NETWORK MANAGEMENT SYSTEM
Beberapa Istilah Dalam
Network Management System :
I. Pengantar Network
Management System (NMS) :
Sesuai dengan rekomendasi ITU-T M.3010, Network
Management system harus dapat membantu dalam perencanaan, menentukan, memasang,
memelihara, mengoperasikan dan membuat administrasi jaringan komunikasi.
II. Pembagian Network
Pembagian network mengijinkan network yang lebih besar
untuk diatur dengan DXX NMS regional dan tetap menyediakan sentralisasi semua
network. Tanpa pembagian, operator regional mempunyai pandangan semua network.
III. Partitioning
Beberapa hal yang dilakukan
dalam Partitioning :
1. Pembagian
network menjadi lokasi-lokasi dibentuk dalam basis grafik.
2. Setiap
node dianggap sebagai single region (satu lokasi).
3. Yang
menarik dari pembagian network adalah pengaturan penbagian dari network.
4. Pembagian
network terdiri dari subnetwork yang lebih kecil dan hubungan dengan backbone
bersama subnetwork.
IV. Kategori Traffic
(Traffic Categories)
Katagori Traffic dalam network yang besar dibagi menjadi
3 kategori :
1. Region
internal traffic
2. Traffic
terminating at region
3. Transit
traffic
Kategori
ini digunakan untuk pendefinisian level hirarki pada network trunk pada
jaringan.
V. Level Hirarki
Level hirarki dari node-node dan trunk dapat digunakan
untuk membagi network menjadi Access dan Backbone yaitu :
1. Access
L1
2. Backbone/Access
L2
3. Backbone
L3
VI. Protokol Stack
Standar protokol komunikasi menyesuaikan diri dengan CLNS
dan CONS (Q.811) untuk layer yang lebih rendah dan, khususnya LAN dan WAN dan
transaction oriented network type C (Q.812) untuk layer yang lebih tinggi.
Berikut ini tabel standar
yang digunakan oleh layer-layer protokol yang berbeda :
OSI
Layer
|
Protocol
Name
|
Standard
|
Application
|
CMISE
ACSE
ROSE
|
ITU-TX.711
ITU-TX.217,
X227
ITU-TX.219,
X.229
|
Presentation
|
Presentation
|
ITU-TX.208,
X.209, X.226
|
Session
|
Session
|
ITU-TX.215,
X.225
|
Transport
|
TP4
|
ITU-TX.214,
X.224
|
Network
|
CLNS
CONS
|
ISO-IS-8348
ISO-IS-8878
|
Data
link
|
LLC
HDLC
LAPB
|
ISO-IS-8802
ISO-IS-7776
|
Pyhsical
|
LAN
WAN |
Ethernet
medium
RS-232C
or RS-449
|
VII. Hirarki Layers
Pada Manajemen Network dapat dibagi menjadi lima hirarki
layer yaitu :
1. Network
element (nodes, NTU dll)
2. Network
element management (setting parameter dengan bantuan komputer)
3. Network
management (end to end routing)
4. Service
management (performance management, circuit fault management)
5. Business
management (accounting management)
VIII. Area Fungsional
(Functional Area)
Setiap layer lebih lanjut dapat dibagi menjadi area
fungsional yang direkomendasi oleh ITU-T yaitu X.700
IX. Lisensi Fungsional
(Functional Licences)
GUI (Graphical User Interface) menyediakan seperangkat
tools yang terintegrasi untuk manajemen network. Tools-tools ini disebut
lisensi fungsional (Functional Licences) pada Workstation terdiri dari :
1. Security
Manager
2. Network
Editor
3. Network
Router
4. Circuit
Loop Tests
5. Fault
Manager
6. Node
Manager
7. Performance
Manager
8. Trouble
Ticket
9. Network
Capacity Calculator, Circuit Simulator dan Fault Simulator.
Untuk
server membutuhkan Lisensi Fungsional yang disebut :
1. DXX
Communication Server
2. Recovery
Server
Bentuk
konfigurasi Network Management System Martis Tellabs DXX
Secara
global functional area dan functional licences dapat diuraikan sebagai berikut
:
Functional Area
|
Functional Licences
|
a. Performance
Management
|
1) Performance
Manager
2) Nodes
Manager
3) DXX
Server
|
b. Fault
Management
|
1) Fault
Manager
2) Trouble
Ticket
3) Circuit
Loop Test
4) Node
Manager
5) Fault
Simulator
6) DXX
Server
7) Recovery
Server
|
c. Configuration
Management
|
1) Network
Editor
2) Network
Router
3) Circuit
Loop Test
4) Network
Capacity Calculator
5) Circuit
Simulator
6) Security
Manager
7) Unit
Software Management
8) DXX
Server
|
d. Accounting
Management
|
1) Security
Manager
2) Network
Router
3) Circuit
Loop Test
4) Recovery
Server
|
e. Security
Management
|
1) Security
Manager
|
X. NETWORK MANAGEMENT SYSTEM
(NMS)
NMS adalah sebuah alat (tool) untuk operator jaringan,
digunakan untuk membangun, dan memelihara jaringan (network) pada
perangkat DXX MartisTellabs.
Dengan
adanya NMS, operator dapat melakukan antara lain yaitu:
1. Membuat
dan mengetest hubungan
2. Memonitor
jaringan yang gagal
3. Memonitor
performansi statistik
4. Mengatur
penghitungan pelanggan
5. Mempunyai
tekhnik manual/otomatis untuk memperbaiki (recovery) hubungan yang terputus
XI. DXX Network Management Intelegence Martis Tellabs
Martis Tellbas DXX network management intelegence dibagi
menjadi 3 level hirarki :
1. Network
Management System ( NMS / Computer dan atau fault tolerant mini computer)
2. Network
nodes
3. Interface
of the nodes
Desain awal dari konsep DXX
adalah untuk memutuskan kebutuhan NMS dalam bentuk paralel dengan elemen-elemen
network. Hasilnya solusi jaringan terintegrasi dapat ditawarkan kepada para
pelanggan.
XII. Struktur NMS
Struktur Network
Management System (NMS) terdiri dari :
1. DXX
Network diatur oleh DXX NMS.
2. NMS
adalah seperangkat komponen secara interaktif (client) untuk antarmuka pemakai
dan non interaktif (server) untuk melakukan tugas dan penyediaan layanan untuk
komponen yang interaktif.
3. Platform
: IBM PC, IBM OS/2, IBM LAN server
4. Pengaturan
data disimpan dalam relational data base (transaction SQL)
5. Database
server pada beberapa platform didukung Sybase SQL server (Unix Sun Solaris,
FTX, Unix, OS/2).
Penjelasan DXX NMS Martis Tellabs
A. PERFORMANCE MANAGEMENT
1. Performance Manager :
a) Performance
Manager menyediakan fasilitas untuk monitoring keadaan trunk dan circuit,
beban/muatan setiap node dan trunk, dan memperlihatkan control network.
b) Performansi
trunk atau circuit diperlihatkan sebagai G.821 (total time TT, unavailable time
UAT, errored second ES, severely errored seconds SES dan degraded minutes DM).
c) Performansi
setiap trunk dan setiap circuit yang dapat diaplikasikan dimisalkan sehari (24
jam hitungan) atau pada saat penurunan performansi (15 menit hitungan).
d) Statistik
disimpan untuk beberapa bulan.
e) Batas
performansi untuk triggering dari contoh 15 menit counters dapat diset secara
individu untuk semua interface, trunk dan circuit.
f) Performansi
statistic dapat dilaporkan dalam bentuk tersusun dalam tabel sebagaimana dalam
form grafik. Format dari laporan, ukurannya dapat disesuaikan.
g) Beban
pada node dapat diperlihatkan sebagai rasio dari penggunaan kapasitas cross
connect dengan kapasitas cross connect yang tersedia.
h) Beban
pada trunk diperlihatkan sebagai rasio dari kapasitas yang digunakan dengan
kapasitas yang tersedia.
i) Performansi
control network diperlihatkan sebagai transaksi dan transaksi penghitung
kesalahan untuk setiap node.
2.
Nodes
Manager
a) Node
Manager menyediakan fasilitas untuk mengatur elemen jaringan secara fisik
seperti node-node, unit-unit, interface dan NTUs di antaranya :
¨
Fasilitas pengaturan elemen
¨
Setting parameter
¨
Fault dan error monitoring
dari setiap unit
¨
Testing (memory, voltage dan
test loopback)
¨
Test performansi (G.821 dari
interface)
b) Memperlakukan
node tunggal pada suatu waktu dimana fault dan performance manager beroperasi
pada level network.
c) Hardware
(HW) tool (updates DB too) untuk pengaturan elemen jaringan secara fisik
d) Hanya
komponen NMS user interface di dalam Service Computer
3.
DXX
Server
DXX Communitation Server
melakukan tugas dan menyediakan pelayanan hubungan ke komponen NMS yang lain.
Kegunaannya yaitu :
a) Komunikasi
melayani elemen jaringan secara fisik dan ke database (control path service)
b) Pemberian
data kesalahan (fault) dari node network
c) Penerimaan
secara spontan kesalahan trunk dikirim dari trunk interface unit
d) Performansi
data polling (24 jam dan 15 menit)
e) Network
real time dan pendistribusian dari network nodes
f) Pengecekan
HW/DB secara konsisten
g) Monitoring
backup
h) Terhubung
ke DXX Network dengan asinkronus (9,6 kbit/s) link dan/atau X.25 (64 kbit/s)
link.
B. FAULT MANAGEMENT SYSTEM
1.
Fault
Manager
Fault
manager menyediakan fasilitas untuk memonitor kesalahan di dalam obyek network
termasuk sirkuit dari network.
a) State
kesalahan (fault) dari obyek network adalah normal, peringatan (alert) atau
keadaan salah (faulty), diantaranya :
¨
Dalam normal state, obyek
tidak mengandung kesalahan.
¨
Dalam peringatan (alert)
state, obyek mengandung satu atau lebih kesalahan yang belum diakui
(acknowledge).
¨
Dalam faulty state, obyek
mengandung satu atau lebih kesalahan yang telah diakui.
b) Kesalahan
yang parah diindikasikan dengan pengkodean warna (PMA fault berwarna merah, DMA
fault berwarna kuning dan MEI fault berwarna hijau).
c) Kesalahan
diindikasi dengan warna yang statis dan peringatan (alert) dalam bentuk blink.
d) Fault
Manager dapat disetel dengan fault filtering. Penyetelan mempengaruhi
penanganan kesalahan sementara.
2.
Trouble
Ticket
Trouble Ticket (TT)
menyediakan fasilitas untuk mencatat informasi pada permasalahan pelayanan
network diantaranya :
a) Masalah
/ problem pada umumnya dihubungkan dengan bagian pelanggan, sirkuit atau elemen
network.
b) Penggambaran
masalah dicatat ke dalam formulit trouble ticket (TT). Penambahan informasi
pada permasalahan dapat dengan cara dilampirkan ke TT (network fault) atau
diakses dari TT (performansi sirkuit statistik, G.821).
c) Tiga
bentuk dari trouble ticket :
¨
Pelanggan/TT sirkuit
dicantumkan ke pelanggan atau sirkuit, biasanya dibuat berdasarkan informasi
keluhan dari pelanggan.
¨
Network TT dilampirkan ke
elemen network seperti trunk, unit atau NTU dan biasanya dibuat berdasarkan
tanggapan dari alarm yang berasal dari network.
¨
General TT/TT yang umum
dibuat ketika problem tidak dapat di lampirkan ke pelanggan, sirkuit atau
elemen network.
d) TT
mendefinisikan inisialisasian. Operator-operator dapat mengedit, menutup dan
menghapus TT pada saat operator yang lain hanya melihat.
3.
Circuit
Loop Test
Circuit loop test
menyediakan fasilitas mengetest sirkuit untuk mencari kesalahan (fault) dan
mengukur kualitas dari sirkuit dan media transmisi.
a) Di
dalam band BER-test dengan sumber internal terst dan loop (pengulangan)
b) Test
dapat diadakan antara end-points atau antara beberapa intermediate point dari
sirkuit.
c) Selama
pengetesan, sirkuit di loop dan internal test transmitter/receiver di dalam
node digunakan untuk membangkitkan pola/susunan test ke sirkuit dan untuk
memonitor signal yang diterima.
d) Hasil
dari test diperlihatkan sebagai bit kesalahan dan G.821 counter atau
penghentian sinyal counter.
e) Perlengkapan
external test dapat juga digunakan pada saat tidak ada hasil test tersedia.
f) Pengetesan
dalam waktu yang lama dapat dimasukkan ke dalam katalog test dan dimasukkan ke
background tanpa interferensi NMS.
4.
Node
Manager
Penjelasan sama dengan Permormance
Manager pada point 2.
5.
Fault
Simulator
Fault simulator adalah alat
(tool) perencanaan network untuk mengetest toleransi kesalahan di dalam
network.
Dengan fault simulator anda
dapat Menyebabkan fault trunk dan node selalu simultan
6.
DXX
Server
Penjelasan sama dengan Performance Manager point 3.
7.
Recovery
Server
Recovery Server
dapatmenyediakan fasilitas untuk melindungi sirkuit dari kegagalan network.
Recovery beroperasi baik pada trunk maupun lever sirkuit.
Pada
saat network fault, pertama kali dicoba untuk memperbaiki trunk. Bila tidak
berhasil, memperbaiki sirkuit dilakukan.
7.1 Trunk Recovery :
a) Kapasitas
network trunk dibagi antara primer dan backup trunk.
b) Pertukaran
trunk pada trunk primer yang sedang fault diganti dengan paralel backup trunk
(usaha pertama).
c) Di
dalam trunk, rerouting pada primer trunk yang fault diganti dengan route backup
trunk melalui satu atau lebih node.
7.2 Circuit Recovery
a) Backup
route dapat didefinisikan sebelumnya atau secara spontan.
b) Pembagian
kapasitas time slot di trunk primer ke kapasitas primer dan kapasitas backup.
c) Kapasitas
primer digunakan untuk sirkuit, backup reoute sebelumnya dan backup route
dynamic.
d) Kapasitas
backup digunakan hanya untuk route backup dynamic.
e) Sirkuit
dengan route backup sebelumnya dilindung(diprotect) dengan pensaklaran sirkuit
dari yang pokok ke route backup
C. CONFIGURATION MANAGEMENT
1.
Network Editor
Network editor menyediakan
fasilitas untuk mendefinisikan topologi dan konfigurasi pada sebuah network dan
topologi dari pengontrolan network.
a) Database
tool
b) Topologi
Network ditentukan dengan menempatkan lokasi, node, trunk dan NTUs ke dalam
peta network semirip mungkin dengan meletakkan node-node tersebut ke dalam
lokasi.
c) Konfigurasi
network ditentukan dengan melengkapi node dengan unit-unit, dengan perlengkapan
dari unit-unit dengan modul interface, dan dengan cara mengikat trunk dan NTUs
ke interface.
d) Topologi
pengontrolan jaringan ditentukan dengan memberikan node-node ke area DXX
Communication Server.
e) NWED
Toolbox terdiri dari tool yang terpisah dimana digunakan ketika pembangunan DXX
Network.
2.
Network
Router
Router menyediakan fasilitas untuk membuat, merubah dan
menghapus sirkuit diantaranya :
a) Point-to-point,
point-to-multipoint, compressed point-to-point, broadcast atau swap circuit.
Sirkuit point-to-point may be time controlled.
b) Routing
secara manual atau otomatis.
c) Pada
peroutingan route manual seperti node dan trunk dipilih secara manual.
d) Pada
routing secara otomatis, node dan trunk dipilih secara otomatis dalam route.
Autorouter menggunakan algoritma path terpendek yang ditentukan secara optimal
dengan ketentuan yang sudah pasti (seperti panjang, biaya, dan waktu propagasi)
e) Adanya
pengecekan parameter.
f) Managemen
kapasitas (time slot trunk dan bit alokasi time slot keduanya secara manual
atau otomatis).
0 komentar:
Posting Komentar