4.1
Meter Reading
Tujuan :
·
Untuk mengetahui
besaran/level/tegangan titik point pengukuran perangkat menggunakan
Microterminal.
Alat ukur :
ü Microterminal
ü Avometer
Alat kerja/Kebersihan :
ü Tool Kit Set(jika diperlukan)
ü Alat-alat pemeliharaan mingguan
Prosedur :
Þ
Sebelum melaksanakan Pemeliharaan Bulanan, terlebih dahulu lakukan
pemeliharaan harian dan mingguan terhadap perangkat.
Þ
Tancapkan konektor (RS 232)
Mikroterminal pada soket J01 yang terletak di bagian bawah handset orderwire.
Þ
Putar switch yang ada di bagian
atasnya untuk memilih kanal yang akan diukur(X,1,2, dan 3).
Þ
Untuk masing-masing radio,
catat hasilnya pada format laporan bulanan.
Þ
Perhatikan, bahwa pemeliharaan
dilakukan pada kondisi perangkat bekerja/operasi normal, oleh karenanya tidak
dibenarkan melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan terputusnya hubungan
(perpu).
Þ
Setelah selesai, pastikan
sekali lagi bahwa pekerjaan yang telah dilakukan tidak menimbulkan alarm apapun
pada perangkat.
4.2
Prosedur Pengukuran Frekuensi TLO & Tegangan VCXO TLO
Tujuan :
·
Mengukur frekuensi Transmitter
Local Osilator (BVK-402)
·
Mengukur tegangan VCXO TLO
(tegangan bias resistor R-01)
Alat yang digunakan :
ü
Spectrum Analyzer/Microwave
frequency Counter
ü
Multimeter Digital
ü
Extender Unit Transmitter
ü
Adapter Connector
ü
Coaxial Cable 50 ohm
Prosedur Pengukuran
Frequency TLO :
·
Keluarkan modul
Terminal/Repeater Framing dari slim rack.
·
Lepaskan Coaxial Cable semi rigid
antara J02 dan SHF Tx Filter.
·
Hubungkan terminal J02 dengan
Spectrum Analyzer / MF Counter sesuai frekuensi yang diukur.
·
Bila terjadi pergeseran nilai
frekuensi dari spec. nominal, atur TLO tuning.
·
Amati penunjukan Tegangan pada
Test Point TP.01(Tx) dengan menggunakan Multimeter Digital.
·
Amati penunjukan Tegangan
Varactor Diode TLO.VV pada Display Micro terminal.
·
Catat hasil pengukuran sebelum
dan sesudah pengaturan.
·
Normalkan kembali setelah
selesai pengukuran.
Prosedur Pengukuran
Tegangan VCXO TLO :
§ Cabut unit transmitter dari slim rack, kemudian pasang kembali
dengan menggunakan Extender Unit.
§ Ukur tegangan bias pada R01 dengan Multimeter Digital.
§ Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.
Catatan : Disarankan
untuk pengukuran Tx Local Oscillator (BVK-402) dan pengukuran Tegangan VCXO TLO
(Resistor R01) dilakukan secara bersamaan, sebab apabila hasil pengukuran
frekuensi TLO hasilnya sudah sesuai dengan nilai nominalnya ada kemungkinan
Tegangan VCXOnya bergeser atau sebaliknya.
Spesifikasi :
Range Tegangan bias VCXO TLO (R01) = 10 ~20 mVolt.
Range Tegangan pada Test Point TP.01 (tx) = 1.6 V ± 0.2 Volt.
Range Tegangan Varactor Diode TLO.VV = 0.0 Volt.
4.3
Prosedur Pengukuran Level Output Transmitter
Alat yang digunakan :
ü Power Meter.
ü Sensitive Sensor type LP (Low Power).
ü Adapter Connector dari sma type to N-type.
ü Coaxial Cable 50 Ohm.
Prosedur Pengukuran Level
Output Transmitter :
Þ
Lakukan kalibrasi Power Meter
sesuai dengan frekuensi TLO (gunakan
sensor Low Power).
Þ
Lepaskan coaxial cable semi
rigid antara Unit Transmitter dan Terminal J01.
Þ
Sambungkan terminal J01 dengan
Power Meter.
Þ
Catat hasil pengukuran yang
diperoleh.
Þ
Normalkan kembali setelah
selesai pengukuran.
Nilai Batas
Pengukuran :
Nilai referensi
level Output Transmitter = -14 ± dBm.
4.4
Prosedur Pengukuran Level Output Power SHF Amplifier
Alat yang digunakan :
ü Power Meter
ü Multimeter Digital
ü Power Sensor (High Power)
ü RF Attenuator 20 ~ 30 dB
ü Connector adapter sma type to N~type
ü Coaxial Cable 50 Ohm
Prosedur Pengukuran Level
Output SHF Amplifier :
Þ
Kalibrasi Power meter sesuai
frekuensi transmit (gunakan power sensor dan RF Attenuator yang sesuai).
Þ
Hubungkan multitester
(voltmeter) pada test point (+ 4 Volt) di panel depan SHF Amplifier dan check
penunjukan tegangannya.
Þ
Lepaskan Coaxial cable CMI
input (J01) pada modul Framing.
Þ
Lepaskan Coaxial cable semi
rigid antara J02 pada unit SHF Amplifier dan SHF TX Filter.
Þ
Hubungkan J02 pada Unit SHF
Amplifier dengan Input Power Meter.
Þ
Baca hasil penunjukan (nilai
pembacaan + nilai RF Att), dan lakukan pengaturan bila terdapat penyimpangan.
Þ
Catat hasil pengukuran sebelum
dan sesudah pengaturan.
Þ
Normalkan kembali setelah
selesai pengukuran.
Batas Nilai
Pengukuran :
Power Output SHF Amplifier =
+ 29 dBm ± 1 dB.
Tegangan + 4 Volt =
+ 4 Volt ± 0.1 V.
4.5
Prosedur Pengukuran Spectrum Band Width Amplifier
Alat yang digunakan :
ü
Spectrum Analyser
ü
Connector adapter ma type to
N-type
ü
Coaxial cable 50 Ohm
Prosedur Pengukuran :
Þ
Lepaskan Coaxial Cable semi
rigid antara J02 pada Unit SHF Amplifier dan SHF Tx Filter.
Þ
Hubungkan terminal J02 dengan
Input Spectrum Analyzer.
Þ
Set konfigurasi Spectrum
Analyzer sampai indikasi “Uncal”nya hilang.
Þ
Dari gambar yang diperoleh pada
Spectrum Analyzer, tentukan Band Width-nya dan check apakah terdapat intermodulasi
atau tidak.
Þ
Pengukuran sebaiknya dilakukan
dengan durasi minimal 15 menit.
Þ
Catat hasil pengukuran sebelum
dan sesudah pengukuran.
Þ
Normalkan kembali setelah
pengukuran selesai.
Batas Nilai Pengukuran :
Band Width =
< 40 MHz.
C/N Intermodulasi =
> 35 dBm.
4.6
Prosedur Pengukuran Level Power Receive tanpa Diversity
Alat yang diperlukan :
ü Power Meter
ü Connector adapter sma type to N-type
ü Power Sensor (Low Power)
ü Coaxial Cable 50 Ohm
Prosedur Pengukuran :
Þ
Kalibrasi Power Meter sesuai
frekuensi receive (gunakan power sensor “Low power”).
Þ
Lepaskan Coaxial Cable semi
rigid antara SHF Rx Filter dan J01 pada modul Receiver.
Þ
Hubungkan output SHF Rx Filter
dengan input Power Meter.
Þ
Catat hasil pengukuran yang
diperoleh.
Þ
Normalkan kembali setelah
selesai pengukuran.
Nilai Referensi & Toleransi :
Po = Power receive berdasarkan
perhitungan “Hop Calculation”.
Pr = Power
receive hasil pengukuran
Toleransi = Pr = Po ± 2 dB.
4.7
Prosedur Pengukuran Level Power Receive dengan Diversity
Alat yang digunakan :
ü Power Meter
ü Connector adapter sma type to N-type
ü
Power Sensor Low Power
ü Coaxial Cable 50 Ohm
Prosedur Pengukuran :
Þ
Kalibrasi power meter sesuai
frekuensi receive (gunakan power sensor low Power range 20 ~ 70 dBm).
Þ
Lepaskan Coaxial Cable semi
rigid antara Normal SHF RX Filter dan J05 pada modul Receiver Diversity.
Þ
Hubungkan output normal SHF Rx
Filter dengan input Power Meter.
Þ
Catat hasil pengukuran yang
diperoleh.
Þ
Normalkan sistem (Main sistem),
kemudian lakukan hal yang sama untuk Diversity sitem dengan melepas coaxial
cable semi rigid untuk Diversity SHF Rx Filter dengan J06 pada modul Receiver
Diversity.
Þ
Hubungkan Output Diversity SHF
Rx Filter dengan input Power Meter.
Þ
Catat hasil pengukuran yang
diperoleh.
Þ
Normalkan kembali setelah
selesai pengukuran.
4.8
Prosedur Pengukuran Automatic Gain Control (AGC)
Alat yang digunakan :
ü Multitester (Voltmeter)
ü Microterminal MT-416
Prosedur Pengukuran :
Mengukur AGC Main, AGC Diversity
& AGC Combine :
Þ
Pasang Microterminal dan
posisikan Channel Selector pada kanal yang akan diukur.
Þ
Monitor tegangan AGC pada test
point TP02 pada modul Receiver Diversity.
Þ
Masuk menu “Diversity Combiner”
kemudian tekan : Valid.
Þ
Pilih “Gain of Path” kemudian
tekan : Valid.
Þ
Ubah TDE : G_RF1 = 1 & TDE
: G_RF2 = 0.
Þ
Kembali ke menu “Diversity
Combiner”, kemudian pilih “Phase Value” dan tekan : Valid.
Þ
Catat hasil penunjukan pada
Voltmeter tiap phase dari 0 ~ 240 dengan step 30.
Contoh : Phase Value AGC Volt
00
3.95
30 3.98
60 3.96
… …
… …
… …
240
…
Kembali ke phase Value = 0, kemudian nilai AGC yang diperoleh
dirata-ratakan, misalnya = 3.96 dan merupakan nilai AGC1.
·
Kembali ke sub menu “Gain of
Path”, tekan kembli : Valid.
·
Ubah TDE : G_RF1 = 0 &
TDE : G_RF2 = 1.
·
Catat nilai yang terbaca pada
voltmeter sebagai nilai AGC (Combine).
·
Tekan “Return” pada
Microterminal sampai ke menu utama.
Catatan :
v Jika modul receivenya bukan “Receiver Diversity”, untuk pengukuran
AGC cukup dengan menggunakan Voltmeter, tanpa Microterminal.
v Jika nilai AGC1 ? AGC2, maka daat dilakukan pengaturan AGC dengan
prosedur sebagai berikut :
§ Pasang Microterminal, posisikan Channal Selector pada kanal yang
akan diukur dan Monitor tegangan AGC pada test point TP02 pada unit Receiver
Diversity.
§ Pada Microterminal, masuk pada menu “Diversity Combiner” kemudian
tekan : Valid.
§ Pilih “Gain of Path” kemudian tekan : Valid.
§ Ubah TDE : G_RF1 = 0 & TDE : G_RF2 = 1.
§ Lakukan pengaturan (adjustment) pada RF2 sampai nilai AGC1 = AGC2.
§ Ubah kembali TDE : G_RF1 = 1 & TDE : G_RF2 = 1.
§ Tekan “Return” pada Microterminal sampai ke menu utama.
4.9
Prosedur Pengukuran Frekuensi RLO & Tegangan VCXO RLO
Alat yang digunakan :
ü Spectrum Analyzer atau Microwave Frequency Counter.
ü Multimeter Digital
ü Extender Unit Receiver
ü Connector/adapter Connector
ü Coaxial cable 50 Ohm
Prosedur
Pengukuran :
Þ
Set frekuensi Spectrum Analyzer
atau Microwave frequency Counter sesuai nilai frekuensi unit Receiver yang akan
diukur.
Þ
Lepaskan Unit Receiver/
Receiver diversity dari shelf rack, kemudian pasang kembali dengan menggunakan
Extender Unit.
Þ
Ubah posisi switch S801 ke
poisi pengukuran (ke atas).
Þ
Hubungkan output RLO dengan
input alat ukur Spectrum Analyzer/ Micro frequency Counter.
Þ
Monitor tegangan bias RLO pada
R104 dengan Multitester Digital (Voltmeter).
Þ
Bila terjadi pergeseran,
lakukan pengturan pada RLO tuning (coarse + fine adjustment).
Þ
Catat hasil pengukuran sebelum
dan sesudah pengaturan.
Catatan
: Disarankan untuk pengukuran Tx
Local Oscillator (BVK-402) dan pengukuran Tegangan VCXO TLO (Resistor R01)
dilakukan secara bersamaan, sebab apabila hasil pengukuran frekuensi TLO
hasilnya sudah sesuai dengan nilai nominalnya ada kemungkinan Tegangan VCXOnya
bergeser atau sebaliknya.
Nilai Batas Pengukuran :
Toleransi pergeseran frekuensi : (F- Fo) / Fo = (± 2.10¯5)
Dimana, F
= Nilai nominal frekuensi yang diukur
Fo
= Nilai hasil pengukuran
Range Tegangan bias VCXO RLO (R104) = 10 ~ 20 mVolt.
Range Tegangan pada Test
Point TP.01 (Rx) = 1.6 V ± 0.2 Volt
Range Tegangan Varactor Diode RLO.VV = 0.0 Volt.
4.10
Prosedur Pengukuran Threshold VS BER
Tujuan
Check sensitivitas Receiver masing-masing Hop. Level daya receiver
merupakan fungsi dari BER.
Perangkat Test
ü BER ANALYZER (Tx dan Rx)
ü SHF Variable Attenuator (0 – 70 dB)
ü 2 buah Kabel Coax. Semi Rigid 50 O
ü 2 buah Kabel Adaptor “RIM Female/ N male”
ü 2 buah Kabel coax. “BNC male/ 1.6 – 5.6” 75O
ü
Prosedur
Þ
Pengukuran dilakukan pada semua
section, terminal ke terminal dan dibutuhkan paling sedikit 2 Team pengukuran.
Catatan : Pada station repeater
tidak tersedia akses CMI.
Þ
Pada arah E/O, pada station
terminal yang bersangkutan dilakukan loop pada akses CMI.
Þ
Team pengukuran yang pertama
(Team 1) mengukur BER dengan BER Analyzer pada station arah O/E.
Þ
Team pengukuran yang kedua (Team
2) bergerak dari satu station ke station lainnya untuk menyisipkan Variable
Attenuator.
Þ
Pengetesan yang harus dilakukan
:
Þ
Kedua team pengukuran dapat
berkomunikasi dengan menggunakan oder wire.
PADA STATION TRANSMIT
(Team 2)
Þ
Sisipkan Variable Attenuator di
antara Input Tx SHF (SHF Filter) dan J02 pada SHF Amplifier.
Þ
Atur Variable Attenuator yang
disesuaikan dengan permintaan dari Team 1.
PADA STATION TERMINAL ( Misalnya Arah E/O)
Þ
Gunakan kabel coax. Untuk
melakukan loop dengan menghubungkan : J01 (CMI Input) pada unit Framing Tx
dan J01 (CMI Output) pada unit Deframing Rx, masing-masing untuk kanal normal
dan standby. Pada kondisi loop ini sinyal Tx pada station terminal akan diloop
kea rah station yang sama.
Þ
Pada konfigurasi tersebut di
atas diperbolehkan melakukan seluruh pengukuran pada station terminal arah O/E
saja.
PADA TERMINAL STATION ( Arah E/O)
Þ
Lepaskan kabel coax. Dari : J01
pada Framing Tx dan J01 pada Deframing Rx.
Þ
Hubungkan :
Output BER Analyser (Tx) pada J01 Framing Tx.
Input BER Analyser (Rx) pada J01 Deframing Rx.
Þ
Atur Tx dan Rx pada BER Analyser :
Pseudorandom sequence :
223 – 1
Code :
CMI
Rate :
139.264 Mbps
Þ
Koordinasikan dengan Team 2
untuk mengatur Attenuator.
Þ
Baca hasil pengukuran BER pada
BER Analyser.
Catatan : Untuk BER yang besar, sebaiknya dilakukan pengukuran dengan waktu
yang lama.
Þ
Saat BER = 10¯6, minta Team 2
untuk mencatat nilai Attenuator.
Þ
Lanjutkan pengukuran sampai BER
mencapai 10¯5,10¯4,10¯3.
Þ
Gambarkan Kurva BER sebagai
hasil pengukuran BER Versus level Daya Receiver. Daya receiver adalah nilai
nominal daya receiver dikurangi redaman SHF Attenuator.
Þ
Ulangi pengukuran untuk semua
kanal baik normal maupun standby untuk tiap arah O/E dan E/O.
Catatan : Pada kondisi Fading, pengukuran BER tidak dilakukan. Data perangkat
(spesifikasi teknis keluaran pabrik) digunakan sebagai hasil pengukuran pada
hop yang bermasalah.
Threshold versus pengukuran BER diukur dengan kondisi kanal adjacent
RF posisi switch OFF.
Jika hasilnya tidak sesuai spesifikasi, Variable Attenuator SHF
dapat dipasang pada Receiver untuk mengetahui apakah masalah tersebut berasal
dari Interferensi atau perangkat yang cacat.
Hasil dan Toleransi
Tanpa Diversity Nilai
toleransi daya receiver
Threshold BER : 10¯3 …….> Pr = -75.5 dBm
Threshold BER : 10¯6 …….> Pr = -73 dBm
Dengan Diversity Niali
toleransi daya receiver
Threshold BER : 10¯3 ………..>
Pr = -77.5 dBm
Threshold BER : 10¯6 ………..>
Pr = -75 dBm
4.11
Prosedur Pengukuran Section Quality
Tujuan
Untuk mengecek kualitas link
GMD. Test ini dilakukan dari Terminal ke Terminal.
Perangkat Test
ü BER ANALYSER GENERATOR & RECEIVER ( 1 digunakan untuk kanal
loop)
ü 2 buah “BNC male/ 1.6 – 5.6” kabel Coax. 75 O
ü 2 buah “1.6 – 5.6 male/ 1.6 – 5.6 male” kabel coax. 75 O
Prosedur
Þ
Test Kualitas dilakukan dari
terminal ke terminal, untuk kanal normal dan standby.
Þ
Pada akses CMI dilakukan loop
pada station terminal pada Automatic Switching.
Þ
BER Analyser dihubungkan pada
akses CMI pada station arah O/E (PRS = 2 23 – 1; 139.264 Mbps).
Þ
Test kualitas dilakukan selama
24 jam.
Þ
Automatic Switching pada status
inactive mode, manual lockout untuk
kanal normal; kanal standby pada status independent
mode sebagai kanal normal.
Þ
Untuk kasus fading selama
kurang dari 15 menit, periode relative terhadap fading dihilangkan.
Þ
Untuk kasus fading selama lebih
dari 15 menit, test kualitas ditingkatkan pada waktu yang sama.
Hasil dal Toleransi
v Performansi selama 24 jam
untuk sebuah section loop sepanjang 280 km atau kurang lebih sama dengan :
·
24 errored seconds
·
0 severely errored seconds (SES) or Degraded
Minutes (DM)
·
24064 errors
·
0 alarm indicated signal (AIS) or lost of frame
alignment (LFA).
v Di atas 280 km,
nilai-nilai berikut dikoreksi menurut panjang sebenarnya.
·
Seconds untuk BER melebihi 10¯3
harus tidak termasuk saat pengukuran degraded minute (DM).
·
Periode BER melampaui 10¯3 yang
nampak lebih dari 10 seconds berturut-turut tidak termasuk dalam rekomendasi,
karena dihitung dalam sistem unavailability (REC.557).
0 komentar:
Posting Komentar