2.4.1
Jenis Pemeliharaan Berkala
Untuk menghasilkan operasi perangkat yang berkelanjutan dengan tingkat kehandalan
dan kualitas yang tinggi tentunya tidak terlepas dari bagaimana cara kita
memelihara dan menjaga kesinambungan.
Pemeliharaan perangkat yang terencana dengan baik artinya
adalah pemeliharaan perangkat yang dilaksanakan secara terjadwal, terprogram
dengan jelas dan mengacu kepada standar pemeliharaan yang baku sehingga apabila terlaksana
dengan baik akan otomatis kondisi diatas akan terpenuhi.
Pemeliharaan perangkat secara berkala intuk sistem GMD
Alcatel DM46U6 terdiri dari :
a. Pemeliharaan Harian
Pemeliharaan harian adalah seluruh aktifitas atau kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara harian yang berkaitan dengan pemeriksaan
visual perangkat dan aktifitas rutin untuk deteksi status perangkat.
Yang meliputi
pemeliharaan harian yaitu antara lain:
·
Pembersihan perangkat
·
Pemeriksaan lampu
indikator
·
Pemeriksaan alarm
indikator
·
Pemeriksaan suhu dan
kelembaban ruangan
b. Pemeliharaan Mingguan
Pemeliharan mingguan adalah seluruh aktifitas atau kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara mingguan yang berkaitan dengan
pemeriksaan visual dan pengukuran meter perangkat. Disamping itu kegiatan
pemeliharaan mingguan ini meliputi kebersihan, keindahan, dan kerapihan
material sehabis instalasi (kabel dll) dan menata setiap kelengkapan perangkat
(data-data, buku manual dll) agar selalu dalam kondisi siap pakai dan mudah
untuk ditemukan.
Yang meliputi
pemeliharaan mingguan yaitu antara lain:
·
Pembersihan perangkat
·
Pemeriksaan lampu
indikator
·
Pemeriksaan alarm
indikator
·
Pemeriksaan suhu dan
kelembaban ruangan
·
Meter Reading
·
Pembacaan alarm
indikator
c. Pemeliharaan Bulanan
Pemeliharaan bulanan aktifitas dilaksanakan setiap bulan
(setiap awal bulan) dengan melakukan pembacaan meter (Meter Reading) melalui
alat bantu pembaca yang disebut dengan Mikroterminal (BNA 701).
Kegiatan pemeliharaan
bulanan meliputi pekerjaan pembacaan meter (Meter Reading) antara lain:
·
Alarm yang terjadi pada
seluruh kanal Radio untuk kedua arah (O/E dan E/O)
·
Tegangan Power Supply
seluruh kanal Radio untuk kedua arah (O/E dan E/O)
·
Kualitas seluruh kanal
Radio (X,1,2..N)
d. Pemeliharaan Tahunan
Pemeliharaan tahunan
adalah pemeliharaan yang melakukan aktifitas pemeliharaan dilaksanakan tahunan
yang terdiri dari:
a) Pengukuran Lokal yang terdiri dari:
Ø Meter Reading
Ø Pengukuran TLO dan tegangan VCXO TLO
Ø Pengukuran Level Output Transmitter
Ø Pengukuran SHF Power Output
Ø Pengukuran Spectrum Bandwith Amplifier
Ø Pengukuran Level Power Receive Tanpa Diversity
Ø Pengukuran Level Power Receive dengan Diversity
Ø Pengukuran Automatic Gain Control
b) Pengukuran Hop
Ø BER VS Rx Receive Level
c) Pengukuran Section
Ø Pengukuran BER Section
Ø Pengetesan Fungsi Switching
Ø Pengetesan Fungsi Orde Wire
e. Pemeliharaan Dadakan (Corrective)
Pemeliharaan dadakan atau corrective maintanance dimaksudkan
untuk mengatasi gangguan yang terjadi dalam waktu seminimal mungkin. Pelaksana pemeliharaan dadakan ini dapat
dilakukan oleh petugas teknik dengan kualifikasi tertentu atau yang telah memiliki
pengetahuan / pengalaman menangani gangguan perangkat radio. Biasanya untuk
pemeliharaan ini, hanya diperlukan penggantian modul yang rusak dengan modul
cadangan (spare) dan sedikit pengaturan straping ataupun pengaturan level.
2.4.2 Jenis Pemeliharaan Berkala
1. Meter Reading
Tujuan:
o Untuk mengetahui besaran / level / tegangan titik point
pengukuran perangkat menggunakan Mikroterminal
Alat ukur:
o Tool Kit set (jika diperlukan)
o Alat-alat pemeliharaan mingguan
Prosedur:
o Sebelum melaksanakan pemeliharaan bulanan, terlebih dahulu
lakukan pemeliharaan harian dan mingguan terhadap perangkat.
o Tancapkan konektor (RS 232) Mikroterminal pada soker J01
yang terletak dibagian bawah handset orde wire.
o Putar switch yang ada dibagian atasnya untuk memilih
kanal yang akan diukur (X,1,2,3 .....dst)
o Untuk masing-masing kanal Radio, catat hasilnya pada
format laporan bulanan.
o Perhatikan, bahwa pemeliharaan dilakukan pada kondisi
perangkat bekrja / operasi normal, oleh karenanya tidak dibenarkan melakukan
hal-hal yang dapat menyebabkan terputusnya hubungan (perpu).
o Setelah selesai, pastikan sekali lagi bahwa pekerjaan
yang telah dilakukan tidak menimbulkan alarm apapun pada perangkat.
2. Prosedur Pengukuran Frekuensi TLO dan Tegangan VCXO TLO
Tujuan:
o Mengukur frekuensi Transmitter Local Oscillator (BVK-402)
o Mengukur tegangan VCXO TLO (tegangan bias resistor R-01)
Alat yang digunakan:
o Spectrum Analyzer / Microwave Frequency Counter
o Multimeter Digital
o Extender Unit Transmitter
o Coaxial Cable 50 Ohm
Prosedur Pengukuran
Frequency TLO
o Keluarkan module terminal / repeater framing dari slim
rack.
o Lepaskan coaxial cable semi rigid antara J02 dan SHF Tx
filter.
o Hubungkan terminal J02 dengan spectrum analyzer / Micro.
Freq Counter.
o Set kongfigurasi spec. Analyzer / MF counter sesuai
frekuensi yang diukur.
o Bila terjadi pergeseran nilai nilai frek dari spec.
nominal, atur TLO Tuning.
o Amati penunjukan tegangan pada test point TP.01 (Tx)
dengan menggunakan multimeter digital.
o Amati penunjukan tegangan varactor diode TLO.VV pada
display mikroterminal.
o Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.
o Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.
Prosedur Pengukuran
Tegangan VCXO TLO
o Cabut unit transmitter dari slim rack, kemudian pasang
kembali dengan menggunakan Extender Unit.
o Ukur tegangan bias pada R01 dengan multimeter digital.
o Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.
Catatan:
Disarankan untuk pengukuran Tx Local Oscillator (BVK-402) dan pengukuran
Tegangan VCXO TLO (Resistor R01) dilakukan secara bersamaan, sebab apabila
hasil pengukuran frekuensi TLO hasilnya sudah sesuai dengan nominalnya ada
kemungkinan Tegangan VCXO nya bergeser atau sebaliknya.
Nilai
Batas Pengukuran:
Toleransi
pergeseran frekuensi : (F – Fo) / Fo = (± 2.E – 5)
Dimana, F =
nilai nominal frekuensi yang diukur
Fo = nilai hasil pengukuran
Spesifikasi:
Range
Tegangan bias VCXO TLO (R01) = 10 ~ 20 mVolt.
Range
Tegangan pada Test Point TP.01 (Tx) = 1.6 V ± 0.2 Volt.
Range
Tegangan Varactor Diode TLO.VV = 0.0 Volt.
3. Prosedur Pengukuran Level Output Transmitter
Alat yang digunakan:
o Power Meter
o Sensitive Sensor type LP (Low Power)
o Adapter Connector dari sma type to N-type.
o Coaxial Cable 50 Ohm
Prosedur Pengukuran
Level Output Transmitter:
o Lakukan kalibrasi Power Meter sesuai dengan frekuensi TLO
(gunakan sensor Low Power).
o Lepaskan coaxial cable semi rigid antara unit Transmitter
dan terminal J01.
o Sambungkan terminal J01 dengan Power Meter.
o Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
o Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.
Nilai Batas Pengukuran:
Nilai referensi level
Output Transmitter = -14 ± 2 dBm.
4. Prosedur Pengukuran
Level Output SHF Amplifier
Alat yang digunakan:
o Power Meter
o Multimeter Digital
o Power Sensor (High Power)
o RF Attenuator 20 ~ 30 dB.
o Connector adapter sma type N-type
o Coaxial Cable 50
Ohm.
Prosedur Pengukuran
Level Output SHF Amp. :
o Kalibrasi Power Meter sesuai frekuensi Transmitt (gunakan
power sensor dan RF Attenuator yang sesuai).
o Hubungkan Multitester (voltmeter) pada tes point (+ 4
Volt) di panel depan SHF Amplifier dan chek penunjukan tegangannya.
o Lepaskan Coaxial cable CMI input (J01) pada modul framing.
o Lepaskan Coaxial cable semi rigid anta J02 pada unit SHF
Amplfier dan SHF Tx Filter.
o Hubungkan J02 pada unit SHF Amplifier dengan input Power
Meter.
o Baca hasil penunjukan (nilai pembacaan + nilai RF Att),
dan lakukan pengaturan bila terdapat penyimpangan.
o Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.
o Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.
Batas Nilai Pengukuran:
Power Output SHF
Amplifier = + 29 dBm ± 1 dB
Tegangan + 4 Volt = + 4 Volt ± 0.1 V.
5. Prosedur Pengukuran Spectrum Band Width Amplifier
Alat yang digunakan:
o Spectrum Analyzer
o Connector adapter sma type N-type
o Coaxial Cable 50
Ohm.
Prosedur Pengukuran:
o Lepaskan Coaxial cable semi rigid antara J02 pada unit
SHF Amplifier dan SHF Tx Filter.
o Hubungkan Terminal J02 dengan input Spectrum Analyzer.
o Set Konfigurasi Spectrum Analyzer sesuai frekuensi yang
Transmit yang akan diukur,
o Atur VBW dan RBW Spectrum Analyzer sampai indikasi
“Uncal”nya hilang.
o Dari gambar yang diperoleh pada Spectrum Analyzer,
tentukan band width-nya dan chek apakah terdapat intermodulasi atau tidak.
o Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengukuran
o Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.
Batas Nilai Pengukuran:
Band Width = < 40 MHz.
C/N Intermodulasi = > 35 dBm.
6. Prosedur Pengukuran Level Power Receive tanpa Diversity
Alat yang digunakan:
o Power Meter
o Power Sensor (Low Power)
o Connector adapter sma type N-type
o Coaxial Cable 50
Ohm
Prosedur Pengukuran:
o Kalibrasi Power Meter sesuai frekuensi Receive (gunakan
power sensor “low power”)
o Lepaskan Coaxial cable semi rigid antara SHF Rx filter dan J01 pada modul Receiver.
o Hubungkan Output SHF Rx Filter dengan input power meter.
o Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
o Normalkan kembali setelah sesuai pengukuran.
Nilai Referensi dan
Toleransi:
o Po = Power receive berdasarkan
perhitungan “Hop Calculation”
o Pr = Power receive
hasil pengukuran.
o Toleransi =
Pr = Po ± 2 dB
7. Prosedur Pengukuran Level Power Receive dengan Diversity
Alat yang digunakan:
o Power Meter
o Power Sensor (Low Power)
o Coaxial Cable 50
Ohm
Prosedur Pengukuran:
o Kalibrasi Power Meter sesuai frekuensi Receive (gunakan
power sensor low Power range 20 ~ 70 dBm)
o Lepaskan Coaxial cable semi rigid antara Normal SHF
Rx filter dan J05 pada modul Receiver
Diversity.
o Hubungkan Output SHF Rx Filter dengan input power meter.
o Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
o Normalkan didtem (Main sistem), kemudian lakukan hal yang
sama untuk Diversity sistem dengan melepas coaxial cable semi rigid untuk
Diversity SHF Rx Filter dengan J06 pada modul receiver Diversity.
o Hubungkan Output Diversity SHF Rx Filter dengan input
Power Meter.
o Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
o Normalkan kembali setelah sesuai pengukuran.
Nilai Referensi dan
Toleransi:
o Po =
Power receive berdasarkan perhitungan “Hop
Calculation”
o Pr =
Power receive hasil pengukuran.
Toleransi = Pr = Po ± 2 dB
8. Prosedur Pengukuran Automatic Gain Control
Alat yang digunakan:
o Multitester (Voltmeter)
o Micro Terminal
Prosedur Pengukuran:
Mengukur AGC Mai, AGC Diversity dan AGC
Combine:
o Pasang Micro Terminal dan posisikan channal selector pada
kanal yang diukur.
o Monitor tegangan AGC pada test poin TP02 pada modul
Receiver Diversity.
o Masuk menu “Diversity Combiner” kemudian tekan : Valid.
o Rubah TDE : G_RF1 =1 & TDE : G_RF2 = 0
o Kembali ke menu “Diversity Combiner”, kemudian pilih
“phase Value” dan tekan : Valid.
o Catat hasil penunjukan pada voltmeter tiap phase dari 0 ~
240 dengan step 30.
Contoh:
Phase Value
|
AGC Volt
|
00
30
60
....
....
....
240
|
3.95
3.98
3.96
....
....
....
....
|
Kembali ke Phase Value = 0, kemudian nilai AGC yang
diperoleh dirata-ratakan, misalnya = 3.96 dan merupakan nilai AGC1.
o Kembali ke sub menu “Gain of Path”, tekan kembali : Valid
o Rubah TDE : G_RF1 = 0 & TDE : G_RF2 = 1.
o Catat nilai yang terbaca pada voltmeter sebagai nilai
AGC2
o Rubah TDE : G_RF1 = 1 & TDE : G_RF2 = 0.
o Catat nilai yang terbaca pada voltmeter sebagai nilai AGC
(combine)
o Tekan “Return” pada microterminal sampai ke Menu Utama
9. Prosedur Pengukuran Frekuensi RLO dan Tegangan VCXO RLO
Alat
yang digunakan :
o Spectrum Analyzer
o Multimeter Digital
o Extender Unit Receiver
o Conector / adapter Connector
o Coaxial cable 50 Ohm
Prosedur pengukuran :
o Set frekuensi spektrum analyzer atau microwave frekuensi
counter sesuai nilai frekuensi unit receiver yang akan diukur.
o Lepaskan unit receiver / receiver diversity dari shelf
rack, kemudian pasang kembali dengan menggunakan exrender unit.
o Rubah posisi switch S801 ke posisi pengukuran (ke atas).
o Hubungkan output RLO dengan input alat ukur spectrum
analyzer/micro frekuensi counter.
o Monitor tegangan bias RLO pada R104 dengan Multitester Digital
(Voltmeter).
o Bila terjadi pergeseran, lakukan pengaturan pada RLO
Tuning .
o Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.
Nilai Batas Pengukuran :
Toleransi pergeseran
frekuensi : (F-Fo) / Fo = (± 2.10-5)
Ket : F = nilai nominal frekuensi yang diukur
Fo = nilai
hasil pengukuran
Range tegangan bias VCXO
RLO (R104) = 10 ~ 20 mVolt.
Range tegangan pada test
point TP.01 (Rx) = 1.6 V ± 0.2 V
Range tegangan Varactor
Diode RLO.VV = 0.0 V
10. Prosedur Pengukuran Threshold vs BER
Tujuan
:
Check
sensitivitas receiver masing-masing hop. Level daya receiver merupakan fungsi
dari BER.
Perangkat
Test :
o BER analyzer (Tx dan Rx)
o SHF variabel attenuator (0 ~ 70 dB)
o 2 buah kabel coax.semirigit 50 ?
o 2 buah kabel adaptor “RIM Female / N Male”
o 2 buah kabel coax.”BNC Male / 1.6 ~5.6” 75 ?
Prosedur :
o Pengukuran dilakukan pada semua section, terminal ke
terminal dan diutuhkan paling sedikit 2 team pengukuran.
o Pada arah E/O pada station terminal yang bersangkutan
dilakukan loop pada akses CMI.
o Team pengukuran yang pertama (team 1) mengukur BER dengan
BER analyzer pada station arah O/E.
o Team pengukuran yang ke dua (team 2) bergerak dari satu
station ke station lainnya untuk menyispkan Variable Attenuator.
o Pengetesan yang harus dilakukan :
~ Tiap Hop (dua arah O/E dan E/O)
~ Tiap kanal (bearer)
o Kedua tem pengukuran dapat berkomunikasi dengan
menggunakan Order Wire.
0 komentar:
Posting Komentar