III.I Sistem Single
Channel Per Carrier ( SCPC )
Sistem SCPC ( Single
Channel Per Carrier ) merupakan salah satu metoda akses dalam sistem komunikasi
satelit yang berfungsi untuk melaksanakan proses pengolahan kanal suara ( voice
channel ) dangan band frekuensi dari 0.3 s/d 3.4 KHz menjadi kanal RF ( Radio
Frequency ) yang terletak pada frekuensi sekitar 6 GHz untuk dipancarkan ke
satelit dan atau sebaliknya mengolah kanal RF yang terletak pada frekuensi
disekitar 4 GHz menjadi kanal suara.
Di dalam sistem SCPC
setiap kanal suara mempunyai carrier tersendiri yang berbeda satu sama lain
,masing-masing carrier dipancarkan dan menduduki salah satu slot frekuensi pada
transponder satelit, dimana spacing ( jarak ) antar kanal adalah 30 KHz.
Dalam praktek
penggunaannya sistem SCPC dapat dioperasikan dalm empat jenis mode operasi,
yaitu :
1). Mode DA ( Demand Assigned ).
Sistem SCPC DA yaitu cara
pengoperasian dimana frekuensi pembawa serta tujuan komunikasi dapat dipilih
sesuai kebutuhan dan diatur oleh master station, jadi untuk suatu hubungan
tidak selalu menggunakan frekuensi yang tetap karena semua carrier dapat
digunakan secara bergantian sesuai dengan
kebutuhan.
2). Mode FRASSER ( Fast Re Assignment
Service ).
Sistem SCPC FRASSER yaitu cara
pengoperasian diman penggunaan carrier tidak fixed, tapi tujuan komunikasinya
fixed, ini berguna untuk lebih mempercepat komunikasi ke suatu kota
tertentu.
3). Mode PA P to P ( Permanent
Assignment Point to Point ).
Sistem SCPC PA P to P yaitu cara
pengoperasian dimana frekuensi pembawa ( carrier ) serta tujuan komunikasi
diatur secara fixed baik secara local maupun secara remote, dimana stasiun
transmit dan receive menggunakan frekuensi yang berbeda tetapi berpasangan.
4) Mode PA Loop Back ( Permanent
Assignment Loop Back ).
Sistem SCPC PA Loop Back, yaitu cara
pengoperasian diman frekuensi pembawa serta tujuan komunikasi diatur secara
fixed, namun stasiun transmit dan receive menggunakan frekuensi yang sama, jadi
satu kanal frekuensi digunakan baik untuk kirim maupun untuk terima . Mode ini
lebih cocok digunakan untuk komunikasi secarqa broad cast, dan contoh
pengoperasiannya sudah diaplikasikan pada sistem SISDIKSAT saat ini.
Jika sistem FDMA-FM digunakan terutama untuk
melayani komunikasi untuk kota-kota dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi,
maka sistem SCPC digunakan untuk melayani komunikasi kearah kota-kota dengan
kepadatan lalu lintas yang rendah. Namun dengan mode DA kanal-kanal sistem SCPC
dapat digunakan untuk komunikasi ke berbagai kota tujuan yang berbeda-beda.
Gbr
3.1 Tehnik Akses SCPC
Dimana : fc =
frekuensi carrier
Fc1
¹Fc 2 ¹Fc3
Modulasi
FM
III.I.I Spacing
Jarak antara satu carrier
dengan carrier yang lain berdekatan dinamakan Spacing. Untuk pengoperasian SCPC
di PT.TELKOM ditetapkan besarnya spacing 30 KHz.
Telah diketahui bahwa
Bandwidth frekuensi sebuah transponder satelit Palapa adalah 36 MHz dengan
demikian, maka kalau ditinjau dari segi bandwidth, satu transponder harus mampu
memuat 1200 kanal.
III.I.2 Channel Offset
Channel Offset adalah
selisih frekuensi antara frekuensi kirim dan frekuensi terima sebuah modem
SCPC.
Contoh :
Modem A Modem B
Frekuensi Tx A Frekuensi
Tx B
Frekuensi Rx A Frekuensi
Rx B
Channel Offset adalah
F Tx A – F Rx A atau F
Rx A – F Tx A
F Tx B – F Rx B atau F
Rx B – F Tx B
Apabila
Þ
F Tx > F Rx
( Modem dinamakan Listen Low )
Þ
F Rx > F Tx
( Modem dinamakan Listen High )
Catatan :
Untuk keperluan pengukuran dilakukan
loop back, modem akan menerima sinyal-sinyal yang dipancarkan sendiri ( F Rx =
F Tx ).
III.I.3 Sistem Modulasi
Sistem modulasi yang digunakan adalah frekuensi
modulasi ( FM ) plus pre-emphasi. IF center frekuensi 70,02 MHz mulai dari
50,02 MHz s/d 88,02 MHz dengan step 30 KHz.
Sedangkan untuk proses demodulasinya
menggunakan TED ( Threshold Extension Demodulator ) . Karena dengan teknik TED
ini dapat memperbaiki kualitas sebesar 4 dB dibandingkan dengan Threshold
Discriminator biasa.
III.I.4 Parameter Penting Sistem SCPC
Parameter-parameter penting yang
sangat berpengaruh terhadap kualitas adalah :
a.
Power Transmit
Power transmit erat kaitannya dengan
C/N yang diterima di
Penerima. Dengan operating C/N sebesar yang diperoleh S/N
sebesar 53
dB.
Nilai S/N ini cukup memenuhi syarat, akan tetapi marginnya
sangat kecil. Andaikata power transmit oleh suatu sebab misalnya hujan atau
lalai dalam pemeliharaan, menyebabkan S/N turun 3dB, sehingga untuk harga S/N
kurang dari 50 dB sudah tidak memenuhi syarat atau standard CCITT.
Perlu diingat, bahwa
transponder untuk sistem SCPC terdiri dari multi carrier, jika level transmit
dari carrier-carrier SCPC dinaikkan, transponder akan dikemudikan kearah
saturasi, sehingga akan menyebabkan noise intermodulasi naik.
Hal ini akan
mengakibatkan seluruh sistem SCPC pada transponder tersebut mengalami penurunan
kualitas, bahkan mungkin bisa mengakibatkan hal yang lebih fatal.
b. Akurasi Frekuensi
Kita telah mengetahui
bahwa alokasi bandwidth ( spacing ) satu kanal SCPC adalah 30 Khz, sehingga
akurasi frekuensi menjadi hal yang sangat kritis. Frekuensi drift sebesar
puluhan Hertz pada Master Oscilator akan menyebabkan drift ditingkat RF dalam
orde KHz dan jika drift di tingkat RF melebihi 4 KHz, kualitas hubungan menjadi
sangat buruk.
Keuntungan yang diperoleh dalam
penggunaan SCPC
1.
Mode hubungan dapat disesuaikan apakah menggunakan PA atau DA
ataupun FRASER bersifat fleksibel.
2.
Dapat menggunakan sistem VOX ( Voice Operated Carrier ), yang
artinya carrier akan memancar apabila pembicaraan atau signaling. Hal ini
merupakan suatu sistem yang dapat mengurangi daya yang dipancarkan ke satelit.
III.2
Sistem Frequency Division Multiple Access (FDMA)
Sistem FDMA-FM adalah salah satu
metode akses sistem komunikasi satelit
dengan menggunakan modulasi frekuensi dan tiap-tiap stasiun bumi dibedakan
frekuensi pancarnya, sehingga lebar bidang frekuensi transponder satelit akan
dibagi menjadi beberapa bidang frekuensi yang akan diduduki oleh masing-masing
stasiun . Bumi sesuai dengan frekuensi pancar dan lebar bidang frekuensi yang
diperlukan . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
Gambar 3.2 memperlihatkan tiap-tiap
stasiun bumi memancar dengan menggunakan frekuensi pancar yang berbeda satu
sama lainnya.
Dari gambar 3.3 dapat dilihat bahwa antara
stasiun bumi A,B,C dan D ada perbedaan frekuensi pancar yaitu F1 , F2
, F3 , dan F4 . Lebar bidang frekuensi yang
diduduki oleh setiap stasiun bumi juga berbeda , sesuai dengan jumlah kanal
yang dipancarkan .
Gbr.
3.4 Tehnik Akses FDM-FM
Dimana : fc =
frekuensi carrier
Fc1
¹Fc 2 ¹Fc3
Modulasi
AM
●
Keuntungannya :
w Mudah diterapkan pada
komunikasi satelit.
w Teknologi FDM-FM sudah
dikenal .
w Tidak membutuhkan
sinkronisasi waktu.
●
Kerugiannya :
w Timbul intermodulasi pada
TWT satelit, karena dioperasikan dengan multi carrier.
III.3
Sistem Code Division Multiple Access (CDMA)
Pada sistem CDMA selumlah
stasiun bumi menduduki seluruh bidang frekuensi transponder secara terus
menerus dan bersamaan , hanya antara setiap stasiun bumi tersebut dibedakan
kode sinyalnya masing-masing . Jadi setiap stasiun bumi memiliki kode
masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya .
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 3.5 dan 3.6 berikut :
III.4 Sistem Time Division
Multiple Access (TDMA)
Sistem TDMA adalah
merupakan salah satu metode akses sistem komunikasi satelit , dimana pada
sistem ini sudah menggunakan teknologi digital, tiap-tiap stasiun bumi akan
memancarkan sinyal ke satelit menurut celah waktu yang telah disediakan secara
bergiliran, sedangkan frekuensi pancar dari setiap stasiun bumi semuanya sama .
Setiap stasiun bumi
memancarkan sinyal ke satelit dalam bentuk “burst” secara bergantian menurut celah waktu
masing masing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.7 yang
menunjukkan konsep dasar sistem TDMA.
Dalam sistem TDMA dimana untuk satu
transponder hanya ada satu carrier (pembawa) yang diolah, maka power amplifier
untuk transpondernya dapat dioperasikan mendekati titik jenuhnya, karena tidak
mungkin terganggu oleh intermodulasi, sehingga output transpondernya dapat
dioptimalkan.
Hal
ini dapat dimungkinkan karena semua stasiun bumi yang menduduki transponder
tersebut menggunakan frekuensi pancar yang sama dan hanya celah waktu pancarnya
yang membedakan masing-masing stasiun bumi. Jadi pendudukan transponder oleh
sinyal-sinyal dari semua stasiun bumi. Jadi pendudukan transponder oleh
sinyal-sinyal dari semua stasiun bumi yang tergabung dalam jaringan TDMA
terbentuk burst-burst dengan celah waktu tertentu dan antara burst terdapat
celah waktu sempit sebagai guard time agar tidak terjadi over lapping
pada burst tersebut.
Sistem komunikasi
satelit menggunakan metoda pengiriman secara TDMA terdiri dari:
³
LBR ( Low Bit Rate )
-
Kapasitas kecil 2 x 2 Mbps
-
Sifat pentransmisian Frekuensi Hoping
Frekuensi Hoping
maksudnya carrier-carrier pada transponder dapat ditempati untuk berkomunikasi
apabila kosong dan tidak tetap letaknya.
Dapat menepati sembarang carrier sebelum dipakai terminal
lain untuk berhubungan.
¨
Dioperasikan pada DAMA ( Demand Assignment Multiple Access ),
terdiri atas :
o
Semi DAMA
1. Frekuensi tidak tentu pada
transponder.
2. Destinasi tertentu dan
biasnya lebih dari 1 destinasi.
o
Fully DAMA
1. Frekuensi tidak tentu pada
transponder.
2. Destinasi tidak tentu.
Hubungan dapat pada sembarang arrier dalam satu transponder dengan 36
destinasi.
³
MBR ( Medium Bit Rate )
-
Kapasitas medium ± 40 Mbps
-
Sifat pentransmisiannya menggunakan Transponder Hoping
Tempat untuk berkomunikasi
antar terminal menggunakan dan memilih secara sembarang satu transponder.
Digunakan bersama oleh semua stasiun yang ada di jaringan.
¨
Dioperasikan pada DAMA dan PAMA (Permanent Assignment
Multiple Access)
1.
Frekuensi tertentu
2.
Destinasi tertentu
a.
Keuntungan dari sistem TDMA
Untuk keperluan sistem
TDMA, power amplifier hanya dibebani satu carrier saja, sehingga titik jenuhnya
lebih besar dan dapat bekerja pada titik jenuhnya, sebagai akibatnya keluaran
transponder bias maksimal, kapasitas kanal bias lebih banyak. Selain itu
interfrensi frekuensi tidak terjadi.
Kelebihan penerapan sistem
TDMA jika dibandingkan dengan sistem FDMA, pada kapasitas transponder untuk
penggunaan banyak stasiun bumi secara bersamaan kiranya dapat lebih jelas
dilihat dari gambar berikut.
Dari gambar kurva diatas
tampak jelas bahwa dengan sistem TDMA kapasitas lebih dari 900 kanal telepon,
tapi dengan sistem FDMA kapasitas transponder bias mendekati 600 kanal, karena
jika jumlah pengguna transponder tersebut maksimal 4 stasiun bumi dan jika
jumlah pengguna transponder melebihi 6 stasiun bumi maka kapasitas
transpondernya kurang dari 500 kanal telepon. Jika jumlah stasiun buminya
bertambah banyak maka kapasitas transpondernya akan merosot. Oleh karena itu
dalam sistem FDMA tidak mudah untuk memperbesar jumlah stasiun bumi per
transponder sehingga tidak fleksibel, apalagi dengan penambahan stasiun bumi
beraru harus melakukan pengaturan frekuensi lagi dengan sistem TDMA hal
tersebut tidak terjadi.
Dari pengalaman didapatkan
bahwa dengan sistem FDMA 10 stasiun bumi pada satu transponder maka kapasitas
hanya 450 kanal telepon.Dengan lebar band transponder sebesar 36 MHz tapi
dengan sistem TDMA dengan lebar band 36 MHz dan sebanyak 10 stasiun bumi pada 1
transponder diperoleh kapasitas transponder hingga 960 kanal.
Keuntungan lain dari
sistem TDMA adalah tidak perlunya pengaturan frekuensi yang rumit, tidak
perlunya pengontrolan yang ketat dari daya pancar tiap stasiun bumi, serta
dapat dengan mudah untuk transmisi data.
Sistem TDMA adalah sistem
digital oleh karena itu untuk masa yang akan datang lebih cocok, sebab masa
yang akan datang adalah masa digitalisasi artinya sistem analog harus mulai
ditinggalkan secara perlahan-lahan untuk diganti dengan sistem digital. Sistem
digital merupakan sistem transmisi yang lebih baik, karena lebih tahan terhadap
gangguan derau berhubung dalam sistem digital terjadi regenerasi pulsa.
Selain dari itu pada
sistem digital penggunaan band frekuensi dapat dihemat dengan teknik modulasi
yang lebih canggih, sehingga dengan lebar band yang lebih kecilpun dapat
ditransmisikan kanal lebih banyak dibandingkan pada sistem analog.
b. Kelemahan
dari sistem TDMA
Sistem TDMA memiliki
berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan sistem lainnya. Tapi ada juga
beberapa kelemahan dari sistem TDMA yaitu antara lain adalah :
·
Sistem memerlukan sinkronisasi waktu yang baik pada tiap
stasiun bumi sehingga diperlukan sumber acuan waktu ataupun waktu referensi
agar pewaktuan pada semua stasiun bumi menjadi akurat.
·
Delay time diakibatkan oleh jarak, harus menjadi pemikiran
sebab jarak dari setiap stasiun bumi ke satelit tidak sama. Berbeda satu dengan
yang lain dan semuanya berjarak jauh dari satelit sehingga delay time menjadi
cukup besar bagi sistem.
·
Peralatan untuk sistem TDMA cukup mahal dan lebih pelik
sehingga memerlukan penanganan oleh petugas yang terampil.
c. Konfigurasi
perangkat sistem TDMA
Sistem TDMA atau jaringan secara
keseluruhan terdiri atas beberapa perangkat dengan konfigurasi sebagai berikut
:
·
Satelit atau transponder satelit bias satu ataupun beberapa.
Transponder yang berfungsi sebagai repeater ( pengulang ) serta penguat dan
translasi frekuensi dari frekuensi uplink menjadi frekuensi downlink dengan
selisih sebesar 2225 MHz untuk penggunaan dalam daerah frekuensi c-band maka
besar frekuensi uplink ini berkisar antara 5925 MHz sampai 6425 MHz dan
fekuensi downlinknya berkisar antara 3700 Mhz sampai 4200 MHz sedang untuk
penggunaan band frekuensi low band maka besarnya frekuensi uplink berkisar
antara 14000 MHz dan frekuensi downlinknya berkisar antara 11700 MHz sampai
dengan 12200 MHz.
·
Beberapa stasiun bumi terminal ( nodes ) yang merupakan
terminal bagi sinyal yang datang dari satelit ataupun yang akan menuju satelit.
Stasiun bumi terminal ini berfungsi untuk mengolah seluruh sinyal yang datang
dari bumi agar dapat ditransmisikan ke satelit maupun sebaliknya.
d. Pengembangan sistem
TDMA
Meskipun
TDMA ini merupakan regenerasi dari sistem FDMA, tetapi TDMA juga memiliki
kelemahan yaitu : pemborosan bandwidth dimana time slot dialokasikan menurut
jenis pembicaraannya :
Versi
terbesar dari TDMA adalah EXTENDED TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS ( E TDMA )
yang dirancang untuk mengatasi pemborosan bandwidth tersebut. Dari pada TDMA
menunggu untuk menentukan apakah subscriber sedang melakukan transmit maka E
TDMA ditunjuk subscriber secara dinamik. E TDMA mengirim data secara
terus-menerus sampai perhentian dimana normal speech berisi. Ketika subscriber
memiliki sesuatu untuk ditransmit, maka subscriber menaruh satu bit kedalam
deretan buffer. Sistem peneliti buffer lalu memberitahukan bahwa pelanggan
memiliki sesuatu untuk ditransmit, dan mengalokasikan bandwidth dengan
berurutan. Jika subscriber tidak memiliki sesuatu untuk ditransmit, deretan
semata-mata menuju subscriber berikutnya. Jadi daripada ditunjuk secara acak
maka waktu dialokasikan sesuai kebutuhan. Jika partner dalam pembicaraan
telepon tidak berbicara saling menindih satu sama lain teknik ini hampir dua kali
lipat dari efisiensi spectral dari TDMA membuatnya hampir sepuluh kali sam
efisiensinya dengan transmisi analog.
III.5 Sistem Intermediate Data Rate (
IDR )
Pada dasarnya sistem IDR
adalah mirip dengan sistem FDMA-FM dimana setiap stasiun bumi dibedakan menurut
frekuensi pancarnya, sehingga lebar bidang frekuensi yang akan diduduki pada
masing-masing stasiun bumi sesuai alokasi frekuensi yang telah ditentukan.
Perbedaannya dengan sistem
FDMA-FM terletak pada sistem modulasi ditingkat IF ( Intermediate Frequency ),
jika pada sistem FDMA-FM masih menggunakan sistem analog maka pada sistem IDR
menggunakan sistem digital.
Perbedaan yang lain adalah
pada penggunaan bidang frekuensi transponder, lebar bidang frekuensi pancar
dari masing-masing stasiun bumi untuk sistem FDMA-FM bervariasi sesuai dengan
jumlah kanal yang ditransmisikan, namun pada sistem IDR lebar bidang frekuensi
pancar dari masing-masing stasiun bumi terbatas maksimum pada ± 2 MHz.
Dengan menggunakan sistem
pengganda ADPCM ( Adaptive Differential Pulse Code Modulaition ) maka jumlah
kanal dari sistem IDR dapat menjadi dua kali lipat dengan lebar bidang
frekuensi yang sama, dan apabila digunakan sistem pengganda PCME ( Pulse Code
Modulation Expansion ) maka jumlah kanal pada sistem IDR dapat digandakan
menjadi lima kali lipat.
IDR (Intermediate Data
Rate) merupakan salah satu jenis dari komunikasi digital. Sistem IDR ini
berfungsi untuk mengirimkan data secara terus- menerus dari satu titik ke titik
lain dan kanal-kanal yang ditransmisikan dimultipleks dahulu sebelum dikirim
secara bersamaan.
Dalam operasinya, sistem
telekomunikasi IDR menggunakan standar yang telah digunakan dibanyak negara
yaitu IESS (Intelsat Earth Station Standard) dokumen IESS 308. Di dalam dokumen
IESS-308 tersebut dijelaskan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk
perangkat-perangkat staiun bumi yang beroperasi dalam sistem transmisi IDR
digital carrier.
Secara singkat berikut ini
akan dijelaskan beberapa standar dalam dokumen IESS-308 yang berhubungan dengan
modem IDR.
1. Jenis modulasi yang
digunakan adalah QPSK koheren dengan menggunakan FEC rate ¾.
2. Kecepatan informasi (
information rate ) yang ditransmisikan mulai dari 64 Kbps sampai dengan 44,374
Mbps.
3. Pada kecepatan informasi
1.544, 2.048, 6.132, 8.448, 32.064, 34.368, dan 44.376 Mbps. Intelsat telah
mendefinisikan suatu Overhead Framing yang akan memberikan fasilitas ESC (
Engineering Service Circuits ) dan Maintenance Alarm.
4. FEC coding pada rate ¾
adalah dari jenis Puncture Type Convolution Encoder.
5. FEC decoding yang
digunakan adalah jenis Soft Deission Viterbi Decoding yang harus mempunyai
Coding Gain cukup besar untuk Eb/No yang dipersyaratkan.
6. Untuk mengurangi maximum
power flux density dalam transmisi, digunakan teknik scrambling sebagaimana
dipersyaratkan CCITT rec.V35.
7. Demodulator yang digunakan
dipersyaratkan harus memenuhi criteria BER.
BER lebih baik dari Pada Eb/No
(dB )
10-3
5.3
10-7 8.3
10-8 8.8
Informasi yang dapat dilewatkan oleh
IDR dapat berupa voice, fax dan data. Sedangkan untuk video sulit dilewatkan
oleh IDR. Di bawah ini adalah gambar dari konfigurasi sistem stasiun bumi IDR.
¨
Exchange ( sentral )
Exchange berfungsi untuk
menghubungkan sekaligus meneruskan informasi yang diterima ke perangkat echo
canceller.
¨
Echo Canceller ( E/C )
Echo
canceller berfungsi untuk menghilangkan gema yang timbul dengan cara
membangkitkan replica sinyal gema dan mengurankan dari sinyal gema asli.
Menurut CCITT gema tidak akan mengganggu apabila waktu terdengarnya gema <
40 ms.
Berikut ini
adalah blok diagram dari Echo Canceller secara sederhana.
¨
AD PCM Transconder
AD PCM adalah suatu metoda kompresi sinyal pembicaraan yang
telah menjadi rekomendasi dari CCITT. Dalam teknik AD PCM 32 Kbps, setiap
cuplikan sinyal pembicaraan dikodekan ke dalam 4 bit data biner. Dengan teknik
AD PCM ini akan diperoleh data suara dengan laju 32 Kbps.
Transcoder CEPT
Transcoder CEPT berfungsi untuk
melipat gandakan kapasitas kanal suara dalam fasilitas transmisi PCME-1 2048
Kbps dengan mengkodekan data PCM masing-masing kanal suara dari 2 buah aliran
data PCME-1 ke dalam AD PCM 32 Kbps. Data hasil pengkodean masing-masing kanal
suara tersebut kemudian disusun dalam struktur frame aliran data AD PCM untuk
ditransmisikan.
Pada sisi penerima, data AD
PCM 32 Kbps masing-masing kanal yang diterima dikodekan kembali ke dalam bentuk
PCM dan disusun kembali ke dalam dua buah allran data PCM sesuai dengan aliran
data PCM asalnya.
¨
Modem IDR
Modem IDR adalah perangkat
yang berfungsi mengubah sinyal digital
baseband dari perangkat tail link ke dalam bentuk sinyal IF yang dapat
ditransmisikan melalui satelit, serta mengubah kembali sinyal IF dari transmisi
satelit ke dalam bentuk sinyal digital baseband ke perangkat tail link.
Sinyal digital baseband dari
dan ke peralatan tail link pada umumnya mempunyai format HDB-3, sedangkan
sinyal IF dari dan ke perangkat transmisi adalah sinyal 70 MHz dengan modulasi
QPSK.
q
Modem terdiri atas :
n
Modulator
n
Viterbi Decoder
n
Demodulator
n
M & C
n
Interface
n
Power Supply
q
Parameter-parameter Modem
n
Eb/No ( Energy bit dibandingkan daya noise )
n
R Signal Level
n
BER ( menyatakan banyaknya bit error dalam suatu jumlah atau
periode pengiriman bit info ).
n
7x power
q
BER ( Bit Error Rate ), terdiri atas :
n
Raw BER yang masih asli belum diberi fungsi FEC ( Forward
Error Correction ). Biasanya mencapai 10-8
n
Correction BER yang sudah diberi fungsi FEC. Biasanya
mencapai 10-8
q
FEC ( Forward Error Correction ), terdiri atas :
n
FEC ½ artinya bit yang terkirim = 2/1 x bit rate
n
FEC ¾ artinya bit yang terkirim = 4/3 x bit rate
n
FEC 7/8 artinya bit yang terkirim = 8/7 x bit rate
Contoh : Bila disebut informasi
dengan bit rate 1024 berarti :
w FEC ½
Bit yang terkirim = 2 x
1024 = 2048
Bit informasi = 1024
Bit FEC = 1024
w FEC ¾
Bit yang terkirim = 4/3 x 1024 =
1365,33
Bit informasi = 1024
Bit FEC = 1024
w FEC 7/8
Bit yang terkirim = 8/7 x 1024 = 1170,2857
Bit informasi = 1024
Bit FEC = 1024
t RF Up & Down Converter
Up converter (CM-22943U) mengubah sinyal IF 70 MHz menjadi
RF 6 GHz. Sedangkan Down converter (CM-22943D) berfungsi untuk mengubah sinyal
RF 4 GHz menjadi sinyal IF 70 MHz. CM-22943 bisa beroperasi dengan dua mode,
yaitu mode transponder dan mode center frequency.
t HPA (High Power Amplifier)
HPA adalah suatu amplifier dengan frekuensi kerja berorde
GHz (daerah microwave).
Amplifier ini dinamai High Power karena daya output yang mampu dihasilkan cukup
tinggi, umumnya diatas 100 watt.
Pada umumnya suatu HPA dilengkapi dengan sebuah directional
coupler ( sering disebut coupler saja ) yang berfungsi untuk mengambil sample
sinyal output HPA untuk diukur tanpa mengganggu HPA yang sedang bekerja.
Coupler bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
t LNA ( Low Noise Amplifier
)
LNA adalah sejenis amplifier yang
bekerja pada sinyal yang levelnya sangat kecil, ordenya sekitar –120 s/d 60 dBm
atau sekitar satu sampai seperjuta Nanowatt.
Sinyal berorde Nanowatt itu sangat
peka terhadap noise. Meskipun noise dapat muncul darimana saja, akan tetapi
noise yang paling dominan untuk sinyal berorde Nanowatt adalah noise
temperature.
III.5.1 Keuntungan
Contoh : BER = 10-3 , 1 bit salah dalam
1000 bit data yang diterima.
w Eb/No
w Sistem ini mendukung
perkembangan kearah jaringan ISDN, dengan biaya investasi yang rendah.
w Sangat fleksibel dalam
pengalokasian frekuensi.
w Penggunaan daya yang lebih
efisien dibanding pada sistem analog.
w Dapat diintegrasikan
langsung ke peralatan stasiun bumi yang ada, baik analog maupun digital.
III.5.2 Kerugian
w Menggunakan sistem
Permanent Assignment (PA), maka hubungan antar stasiun bumi terbatas. Untuk
penggunaan secara luas, diperlukan hubungan hoop ganda.
III.5.3 Besaran penting
dalam operasi modem IDR
w BER (Bit Error Rate)
Perbandingan antara
banyaknya data yang salah diterima dengan jumlah data yang diterima seluruhnya.
Perbandingan antara energi
perbit dengan cepat daya noise.Besaran ini nuga menunjukkan kualitas dari
signal RF/IF yang diterima oleh modem. Unsur yang dipengaruhi besaran Eb/No
adalah kecepatan transmisi data dan noise bandwidth dari demodulator.
w Noise Bandwidth
Ini adalah bandwidth dari
sebuah filter ideal yang akan menghasilkan daya noise equivalen dengan daya
noise keluaran filter demodulator.
w FEC ( Forward Error
Correction )
Perbandingan jumlah bit
informasi dengan jumlah bit yang ditransmisikan.
Contoh : FEC Rate : ¾
berarti setiap 4 bit yang ditransmisikan mengandung 3 bit informasi FEC.
w Transmision Rate
Adalah perbandingan bit
yang ditransmisikan dalam satu detik.
TR
= ( Information Rate + Overhead Bit ) x 1/FEC
= ( 2048 Kbps + 96 Kbps ) x 4/3
= 2858.667 Kbps
¨
LTG : Merupakan perangkat switching yang menghubungkan pelanggan dengan sistem satelit
dengan output 2 Mb.
¨
MODEM : Adalah perangkat yang mengubah sinyal Base Band
menjadi sinyal IF ( Intermediate Frequency ).
¨
UP Converter : Adalah perangkat yang mentransmisikan sinyal
IF 70±18 menjadi sinyal RF (
5,935 – 6,425 ) GHz
¨
HPA : Adalah perangkat penguat daya frekuensi RF
yang akan dipancarkan ke satelit.
¨
LNA : Adalah perangkat penguat daya lemah yang
diterima dari satelit.
¨
BPF : Perangkat yang berfungsi melewatkan frekuensi
tertentu.
¨
Down Conv : Perangkat yang berfungsi mentranslasi sinyal
RF menjadi sinyal IF.
III.6 Kesimpulan
SCPC/MCPC (Single Channel Per
Carrier/Multi Channel Per
Carrier)
w
SCPC adalah salah satu jenis perangkat sistem akses dimana
satu carrier hanya dapat membawa satu kanal telepon, sehingga setiap kanal
telepon akan mempunyai carrier tersendiri yang berbeda satu sama lain. Contoh
pada PCM 30 dengan kanal 30 telepon, maka jumlah SCPC yang digunakan adalah 30
buah.Kelebihan dari SCPC ini adalah efisien dalam penggunaan power (daya) sebab
carrier dipancarkan pada saat digunakan saja (saat komunikasi).
w
MCPC adalah salah satu jenis perangkat sistem akses yang mana
satu carrier dapat membawa beberapa kanal sekaligus, sehingga irit dalam
penggunaan bandwidth frekuensi.
w
SCPC ( Single Channel Per Carrier )
o
Irit Power
Bila tidak ada hubungan
maka tegangan carrier nol atau tidak ada
sehingga lebih menghemat daya. Namun rugi BW karena 1 carrier membawa hanya 1 channel.
w
MCPC ( Multi Channel Per Carrier )
o
Irit BW
Dalam satu carrier dapat
dikirimkan beberapa kanal sehingga menghemat BW. Namun rugi dalam daya karena
tegangan carrier selalu ada walaupun tak ada hubungan.
o
BW 256 KHz
c. Rangkuman
¤ Sistem SCPC ( Single
Channel Per Carrier ) merupakan salah satu metoda akses dalam sistem komunikasi
satelit yang berfungsi untuk melaksanakan proses pengolahan kanal suara ( voice
channel ) dangan band frekuensi dari 0.3 s/d 3.4 KHz menjadi kanal RF ( Radio
Frequency ) yang terletak pada frekuensi sekitar 6 GHz untuk dipancarkan ke
satelit dan atau sebaliknya mengolah kanal RF yang terletak pada frekuensi
disekitar 4 GHz menjadi kanal suara.
¤ Sistem FDMA-FM adalah
salah satu metode akses sistem
komunikasi satelit dengan menggunakan modulasi frekuensi dan tiap-tiap
stasiun bumi dibedakan frekuensi pancarnya, sehingga lebar bidang frekuensi
transponder satelit akan dibagi menjadi beberapa bidang frekuensi yang akan
diduduki oleh masing-masing stasiun bumi sesuai dengan frekuensi pancar dan
lebar bidang frekuensi yang diperlukan .
¤ Sistem TDMA adalah
merupakan salah satu metode akses sistem komunikasi satelit , dimana pada
sistem ini sudah menggunakan teknologi digital, tiap-tiap stasiun bumi akan
memancarkan sinyal ke satelit menurut celah waktu yang telah disediakan secara
bergiliran, sedangkan frekuensi pancar dari setiap stasiun bumi semuanya sama .
¤ Setiap stasiun bumi
memancarkan sinyal ke satelit dalam bentuk “burst” secara bergantian menurut celah waktu
masing masing.
¤ Pada sistem CDMA selumlah
stasiun bumi menduduki seluruh bidang frekuensi transponder secara terus
menerus dan bersamaan , hanya antara setiap stasiun bumi tersebut dibedakan
kode sinyalnya masing-masing . Jadi setiap stasiun bumi memiliki kode masing-masing
yang berbeda satu dengan yang lainnya .
¤ Pada dasarnya sistem IDR
adalah mirip dengan sistem FDMA-FM dimana setiap stasiun bumi dibedakan menurut
frekuensi pancarnya, sehingga lebar bidang frekuensi yang akan diduduki pada
masing-masing stasiun bumi sesuai alokasi frekuensi yang telah ditentukan.
¤ Perbedaannya dengan sistem
FDMA-FM terletak pada sistem modulasi ditingkat IF ( Intermediate Frequency ),
jika pada sistem FDMA-FM masih menggunakan sistem analog maka pada sistem IDR
menggunakan sistem digital.
d. Tugas 3:
1. Diskusikan dengan teman anda tentang tehnik
multiple akses didalam SISKOMSAT
2. Buat rangkuman dari hasil yang anda
diskusikan
e. Soal Formatif
1.
Jelaskan
perbedaan sistem SCPC dan MCPC
2.
Jelaskan
perbedaan operasi PAMA dan DAMA
3.
Jelaskan
perbedaan sistem TDMA LBR dan TDMA MBR
4.
Sebutkan
parameter penting dalam operasi modem IDR
5.
Sebuah modem
IDR dengan parameter sebagai berikut
¤
Carrier info
rate =
1024 Kbps
¤
Overhead
bit = 96 Kbps
¤
FEC code
rate = ¾
Tentukanlah :
·
TR
(Transmision Rate )
·
Bit yang
terkirim
·
Bit info
·
Bit FEC
f. Kunci Jawaban
1. Sistem
SCPC
¤
Boros BW ,
karena satu carrier hanya dapat membawa satu kanal telepon
¤
Irit power ,
karena bila tidak ada hubungan maka tegangan carrier nol
Sistem MCPC
·
Hemat BW ,
karena dalam satu carrier dapat membawa beberapa kanal telepon
·
Boros power ,
karena tegangan carrier selalu ada walaupun tidak ada hubungan
2. Operasi
PAMA
¤
Arahnya
destinasi, jelas hanya satu
¤
Frekkuensi
satu ( tetap )
¤
Digunakan
untuk tingkat trafik yang padat
Operasi
DAMA
a.Semi DAMA
·
Frekuensi
tidak tentu pada satu transponder
·
Destinasi
tertentu, dan biasanya lebih dari satu
·
Dioperasikan
untuk tingkat trafik yang rendah
b. Fully DAMA
·
Frekuensi
tidak tentu pada transponder
·
Destinasi
tidak tentu, hubungan dapat pada sembarang carrier dalam satu transponder
·
Dioperasikan
untuk tingkat trafik yang tinggi
3.
Sistem TDMA
LBR
o Kapasitas kecil 2x2 Mbps
o Sifat pentransmisiannya frekuensi hopping
o Dioperasikan secara DAMA
Sistem
TDMA MBR
·
Kapasitas
besar ± 40 Mbps
·
Sifat
pentransmisiannya mengunakan transponder hoping
·
Dioperasikan
secara DAMA dan PAMA
4.
Besaran
penting dalam modem IDR
o BER
o EB/No
o Noise Bandwith
o FEC
o Transmision Rate
5.
Transmision
rate = 1493,3333 Kbps
Bit yang
terkirim = 1365,333 Kbps
Bit info = 341,333 Kbps
Bit FEC =
1024 Kbps
0 komentar:
Posting Komentar