1. Framing Unit
Terminal framing (BVK-301)
Prinsip Kerja
Melalui D/A konverter sinyal digital X dan Yyang berasal dari digital filter dirubah menjadi sinyal analog empat level untuk mendapatkan hasil modulasi modulasi 16 QAM. Sinyal analog ini kemudian dimasukkan ke dalam analog filter yang berfungsi untuk menghaluskan bentuk spektrum dari sinyal analog tersebut.
Sebelum dimasukkan ke modulator sinyal X dan Y masing-masing dikuatkan pada sebuah amplifier yang bertujuan agar kedua sinyal tersebut dalm kondisi balance. Untuk mendapatkan kondisi ini dapat dilakukan dengan mengatur R608 dan R705 yang terdapat dipanel depan modul ini.
Sinyal X dan Y yang telah melewati penguat kemudian dimasukkan pada modulator SHF, sinyal X dan Y ini kemudian digunakan untuk memodulasi secara langsung sinyal carrier dengan band 6.4 – 7.1 GHz.
Sinyal clock yang berasal dari framing unit (37MHz) digunakan sebagai pengontrol phase dari sebuah VCXO yang akan membangkitkan sinyal clock 2 kali dari clock inputnya (74MHz), kemudian sinyal clock ini akan digunakan untuk melakukan kuantisasi terhadap sinyal X dan Y pada proses D/A converter.
Transmitter
Spesifikasi elektrik
? Digital input rate : 37.147 Mbps
? Output sinyal SHF pada J01
• Level : - 14 dBm
• Frekuensi : 6.4 – 7.1 GHz
• Impedansi : 50 Ohm
? Test point TP01 : 1.6 Volt
Prinsip kerja Transmitter
Empat stream sinyal digital P,Q,R,S dan clock dari freaming unit diproses melalui digital processor yang dilengkapi dengan rangkaian digital filter. Output dari digital processor ini adalah sinyal X yang bertalian dengan phase (inphase) dan sinyal Y yang bertalian dengan seperempat phase (inquadrature). Kemudian sinyal X danY tersebut dimasukkan ke dalam D/A konverter. Sinyal analog ini kemudian dimasukkan ke dalam analog processor yang dilengkapi dengan analog filter yang berfungsi untuk menghaluskan sinyal analog tersebut. Kemudian sinyal analog tersebut digunakan sebagai sinyal pemodulasi pada modulator yang akan memodulasi sinyal carrier yang berasal dari lokal osilator. Adapun level output lokal osilator yang menuju Tx adalah +14 dBm, sedangkan output Tx sendiri sebesar -14 dBm. Level ini nantinya akan dikuatkan pada bagian Tx Power amplifier menjadi +29 dBm sebelum dipancarkan melalui ruang bebas.
3.Transmit Local Oscilator BVK-402
Prinsip Kerja
BVK-402 menyediakan carrier frekuensi radio akan dipancarkan dengan band frekuensi 6.4 - 7.1 GHz sesuai dengan rekomendasi CCIR.384. BVK-402 ini terdiri dari beberapa rangkaian yang diuaraikan sebagai berikut:
• Konverter Tegangan
Kontrol frekuensi Oscillator diperoleh dengan menngunakan varaktor, dimana komponen ini berfungsi sebagai variabel kapasitor yang dicatu oleh tegangan +20 volt yang berasal dari step-up converter yang mendapat input tegangan +8V dan -8V.
• DRO
Osilasi diperoleh dengan menggunakan dielektrik resonator dan transistor FET. Untuk memenuhi kebutuhan band frekuensi 6.4 - 7.1GHz.
• Frequency Divider
Output frekuensi LO (SHF) dibagi beberapa tahap oleh frekuensi divider untuk memungkinkan synthesizer melakukan kontrol dengan cermat.
• Frekuensi Synthesizer
Frekuensi synthesizer ini dipakai untuk membangkitkan frekuensi reference, untuk mengontrol stabilitasnya digunakan kristal oscillator 10 MHz. Fungsi control untuk mendapatkan kanal frekuensi RF yang dibutuhkan dilakukan dengan mengatur Thumbwheel S1001 dan S1002.
• Amplifier dan Loop Filter
Rangkaian ini berfungsi untuk membandingkan frekuensi kristal sebagai referensi dengan frekuensi output LO setelah melalui divider. Hasil perbandingan ini digunakan untuk mengontrol tegangan DRO. Untuk memungkinkan dilakukan pengukuran TP01 sebuah divider bridge ditempatkan pada output amplifier.
4. RF Power Amplifier BVK-302
BVK-302 berfungsi untuk menguatkan sinyal carrier yang telah termodulasi 16 QAM dari BVK-301.
Gambar blok diagram BVK-302 di bawah ini terdiri dari beberapa rangkaian, antara lain:
• Power Supply berfungsi untuk menyediakan tegangan DC yang dibutuhkan oleh rangkaian Amplifier. Power supply ini bersumber dari tegangan yang dapat bervariasi dari 17 V s.d 75 V DC.
• Amplifier terdiri dari dua tingkat yaitu :
- Tingkat pertama (250mW) berfungsi sebagai pre-amplifier terhadap sinyal RF yang berasal dari BVK-301.
- Tingkat kedua (2.5W) berfungsi sebagai penguat utama yang menghasilkan output power +29 dBm, disamping itu amplifier ini akan mengirim sinyalnyal ke rangkaian AGC melalui diode detektor.
• AGC (Automatic Gain Control) ini dilengkapi dengan diode detector temperatur sehingga memungkinkan variasi gain dari amplifier ini sebanding dengan perubahan FET yang terdapat pada amplifier utama.
• I2C (Inter Integrated Circuit) berfungsi sebagai bus yang mengirim semua informasi alarm dan informasi lainnya yang bertalian dengan kondisi BVK-302 ke supervisory interface.
• Linearizer
• Kompensasi temperatur
5. Normal Receiver (BVK-101)
Module Receiver ini berfungsi untuk melakukan proses demodulasi langsung sinyal SHF yang berasal dari antena menjadi sinyal baseband analog. Untuk melakukan fungsi tersebut pada module ini dilengkapi 2 buah subclock yaitu :
BVK-101 :
• Low Noise Amplifier (LNA) berfungsi untuk melakukan penguatan awal terhadap sinyal SHF sebelum dilakukan proses demodulasi .
• Demodulator
• Baseband processor
BVK-401 :
• Local oscillator
6. Receiver Diversity
Receiver ini biasanya dipasang pada stasiun yang panjang hop-nya cukup jauh atau pada daerah yang lintasan gelombangnya melewati permukaan air atau rawa-rawa. Pada prinsipnya diversity receiver sama dengan normal receiver, hanya saja pada diversity receiver ini dilengkapi dengan diversity combiner. Fungsi dari devirsity combiner adalah untuk menggabungkan dua sinyal terima yang berasal dari antena normal dan antena diversity yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerimaan.
Susunan module diversity sama pada normal diversity ditambah dengan diversity combiner pada gambar berikut ini:
7. Receive Local Oscillator (BVK – 401)
Receive local oscilator BVK – 401 berfungsi unuk menyediakan frekuensi carrier di sisi penerima untuk keperluan proses demodulasi. Receive local oscilltor ini terdiri dari:
• SHF transistor yang dilengkapi dengan dielektrik resonator
• Varactor
• Tuning piston untuk mengatur besarnya frekuensi yang diinginkan.
Block Diagram dari Receive local oscillator BVK – 401 ini ditunjukan seperti gambar berikut:
Sebuah Low Pass Filter pada varactor control digunakan untuk mengatur perubahan tegangan kontrol dalam MHz/V. Perubahan tegangan control inilah yang akan menentukan besarnya frekuensi output dari BVK – 401 ini. Pembangkitan alokasi frekuensi dari BVK – 401 ini dibagi ke dalam 4 subband dengan masing-masing mempunyai band 140 MHz. Keempat subband tersebut adalah sebagai berikut :
• Sub-band A : 6440 – 6580 MHz
• Sub-band B : 6600 – 6740 MHz
• Sub-band C : 6780 – 6920 Mhz
• Sub-band D : 6940 – 7080 Mhz
Untuk menjaga agar output frekuensi dari BVK – 401 ini tetap stabil, maka frekuensi oscilator ini dikontrol oleh Costa Loop yang tegangan kontrolnya dihasilkan dari module Equalizer – Regenerator BVA – 101. untuk mendapatkan frekuensi sesuai kebutuhan dapat dilakukan dengan mengatur piston yang terdapat pada penutup BVK – 401 ini.
Spesifikasi elektrik :
• Band frekuensi : 6.4 – 7.1 GHz
• Stabilitas frekuensi : slave to transmision
• Output power level : +14 dBm
• Stabilitas power : ±1 dB
8. Equalizer – Regenerator (BVK-101)
BVA-101 berfungsi untuk mengembalikan kualitas sinyal digital empat stream,sama seperti kualitas waktu pengiriman di sisi transmit, demikian juga clock yang di bangkitkan pada modul BVA -101 ini harus sinkron dengan kecepatan data yang di kirim.BVA 101 mendapat input dari modul receiver dan outputnya di teruskan ke modul deframing unit.
Blok diagram BVA -101 diperlihatkan seperti gambar dibawah ini:
Prinsip kerja
BVA-101 melakukan semua fungsi equalisasi dan regenerasi terhadap dua input sinyal baseband yang berasal dari receiver. Untuk melakukan fungsi ini, BVA-101 terdiri dari beberapa rangkaian :
• AGC Amplifier
Masing-masing sinyal input J01 dan J02 dimasukkan kedalam amplifier secara terpisah. Amplifier ini dipakai untuk memperoleh level sinyal sesuai dengan yang dibutuhkan oleh A/D Converter. Untuk mendapatkan level yang sesuai, amplifier ini dilengkapi dengan AGC, dimana AGC ini mendapat kontrol dari output digital equalizer.
• Gating control
Gating control dimungkinkan untuk melakukan sampling terhadap sinyal baseband sehingga diperoleh eye aperture maksimum, fungsi ini dilakukan oleh rangkaian voltage control phase shifter.
• Clock Recovery
Untuk mendapatkan sinyal clock yang sama dengan sinyal clock di sisi pengirim, maka pada rangkaian clock recovery ini dilakukan proses deteksi terhadap sinyal baseband 37.147 Mbps. Sinyal baseband ini akan digunakan sebagai sinyal kontrol, dengan demikian sinyal clock yang dibangkitkan pada module BVA-101 akan sinkron dengan sinyal clock disisi pengirim.
• Amplitude & Offset Control
Untuk menjamin agar proses regenerasi dapat berlangsung dengan akurat,maka pada rangkaian A/D converter disisipkan tegangan offset.Tegangan offset ini akan disuperposisikan dengan tegangan referensi yang tedapat pada A/D converter untuk bersama-sama melakukan proses sampling.
• A/D Converter
A/D converter ini berfungsi untuk merubah sinyal baseband analog menjadi sinyal digital dengan menggunakan 8 bit converter.
• Digital Equalizer
Digital equalizer ini menggunakan dua buah gate array. Equalizer ini berfungsi untuk:
- Mengkompensasi atau melakukan koreksi terhadap gangguan interference yang disebabkan oleh hubungan multi hop.
- Meningkatkan kualitas dan availability dari suatu sistem microwive link.
- Mengkompensasi group delay yang diakibatkan oleh sistem wavegiude dan sirkulator.
• pada perangkat receiver, maka diperlukan sinyal kontrol yang dibangkitkan oleh equalizer – regenerator. Carier Recovery
Frekuensi carrier penerima yang diakibatkan oleh Rx local oscilator di kontrol oleh tegangan yang dibangkitkan oleh equalizer – regenerator. Untuk menjaga akurasi dari tegangan kontrol ini, sistem kontrol ini dilengkapi dengan phase estimator, loop filter dan hunting oscilator.
• Quadrature Control
Untuk menjaga agar diperoleh akurasi quadrature demodulasi
9. Deframing
• Terminal Deframing Unit (BVK-102)
Pada module ini terjadi beberapa proses antara lain :
- Gray coder
Sama seperti halnya pada Gray coder, Gray Decoder juga berfungsi untuk mereduksi bit error probability yang berdasarkan atas prinsip bahwa : status simbol konstelasi yang bersebelahan hanya boleh berbeda 1bit,hanya saja prosesnya berlawanan dengan prosesb yang terjadi pada Gray Coder.
- Forward Error Correction
Disisi penerima (Terminal deframing unit)dengan menggunakan Wyner –Ash decoder FEC berfungsi untuk membaca dan mencari serta menganalisis lokasi error dari sinyal yang diterima.
- Differential coder
Defrensial decoder adalah suatu proses yang berlawanan dengan proses yang terjadi pada defrensial coder.
- Descrambling
Proses yang terjadi pada descrambler persis sama dengan proses yang terjadi pada scrambler di teminal framin unit. Demikian juga fungsinya adalah untuk memperbaiki spektrum satu sinyal
- Extra bit Demultiplexer
Extra bit demultixplexer befungsi untuk megeluarkan semua sinyal extra bit dari empat stream utama. Sinyal extra bit tersebut antara lain : Order wire, service channel dan auxiliary channel.
- Buffer memory
- Sinkronisasi dan VXO
- Konverter paralel/serial
- Juction
- AIS(Alarm Indication Signal )
- Konversi paralel ke serial
- Konversi NRZ ke CMI
0 komentar:
Posting Komentar