian2 fiber optik
ditunjukan pada gambar 9-1. Seseorang harus menghitung frekuensi ketergantungkan
amplitudo, fase dan hambatan pada fiber. Jadi fiber harus mempunyai amplitudo
yang datar dan respon hambatan yang dibutukan oleh passband untuk mengirimkan
signal bebas dari batas gangguan. Sebagai tambahan, berhubung modal-
distorsion-limited bandwidth sukar untuk disesuaikan, maka yang terbaik adalah
memilih single-mode fiber. Penggunaan fiber juga penting untuk dilakukan karena
keadaan carrier to noise rasio dari sistemnya akan berubah seperti fungsi pada
receive optical power.
Bagian2 dasar dari suatu mata rantai
analog dan penghasil utama suara.
Pada bagian penerima hal yang paling
diperhatikan adalah keadaan suara itu sendiri. Photo detektor yang memiliki
batas2 yang tepat dan bandwidth yang melampaui beberapa giga hertz siap untuk
digunakan. Sumber suara yang utama dalah suara yang banyak dan panas didalam
photo dioda dan amplifier suara pada penerima elektrik.
9.2 CARRIER TO NOISE RATIO
Didalam menganalisa keadaan sistem
analog, seseorang biasanya menghitung rasio dalam rms daya carrier dengan rms
daya noise pada keluaran dari penerima optika. Hal ini dikenal sebagai carrier
to noise rasio ( CNR ) dan diperoleh dengan cara
CNR =
Untuk hubungan dimana hanya satu
channel informasi yang dikirimkan, tiga bagian pertama adalah penting. Faktor
intermodulasi timbul pada saat channel-chanel pesan yang banyak beroperasi pada
frekuensi carrier yang berbeda. Dikirimkan secara bersamaan pada fiber yang
sama. Pada bagian ini pertama – tama kita sebaiknya kita menguji suatu sinyal
channel AM tunggal yang sederhana dan yang dikirimkan dengan frekuensi base
band. Bagian 9.3 berhubungan dengan sistem multi channel dimana batas noise
intermodulasion menjadi penting.
9.2.1 Daya Carier
Untuk menemukan daya carier
pertama-tama kita lihat sinyal yang dihasilkan pada pengirimnya. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 9.2 , penggerak umum melalui sumber optikal adalah
jumlah dari campuran bias umum dan perubah waktu sinusoid sumbernya bergerak
seperti suatu alat square law sehingga bungkus dari hasil tenaga optikal p(t)
mempunyai bentuk sama dengan tenaga penggerak umum. Kalau penggerak sinyal
analog perubah waktu adalah s(t) maka
dimana Pt adalah tenaga optikal pada
level bias umum dan indeks modulation ini dijelaskan dengan Eq(4-54). Pada
batas – batas daya optikal indeks modulation diperoleh dengan cara
dimana )Ppeak dan Pt dijelaskan dalam
gambar (9.2) nilai nilai khusus darti m untuk peralatan - peralatan untuk
sinyal sinusodial, tenaga carier c pada hasil penerima (bagian2 A² ) adalah
dimana R0 adalah gabungan perolehan
tanggapan dari photo detector, M adalah keadaan pembiasan suatu laser dioda dan
respon yang dihasilkan terhadap sinyal analog modulation. Perolehan photo
detector ( M=1 untuk pin photo dioda ), dan P adalah daya penerima optical
rata2.
9.2.2 PHOTODETECTOR AND PREAMPLIFIER
NOISE
Bentuk dari photo dioda dan
preamplifier noises masing2 ditunjukan dengan EQS (6-16) dan (6-17) untuk photo
dioda kami mempunyai
Disini, seperti yang dijelaskan pada
bab 6 Id = R0 P adalah Photo current dasar, Id adalah detector lebar / besarnya
gelap secara umum, M adalah perolehan photo dioda dengan F (M) sebagai gambar
suara gabungannya, IL adalah detektor permukaan kebocoran umum dan B adalah
penerima bandwidth. Untuk photo dioda yang dirancang dengan baik batas
kebocoran umumnya kecil bila dibandingkan dengan batas yang pertama dan dapat
diabaikan. Untuk menghasilkan Eq (6-17) untuk preamplifier noise, kami
mempunyai
disini Req adalah perlawanan yang
sebanding dari muatan photo dioda dan amplifier ,dan Fi adalah faktor suara
dari preamplifier.
9.2.3 RELATIVE INTENSITY NOISE
Dimana sumber noise adalah
sehingga relative intensity noisenya
didefinisikan dalam dB/Hz
Dengan persamaan – persamaan yang ada
diatas maka akan diperoleh persamaan carrier to noise ratio untuk single
channel AM sistem adalah :
9.2.4 Efek - efek yg ditimbulkan oleh
RIN.
Didalam menggunakan hubungan analog
yang cepat, harus dilakukan tindakan2 pencegahan khusus untuk memperkecil
pantulan2 optikal balik ke laser. Sinyal pantulan balik dapat meningkatkan RIN
10 sampai 20 dB seperti yang terlihat pada gambar 9.5. Lengkungan - lengkungan
ini menunjukkan peningkatan RIN pada titik bias yang berada pada jarak 1.24
sampai 1.62 kali the threshold current level. Rasio tenaga titik balik pada
gambar 9-5 adalah jumlah daya optikal pantulan balik ke laser dengan hasil
cahaya/ sinar dari sumbernya. Sebagai contohnya, garis putus - putus yang
terlihat pada 1,33 Ith rasio titik baliknyaharus kurang dari –60 dB agar dapat
mengatur RIN kurang dari – 140 dB/Hz
Pada saat level kekuatan optik pada
penerimaan kecil, maka noise yang mendominasi berasal dari rangkaian pre-amp.
Ada beberapa rumusan yang menerangkan tentang rasio carrier-to-noise.
Dalam hal ini perbandingan carrier
dengan noise berbanding langsung dengan kuadrat dari kekuatan optik yang
diterima, yakni setiap perubahan 1-dB power optik yang diterima, C/N akan
berubah dengan 2 dB.
Pada dioda foto yang baik, maka setiap
perubahan 1-dB kekuatan optik yang diterima, C/N akan berubah 1 dB. Rumusnya
adalah :
Lain lagi halnya jika laser yang
digunakan memiliki nilai RIN yang tinggi, maka noise yang ditimbulkan dari
pantulan akan mendominasi lebih besar dari noise yang lain, dan perbandingan
carrier ke noisenya adalah :
Hal ini menjadikannya konstan.
Kemampuannya tidak dapat ditingkatkan kecuali index modulasinya dinaikkan.
9.3. TEKNIK TRANSMISI MULTICHANNEL
Teknik broadcast, dimana satu sumber
mengirim sinyal ke berbagai penerima dengan media fiber optik, dapat dilakukan
dengan cara multiplex, dimana subcariernya menggunakan frekuensi yang
berbeda-beda, dan dikombinasi menggunakan frequency-division-multiplexing (FDM)
untuk membentuk sinyal komposit yang akan secara langsung memodulasi sumber
optik tunggal.
Gelombang AM merupakan cara yang murah
untuk melayani siaran CATV, namun sinyal yang ada rentan terhadap noise dan
distorsi nonlinear. Bila ingin memperbaiki kualitas, gunakan FM, walaupun
menggunakan bandwidth lebih besar. Alternatif lain yang telah dikembangkan
adalah menggunakan gelombang microwave, yang memiliki frekuensi lebih tinggi
dari AM dan FM dan kualitas yang dihasilkan akan lebih baik.
9.3.1 MULTYCHANNEL AMPLITUDE
MODULATION
Yang pertama kali menyebar luaskan
Aplikasi untuk hubungan antara fiber optik secara analog yang mana di mulai
pada akhir tahun 1980 adalah CATV Network. Network jenis ini beroprasi pada
frekuensi antara 50 sampai 88 Mhz dan dari 120 samapi 550 Mhz. Frekuensi
anatara 88 samapi 120 Mhz tidak digunaka karena digunaaka untuk penyiaran radio
FM. Network ini dapat membawa lebih dari 80 AM vestigal-side band (AM-VSB)
video chanel, masing-masing mempunyai noise selebar 4 Mhz dari lebar chanel
yang 6 Mhz, dengan S/N ratio sebesar 40db. Untuk mempertahankan kesamaan dengan
coax base network yang sebelumnya, format dari multichanel AM-VSB juga dipilih
untuk sistem fiber optik. Gambar 9.7 memperlihatkan teknik untuk menggabungkan
N pesan yang berdiri sendiri. Sinyal informasi pada chanel I gelombang pembawa
AM mempunyai frekuensi Fi , dimana I= 1,2,...,N. Power RF menggabungkan
kemudian menjumlah AM sejumlah N, yang menghasilkan sinyal FDN, yang mana
intensitas modulasinya seperti Laser Dioda. Seperti halnya penerima optik,
susunan paralel dari filter bandpass memisahkan sinyal dari gelombang
cariernya, sehingga didapat sinyal aslinya, dengan teknik standar RF.
Untuk sejumlah besar carier FDM dengan
fasa acak, sinyal carier menumpangi power basis. Kemudian untuk N channel,
modulasi optikal dengan index m berhubungan dengan modulasi index mi
per channel dengan:
Jika setiap modulasi channel index mi
nilainya sama dengan nilai mc, maka dirumuskan :
Hasilnya jika N sinyal adalah
frekuensi yang telah di multiplex dan digunakan untuk memodulasi sumber optik
tunggal maka rasio ke noise dari sinyal tunggal berkurang dengan 10 log N.
Andaikata beberapa channel digabungkan maka sinyal akan memperkuat tegangan,
maka karakteristik penurunan menjadi 10 log N.
Jika beberapa frekuensi carrier
melewati peralatan non linier seperti laser dioda dapat membangkitkan sinyal
yang berbeda dari frekuensi asalnya yang disebut juga sebagai frekuensi
intermodulation, dan dapat menyebabkan interferensi pada kedua band dari
channel. Hasilnya adalah penurunan jumlah sinyal yang dapat ditransmisikan.
Jika frekuensi kerja dari channel
kurang dari 1 oktaf seluruh distorsi harmonis bahkan distorsi intermodulasi
(IM) akan keluar dari passband. Jika signal passband mengandung banyak signal
carrier. Beberapa IM akan muncul pada frekuensi pada sama. Hal ini disebut juga
staking yang merupakan tambahan dari basis power. Dimana ada dua nada orde
ketiga tersebar pada daerah operasi passband. Tripel beat product dibuat untuk
dikonsentrasikan pada tengah – tengah channel, jadi pembawa pusat menerima
inteferensi yang paling besar. Tabel 9.1 dan 9.2 menunjukkan distribusi dari
third order tripel beat and two tone IM product untuk nomer channel N dari 1 –
8.
Ganbar 9.8. Prediksi performance CSO
relatif untuk AM CATV 60 channel.
Hasil dari beat stcaking adalah secara
umum pada CSO ( Composite Second Order ) dan CTB ( Composite Tripel Beat ) dan
digunakan untuk menggunakan kemampuan dari multichannel hubungan AM.
9.3.2 MULTICHANNEL FREQUENCY
MODULATION
Penggunaan signal AM-VSB untuk
mengirim beberapa channel analog adalah prinsip lurus kedepan dan sederhana.
Bagaimana pun juga hal itu memiliki syarat C/N paling tidak 40 dB untuk setiap
channel AM dimana antara laser dan penerimanya harus garis lurus. Cara lain
adalah denga menggunakan modulaasi frekuensi ( FM ) dimana setiap subcarrier
dimodulasi oleh frekuensi dengan signal informasi, namun hal ini membutuhkan
bandwide lebih besar sekitar 7 – 8 kali dari AM. Rasio S/N dari output detector
FM jauh lebih besar dari rasio C/N pada input dari detector.
Rasio dari s/n tergantung pada desain
sistem tetapi umumnya berada pada 36-44 db
9.3.3 SUBCARRIER MULTIPLEXING
konsep dasar dari SCM sistem adalah
input yang menuju transmiter terdapat berbagai macam N independent analog dan
digital base bang signal. Signal – signal tersebut dapat membawa suara , data,
gambar, digital audio, hi definition video, dan berberapa signal lainnya baik
analog maupun digital. setiap signal yang datang digabungkan dengan lokal
oscilator frekuensi bekerja pada 2 hingga 8 Mhz yang juga dikenal senbagai sub
cariers gabungan dari sub cariers termodulasi memberikan komposisis
frekunsi-division-multiplexed signal yang digunakan untuk menjalankan laser
dioda.
Pada akhir dari penerimaan signal
optik terdeteksi secara langsung dengan wide band kecepatan tinggi pada In Ga
As pin foto dioda dan diubah kembali menjadi signal micro wafe untuk hubunga
jarak jauh dapat menggunakan frekuensi 50 – 80 Ghz untuk memperkuat signal
micro wave yang diterima digunakan penguat wide band low noise atau penerima
pin FET
0 komentar:
Posting Komentar