Komunikasi Seluler Digital
CDMA
Standar Seluler Digital
IS-95
Dengan IS-95 setiap user
dalam suatu sel dan user dalam sel-sel yang berdekatan dapat menggunakan kanal
radio yang sama, karena merupakan sistem Direct Sequence Spread Spectrum CDMA.
Data rate user dapat
berubah-ubah tergantung pada aktivitas voice dan persyaratan dalam jaringan.
Pada link forward dan reverse digunakan metode modulasi dan spreading yang
berbeda. Pada link forward, base station secara simultan mentransmisikan data
user untuk seluruh mobile dalam sell dengan menggunakan deretan spreading yang
berbeda untuk setiap mobile. Kode pilot ditransmisikan secara simultan dan pada
level daya yang lebih tinggi, yang memungkinkan seluruh mobile menggunakan
deteksi carrier coherent dan estimasi kondisi kanal. Pada link reverse, seluruh
mobile merespon secara asinkron dan memiliki level sinyal konstan karena adanya
kontrol daya yang diterapkan oleh base station.
Speech coder yang digunakan
pada sistem IS-95 adalah Qualcomm 9600 bps Code Excited Linear Predictive
(QCELP).
Spesifikasi Kanal dan
Frekuensi
Operasi reverse link IS-95
adalah pada band 824-849 MHz dan untuk forward link 869 – 894 MHz. Setiap
pasangan kanal forward dan reverse terpisah 45 MHz. Banyak user menggunakan
kanal yang sama untuk transmisi.
Kanal forward CDMA
Kanal forward CDMA terdiri
dari satu kanal pilot, satu kanal sinkronisasi, maksimum tujuh kanal paging,
dan maksimum 63 kanal trafik forward. Kanal pilot memungkinkan suatu mobile
station memperoleh timing untuk kanal CDMA forward, yang menyajikan referense
fase untuk demodulasi koheren dan menyajikan sarana untuk perbandingan level
sinyal untuk setiap mobile yang diberikan ke base station untuk penentuan
handoff. Kanal sinkronisasi mem-broadcast pesan sinkronisasi ke mobile station
dan beroperasi pada 1200 bps. Kanal paging untuk mengirimkan informasi
kontrol dan pesan paging dari base
station ke mobile-mobile dan beroperasi pada 9600, 4800, dan 2400 bps. Kanal
trafik forward (FTC) mendukung data rate user 9600, 4800, 2400, atau 1200 bps.
Gambar 1 mendeskripsikan
proses modulasi kanal trafik forward.
Gambar
1. Proses modulasi kanal forward CDMA
Voice atau data user
dikodekan dengan menggunakan half rate convolutional encoder dengan batasan
panjang 9. Setelah itu symbol dikirimkan ke block interleaver 20 ms, yaitu
array 24 x 15.
Pada kanal forward, direct
sequence digunakan untuk data scrambling. Long PN sequence secara unik yang
diberikan kepada setiap user merupakan kode panjang yang periodic dengan
periode 242-1 chip. Kode panjang tersebut dispesifikasikan oleh
karakteristik polynomial berikut :
p(x) = x42 + x35
+ x33 + x31 + x27 + x26 + x25
+ x22 + x21 + x19 + x18 + x17
+ x16 + x10 + x7 + x6 + x5
+ x3 + x2 + x + 1
Setiap chip PN dari kode
panjang dihasilkan dari inner produk modulo-2 dari 42 bit mask dan 42 bit state
dari generator deretan. Dua tipe mask digunakan : public mask untuk ESN dari
mobile station dan private mask untuk mobile station identification number
(MIN). Seluruh panggilan CDMA dimulai dengan menggunakan publik mask. Transisi
ke private mask dilaksanakan setelah autentikasi. Public long code
dispesifikasikan : M41 s/d M32 diset ke 1100011000, dan M31
s/d M0 diset ke suatu permutasi bit-bit ESN dari mobile station.
Permutasi dispesifikasikan sebagai berikut :
ESN = (E31,E30,E29,E28,E27,
……….E3,E2,E1,E0)
Permutasi ESN = (E0,E31,E22,E13,E4,E26,E17,E8,E30,E21,E12,E3,E25,E16,E7,E29,E20,E11,E2,E24,E15,E6,E28,E19,E10,E1,E23,E14,E5,E27,E18,E9)
Private long code mask
dispesifikasikan sedemikian sehingga M41 dan M40 diset ke
‘01’, dan M39 s/d M0 diset oleh prosedur private. Gambar
2 mengilustrasikan format long code mask.
Untuk meminimalisasi BER rata-rata untuk
setiap pengguna, IS-95 memaksa setiap pengguna untuk menyajikan level daya yang
sama pada receiver base station. Receiver kanal trafik reverse pada base
station mengestimasi dan merespon kuat sinyal (yaitu kuat sinyal +
interferensi) untuk mobile station tertentu. Oleh karena sinyal dan interferensi
yang terus-menerus bervariasi, power control update dikirimkan oleh base
station setiap 125 ms. Perintah power control dikirimkan ke setiap unit
pelanggan pada subchannel power control yang menginstruksikan mobile untuk
menaikkan atau menurunkan daya transmisinya dalam langkah 1 dB. Jika sinyal
yang diterima rendah, ‘0’ ditransmisikan pada subchannel power control, yang
menginstruksikan mobile tersebut menaikkan level daya output-nya. Jika daya
mobile cukup tinggi, ‘1’ ditransmisikan untuk mengindikasikan bahwa mobile
station mesti menurunkan level dayanya. Bit power control berhubungan dengan
dua symbol modulasi pada kanal trafik forward. Bit-bit kontrol daya diselipkan
setelah data scrambling seperti pada gambar 3.
Gambar
3. Randomisasi posisi bit kontrol daya pada kanal trafik forward IS-95
Selama periode 1,25 ms, 24 data symbol
ditransmisikan, dan IS-95 menspesifikasikan 16 posisi grup kontrol daya yang
mungkin untuk bit kontrol daya. Setiap posisi berhubungan dengan satu dari 16
symbol modulasi yang pertama. Hanya 4 bit terakhir dari 24 bit yang digunakan
untuk menentukan posisi bit kontrol daya. Pada contoh yang diperlihatkan pada
gambar 3, 4 bit terakhir (23, 22, 21, dan 20) adalah 1011 (11 dalam desimal),
dan oleh karenanya bit kontrol daya mulai pada posisi sebelas.
Orthogonal “covering” dilaksanakan setelah
data scrambling pada link forward. Setiap kanal trafik yang ditransmisikan pada
kanal forward CDMMA di-spread dengan fungsi Walsh pada chip rate tetap 1,2288
Mcps. Fungsi Walsh terdiri dari 64 deretan biner, setiap deretan memiliki
panjang 64, yang saling orthogonal satu sama lain dan menyajikan kanalisasi
orthogonal untuk seluruh user pada link forward. Seorang user yang di-spread
dengan fungsi Walsh n diberikan nomor kanal n (n = 0 s/d 63). Deretan Walsh
berulang setiap 52,083 ms,
yang sama dengan satu symbol data terkode, dengan kata lain, setiap data symbol
di-spread dengan 64 Walsh chips.
Matriks fungsi Walsh 64 x 64 dihasilkan dari
prosedur berikut :
H1 = 0
di mana N adalah
hasil pangkat 2
Setiap baris dalam matriks 64 x 64 Walsh
berhubungan dengan nomor kanal. Untuk kanal nomor n, symbol pada transmitter
di-spread dengan 64 Walsh chips pada baris ke-n dari matriks fungsi Walsh.
Kanal nomor 0 selalu diberikan ke kanal pilot. Kanal sinkronisasi diberikan
pada kanal nomor 32. Seluruh kanal yang tersisa tersedia untuk kanal trafik
forward.
Kemudian, symbol di-spread seperti pada
gambar 1. Suatu deretan spreading biner pendek, dengan periode 215-1
chip, digunakan untuk akuisisi dan sinkronisasi pada setiap receiver mobile dan
digunakan untuk modulasi. Polynomial-nya adalah :
PI(x) = x15 + x13
+ x9 + x8 + x7 + x5 +1 untuk
modulasi in-phase (I) dan
PQ(x) = x15 + x12
+ x11 + x10 + x6 + x5 + x4
+ x3 +1 untuk modulasi quadrature (Q).
Keadaan awal dari deretan PN pilot I dan Q
didefinisikan sebagai keadaan di mana output generator deretan PN pilot
merupakan output ‘1’ pertama setelah 15 output ‘0’ berturut-turut. Output biner
I dan Q dari spreading quadrature dipetakan menjadi fase sesuai tabel 1.
Tabel 1. Pemetaan Kanal I dan Q forward CDMA
I
|
Q
|
Fase
|
0
|
0
|
p/4
|
1
|
0
|
3p/4
|
1
|
1
|
-3p/4
|
0
|
1
|
-p/4
|
Kanal Reverse CDMA
Proses modulasi kanal trafik reverse
diperlihatkan pada gambar 4. Data user pada kanal reverse dikelompokkan ke
dalam frame 20 ms.
Gambar 4. Proses modulasi kanal reverse IS-95
untuk satu user
Kanal-kanal reverse CDMA terdiri dari kanal
akses (AC) dan kanal trafik reverse (RTC) yang menggunakan frequency assignment
yang sama, dan setiap Traffic/Access channel diidentifikasikan oleh long code
user khusus. Kanal akses digunakan oleh mobile untuk memulai komunikasi dengan
base station dan merespon pesan-pesan kanal paging.
Block interleaving dilaksanakan setelah convolutional
encoding dan repetition. Block interleaver rentangnya 20 ms, dan merupakan
array dengan 32 baris dan 18 kolom. Simbol kode dituliskan ke matriks per kolom
dan dibaca per baris.
Modulasi 64-ary orthogonal digunakan untuk
kanal CDMA reverse. Satu dari 64 fungsi Walsh yang mungkin ditransmisikan untuk
setiap kelompok enam bit terkode. Fungsi Walsh dipilih berdasarkan formula :
Nomor fungsi Walsh = c0 + 2c1
+ 4c2 + 8c3 + 16c4 + 32c5
di mana c5 merepresentasikan bit yang terkode
terakhir dan c0 mewakili bit terkode pertama untuk setiap kelompok yang terdiri
dari enam symbol terkode yang digunakan untuk memilih fungsi Walsh. Walsh chips
ditransmisikan pada rate 307,2 kcps seperti pada persamaan :
28,8 kbps x (64 Walsh chips) / (6 bit
terkode) = 307,2 kcps
Perhatikan bahwa fungsi Walsh digunakan untuk
fungsi yang berbeda pada kanal-kanal forward dan reverse. Pada kanal forward,
fungsi Walsh digunakan untuk spreading yang menandai kanal user, sedangkan pada
kanal reverse, fungsi Walsh digunakan untuk modulasi data.
Data rate variable digunakan pada kanal
reverse CDMA. Code symbol repetition membuat redundancy ketika data rate kurang
dari 9600 bps. Data randomizer digunakan untuk mentransmisikan bit-bit tertentu
sementara transmitter dimatikan pada saat lain. Ketika data rate = 9600 bps,
seluruh bit output interleaver ditransmisikan. Ketika data rate = 4800 bps,
setengah dari bit output inteleaver ditransmisikan dan mobile unit tidak
transmisi selama 50% dari seluruh waktu dan sebaliknya. Gambar 5 mengilustrasikan
proses pada berbagai data rate yang berbeda. Data pada setiap frame 20 ms
dibagi menjadi 16 power control group, setiapnya memiliki periode 1,25 ms.
Sebagian power control group di-gate on, sedang yang lainnya di gate-off. Data
bursst randomizer memastikan bahwa setiap symbol kode yang berulang
ditransmisikan satu saja.
Gambar 5. Contoh transmisi data rate variable
kanal reverse IS-95
Data burst randomizer menghasilkan pola
masking ‘0’ dan ‘1’ yang secara random me-mask data redundant yang dihasilkan
oleh proses code repetition. Satu block yang terdiri dari 14 bit yang diambil
dari long code menentukan pola masking. 14 bit terakhir dari long code yang
digunakan untuk spreading dalam power control group kedua terakhir dari frame
sebelumnya digunakan untuk menentukan random mask untuk “gating”. Ke-14 bit
tersebut dituliskan :
b0 b1 b2 b3
b4 b5 b6 b7 b8 b9
b10 b11 b12 b13
di mana b0 mewakili bit pertama,
dan b13 bit terakhir. Algoritma data randomizer adalah sbb :
·
Jika data rate user adalah
9600 bps, transmisi timbul pada seluruh 16 power control group.
·
Jika data rate user adalah
4800 bps, transmisi timbul pada delapan power control group :
b0, 2 + b1, 4 + b2,
6 + b3, 8 + b4, 10 + b5, 12 + b6,
14 + b7
·
Jika data rate user adalah
2400 bps, transmisi timbul pada empat power control group yang bernomor
b0 jika b8 = 0,
atau 2 + b1 jika b8 = 1
4 + b2 jika b9 =
0, atau 6 + b3 jika b9 = 1
8 + b4 jika b10 =
0, atau 10 + b5 jika b10 = 1
12 + b6 jika b11 =
0, atau 14 + b7 jika b11 = 1
·
Jika data rate user adalah
1200 bps, transmisi timbul pada empat power control group yang bernomor
1)
b0 jika (b8
= 1 dan b12 = 0), atau 2 + b1 jika (b8 = 1 dan
b12 = 0), atau 4 + b2 jika (b9 = 0 dan b12
= 1), atau 6 + b3 jika (b9 = 1 dan b12 = 1);
2)
8 + b4 jika (b10
= 0 dan b13 = 0), atau 10 + b5 jika (b10 = 1
dan b13 =0), atau 12 + b6 jika (b11 = 0 dan b13
= 1), atau 14 + b7 jika (b11 = 1 dan b13 = 1).
Sebelum ditransmisikan, kanal trafik reverse
di-spread oleh deretan PN pilot kanal I dan Q yang identik dengan yang
digunakan pada proses kanal CDMA forward. Modulasi link reverse adalah offset
quadrature phase shift keying (OQPSK). Data yang di-spread oleh deretan PN
pilot Q ditunda setengah chip terhadap data yang di-spread oleh deretan PN
pilot I. Pemetaan data biner I dan Q sesuai tabel 1.
Berbagai
Pengkodean CDMA
q Spreading
Code
È menebarkan
spektral sinyal
È modulasi
orthogonal
È low
probability of intercept
q Forward
Error Correcting Code
È deteksi
dan koreksi bit error (non bursty)
q Block
Interleaving È reduksi burst error
q Speech
Coding È ADPCM, CELP, RELP, etc.
q Source
Coding È encription, compression
Forward
Error Correcting Code
q Error
Control :
È ARQ Û
tidak available untuk voice comm.
È FEC/Channel
Code Û mengurangi ARQ.
È Block
Interleaving Û mengurangi FEC.
q FEC
Code (sistematik & tak-sistematik) :
È Block
Codes Û Hamming, BCH, RS
È Convolutional
Codes Û IS-95 & CDMA 2000 1x
trellis
hard/soft decision Û Alg. Viterbi/MAP
È Turbo
Codes Û CDMA 2000 3x
interleaved
parallel week convolutional codes are then
multiplexed
and possibly punctured.
PENENTUAN
KAPASITAS
âIn
TDMA dan FDMA Æfixed
Based on
resource avaiabilty (frequency & time slots)
âIn
CDMA Æ based on quality of signals
SOFT
CAPACITY in all interference limited systems
âPerlu
Admission Control and Load Control
âUtk
individual cell ÆK = 1 + (W/Rb)/(Eb/No)
W/Rb =
Available BW/Bit Rate = Processing Gain
Eb/No =
quality of signal for max. BER in certain modulation
Rb = 9.6
kbps; W = 1.25 MHz; Eb/No = 7 dB (10-3 QPSK)
Æ K = 27
users, dgn voice activity detection K’ = 60
0 komentar:
Posting Komentar