A. Proses Produk Jasa
Alat dan Bahan
Tabel 2.2
Alat dan Bahan yang Digunakan
No.
|
Nama Alat dan Bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Pemilik
|
1
|
Modem
|
Standard
|
1
|
PT. Telkom
|
2
|
Up Converter
|
Standard
|
1
|
PT. Telkom
|
3
|
Down Converter
|
Standard
|
1
|
PT. Telkom
|
4
|
HPA
|
Standard
|
1
|
PT. Telkom
|
5
|
LNA
|
Standard
|
1
|
PT. Telkom
|
6
|
Spektrum Analizer
|
Standard
|
1
|
PT.Telkom
|
7
|
Power Meter
|
Standard
|
1
|
PT Telkom
|
8
|
Frekuensi counter
|
Standard
|
1
|
PT.Telkom
|
9
|
Coaxial Cable
|
Standard
|
Secukupnya
|
PT.Telkom
|
10
|
Connector
|
Standard
|
Secukupnya
|
PT.Telkom
|
11
|
Pad
|
Standard
|
Secukupnya
|
PT.Telkom
|
12
|
Power Sensor
|
Standard
|
1
|
PT.Telkom
|
13
|
Grounding Tangan
|
Standard
|
1
|
PT.Telkom
|
2.3
Gambar
Kerja
Gambar 2.1 Blok
Diagram Stasiun Bumi Standard
Proses
Pengerjaan
2.4.1 Stasiun
Bumi Standar
Gambar 2.2 Blok Diagram
Stasiun Bumi Standar
2.4.1.
a Konfigurasi Uplink
Ø
Fungsi
IF Combiner dan RF Combiner :
Untuk
fleksibilitas penambahan link (penambahan perangkat) dengan meminimalisasi (menghindari)
terjadinya perpu. Port Combiner yang belum digunakan harus ditutup menggunakan
terminasi (terminator) dengan impedansi yang sesuai diport tersebut.
Ø
Fungsi
Variable Attenuator :
Untuk mengatur
besar kecilnya level power (akumulasi) yang diinputkan ke Up Converter. Pengaturan
attenuator dilakukan berdasarkan hasil monitoring di test point.
Ø
Fungsi
test point diinputkan Up Converter (IF sample) :
Untuk mengetahui
apakah level power (akumulasi) yang diinputkan ke Up Converter masih berada di
dalam range level yang diijinkan atau tidak dengan tanpa menyebabkan perpu
link.
Ø
Fungsi
test point diinputkan HPA (RF sample) :
Untuk mengetahui
besar kecilnya level power keluaran Up Converter, serta untuk mengetahui apakah
sinyal keluaran Up Converter tersebut menghasilkan carrier intermod atau tidak.
Ø
Fungsi
fasilitas monitoring (test point) di HPA :
1. Untuk mengetahui konsumsi power HPA yang merupakan
indikasi dari titik kerja pembebanan HPA.
2. Untuk memonitor status kesehatan carrier-carrier
yang dipancarkan.
3. Untuk mempermudah investigasi apabila terjadi
gangguan.
2.4.1. b Konfigurasi Down Link
Ø
Fungsi
IF Divider dan RF Divider :
Untuk
fleksibilitas penambahan link (penambahan perangkat)dengan meminimalisir
(menghindari) terjadinya perpu.
Ø
Fungsi
fasilitas monitoring ditingkat RF (Spectrum
Analyzer) :
·
Untuk
memonitor status kesehatan carrier secara tepat.
·
Dengan
adanya fasilitas monitoring ini akan mempermudah investigasi apabila terjadi
gangguan.
Ø
Fungsi
test point di output Down Converter :
·
Untuk
mengetahui besar kecilnya level output power (akumulasi) dari Down Converter
yang akan diinputkan (didistribusikan) ke masing-masing modem.
o
Pengaturan
level output power down Converter dengan cara pengaturan PAD di Down Converter
dan atau variable attenuator.
Ø
Fungsi
variable attenuator di output Down Converter :
·
Untuk
mengatur besar kecilnya level power output Down Converter yang akan diinputkan
ke modem.
2.4.2
Interferensi pada Sistem Komunikasi Satelit
Dalam
operasinya, sistem komunikasi satelit tidak pernah luput dari berbagai macam
gangguan. Dimana gangguan ini dapat berasal dari perangkat itu sendiri ataupun
dari luar perangkat. Selain itu gangguan dapat pula disebabkan karena faktor
alam. Berbagai macam gangguan dapat berdampak fatal pada kelangsungan operasi
sistem, karena dapat menurunkan performansi kerja.
Untuk
dapat menanggulangi gangguan tersebut, maka terlebih dahulu kita harus dapat
mengerti gangguan tersebut, kapan dan bagaimana gangguan itu bisa terjadi.
Berikut
dijelaskan mengenai berbagai macam gangguan yang biasanya timbul dalam
pengoperasian Sistem Komunikasi Satelit :
Ø
Cross
Polarisasi
Cross
polarisasi terjadi karena kesalahan posisi sudut polarizer atau horn dari suatu
antena . Pada Sistem Ku-band cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh
pengaruh butiran air hujan yang dapat mengubah polarisasi sinyal. Sedangkan
pada C-band terjadinya cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya
isolasi antara polarisasi Vertikal dan horizontal pada sistem feed-horn antena.
Ø
Interferensi
Radio FM
Interferensi Radio FM adalah interferensi
yang dimunculkan oleh Stasiun Bumi yang terinduksi oleh frekuensi FM (88-108
MHz) dan akan ikut dipancarkan ke satelit.
Ø
Interferensi
Antar Satelit (ASI)
Interferensi Antar Satelit (ASI) adalah
gangguan yang terjadi pada satelit atau Stasiun Bumi remote yang sumber
gangguannya berasal dari satelit lain.
Ø
Sun
outage
Sun outage adalah
kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis
lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator
atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali
sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat
sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit,
sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi. Sun
outage akan terjadi dalam beberapa hari di jam yang sama selama beberapa menit.
Ø
Intermodulasi
Intermodulasi adalah suatu
gejala saling mempengaruhi antara beberapa sinyal pada sistem penguat. Dimana
hal ini terjadi apabila penguat bekerja pada daerah non linear dan perangkat
diberi input lebih dari satu sinyal. Makin jauh keluar dari daerah daerah
linier, makin besar daya sinyal intermodulasi sehingga makin mengganggu sinyal
dasar.
Ø
Interferensi
Antar Kanal
Interferensi ini terjadi pada kanal-kanal
yang saling berdekatan dengan penempatan center frekuensi carrier yang tidak
tepat.
Ø
Retransmit
Retransmit adalah jenis gangguan yang
terjadi pada satelit karena adanya carrier receive yang ditransmitkan kembali
pada tingkat IF.
Ø
Meteor
Shower
Meteor shower adalah gangguan yang
disebabkan oleh adanya debu-debu halus hasil ledakan meteor.
Ø Carrier Liar (Carli)
Carrier liar
adalah gangguan yang tidak diketahui dari mana asalnya. Dengan mengidentifikasi
ciri-ciri carli ini, maka kita akan mengetahui penyebab carli.
2.4.3
Proses Penanggulangan Interferensi
Pada
bagian sebelumnya, telah dijelaskan secara umum mengenai defenisi dari
jenis-jenis interferensi yang kerap kali muncul pada sistem Komunikasi Satelit.
Untuk penanggulangan gangguan seperti interferensi, kita harus dapat mengetahui
faktor-faktor apa yang dapat menimbulkan interferensi dan bagaimana dampaknya
pada performansi sistem yang sedang beroperasi. Telah diketahui bahwa salah
satu faktor penyebab interferensi dapat pula berasal dari alam, dimana hal ini
mutlak terjadi dan dampaknya tidak mutlak ditanggulangi.
Berikut
ini dijelaskan tentang sebab-sebab dan dampak interferensi serta proses
penanggulangannya.
2.4.3.1 Cross Polarisasi
Gambar
2.4 Contoh Sinyal Cross Polarisasi
Ø
Penyebab
Cross Polarisasi adalah :
·
Kesalahan
posisi sudut polarizer atau horn dari suatu antenna
·
Kesalahan
posisi satelit
Ø
Adapun
akibatnya sebagai berikut :
·
Dapat
menimbulkan gangguan dan dapat menurunkan kualitas sistem komunikasi
·
Jika
polarisasi stasiun bumi tidak baik maka gangguan akan muncul pada transponder
sebaliknya
Ø
Untuk
menanggulangi Cross Polarisasi, maka dapat dilakukan :
·
Melakukan
pengaturan polarizer dari antena dengan bantuan Stasiun Bumi dual pol. Atau SPU
CBI
·
Melakukan
maintenance rutin / pengukuran cross polarisasi secara rutin terhadap semua
stasiun bumi
·
Sebelum
melaksanakan pengukuran cross polarisasi direkomendasikan untuk melakukan
pointing ulang.
2.4.3.2 Interferensi Radio FM
Ø
Adapun
penyebab interferensi radio FM adalah sebagai berikut :
·
Stasiun
pemancar radio FM menggunakan Frekuensi 88 MHz sampai dengan 108 MHz dan
lokasinya dekat dengan Stasiun Bumi
·
Konektor
di outdoor tidak terpasang dengan baik
·
Induksi
/ kebocoran kabel IF yang ke Up Converter yang memiliki IF filter yang lebih
dari 40 MHz sehingga mempengaruhi transponder berikutnya
·
Grounding
yang tidak baik ( shielding )
·
EIRP
stasiun radio FM besar
Ø
Akibat
munculnya interferensi ini maka akan berdampak :
·
Terhadap
stasiun bumi :
o
Beban
( loading ) akan bertambah
o
Beban
di up converter akan bertambah
o
Muncul
interferensi carrier di up converter dan di HPA
o
Carrier yang ditransmisikan
oleh Stasiun Bumi sumber interferensi mengalami degradasi
·
Terhadap
satelit :
o
Beban
( loading ) transponder bertambah
o
Mengganggu
carrier yang beroperasi di transponder
o
Transponder
bisa over saturasi
o
Noise
floor transponder naik
o
Intermodulasi
carrier di transponder
Ø
Langkah-langkah
penanggulangan interferensi radio FM :
·
Periksa
connector IF
·
Memasang
IF filter < 40 MHz
·
Mengganti
kabel IF dengan kualitas standar
·
Memperbaiki
grounding
2.4.3.3
Interferensi Antar Satelit
Interferensi
antar satelit ( ASI ) adalah gangguan yang terjadi pada satelit atau Stasiun
Bumi remote yang sumber gangguannya berasal dari satelit lain.
Gambar 2.8 Contoh Sinyal Interferensi Antar
Satelit
Ø
Interferensi
jenis ini akan terjadi apabila :
·
Countur
atau coveragenya yang saling overlapping
·
Frekuensi
operasi sama
·
Separasi
satelit yang terlalu berdekatan
Ø
Adapun
penyebab interferensi antar satelit adalah sebagai berikut:
·
Mispointing
Kesalahan
pointing yang terjadi karena adanya angin kencang atau gempa bumi
·
Antena
pattern
Spesifikasi
antenna yang kurang bagus akibat kesalahan instalasi
·
Excessive
power (power yang berlebihan)
-
Kesalahan
setting power
-
Kesalahan
link design
-
Makin kecil antenna semakin potensial mengganggu dan terganggu
Ø
Interferensi
Antar Satelit akan mengakibatkan saling terganggunya satelit yang berdekatan
sehingga menurunkan kualitas sinyal baik pada sisi pengirim maupun pada sisi
penerima
Ø
Untuk
proses penanggulangan interferensi jenis ini, haruslah terdapat kesepakatan
oleh pengelola network seperti :
·
Menaati
kesepakatan yang telah dibuat
·
Melakukan
maintenace operasi network agar bekerja pada ketentuan yang disepakati
·
Bekerja
sama untuk mengatasi permasalahan interferensi
·
Mendaftarkan
networknya ke administrasi
2.4.3.4 Intermodulasi
Intermodulasi
akan terjadi apabila pengaturan input level yang berlebihan sehingga perangkat
aktif (penguat) yang digunakan bekerja pada daerah non linear atau saturasi.
Gambar
2.9 Karakteristik TWTA
Ø
Intermodulasi
ini memiliki dampak sebagai berikut :
·
Terjadinya
Crosstalk
·
Broken call atau pembicaran terputus tiba-tiba
·
Penurunan kualitas kanal
·
Penurunan SCR
·
Gangguan
pada transponder yang berdekatan
Ø
Intermodulasi
ini dapat ditanggulangi dengan cara memperkecil daya input pada HPA dengan cara
penambahan nilai atenuasi pada attenuator
2.4.3.5 Interferensi Antar Kanal
Gambar
2.11 Contoh Sinyal Interferensi Antar Kanal
Ø
Interferensi antar kanal ini biasa disebabkan
oleh :
·
Carrier
digital dengan bandwidth lebar
o
TDMA
o
TV
digital, carriernya dioperasikan mendekati saturasi
·
Multi
carrier pada tingkat RF
Ø
Adapun
dampak yang dihasilkan oleh interferensi antar kanal ini yaitu :
Dapat menimbulkan sinyal-sinyal
intermodulasi pada transponder di kanan kirinya meski pada output multiplexer
transponder sudah dilengkapi dengan filter.
2.4.3.6 Retransmit
Ø
Retransmit ini dapat disebabkan oleh :
·
Harness
dan konektor tidak terpasang dengan baik
·
Terminasi
yang tidak terpasang
·
Sistem
grounding yang tidak baik
·
Switching-
Switching IF/RF yang tidak baik
Ø
Akibat dari retransmit ini adalah :
·
BER
(Eb/No) turun
·
Loading
HPA akan bertambah
·
Loading
up converter akan bertambah
·
Loading
transponder akan bertambah
·
Noise
floor transponder over saturasi
·
Memungkinkan timbulnya
intermodulasi pada up converter maupun HPA
Ø
Untuk menanggulangi gangguan retransmit ini,
maka dapat dilakukan dengan :
·
Mengencangkan
semua konektor-konektor
·
Tutup
semua terminasi
·
Mengganti
/ perbaikan perkabelan
·
Memperbaiki system grounding
·
Check kondisi switching- switching
IF/RF
2.4.3.7 Carrier Liar
Gambar 2.14 Contoh Sinyal Carrier Liar
Ø
Carrier
liar ini merupakan gangguan yang tidak diketahui darimana asalnya. Dengan
mengidentifikasi ciri-ciri carrier ini maka kita akan mengetahui penyebabnya.
Ø
Dengan
adanya carrier liar ini maka secara otomatis akan menurunkan kualitas
performansi komunikasi.
Ø
Langkah-langkah
untuk menanggulangi gangguan ini adalah sebagai berikut :
·
Mengukur
frekuensi RF yang dipancarkan untuk mengidentifikasi adanya frekuensi yang
berdekatan dengan frekuensi RF stasiun bumi lainnya
·
Mengadakan
koordinasi dengan pihak stasiun bumi lain, jika terdapat frekuensi RF yang hampir
sama
2.5
Hasil yang Dicapai
Dengan adanya
penanggulangan interferensi pada sistem komunikasi satelit maka akan dicapai
hasil sebagai berikut :
a. Dapat
mengetahui jenis-jenis interferensi, akibat dan bagaimana cara
penanggulangannya
b. Waktu
Perhubungan Putus (Perpu) pada sistem komunikasi satelit dapat diminimasi
c. Investigasi
saat terjadi gangguan akan lebih mudah
d. Dapat
meningkatkan performansi sistem komunikasi satelit
B. Temuan Pelaksanaan
3.1 Keterlaksanaan
3.1.1 Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung
dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir (PTA)
ini antara lain :
a.
Kesediaan pembimbing
yang memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan Proyek Tugas
Akhir (PTA) ini
b.
Tersedianya buku
referensi dan sumber data lainnya
c.
Adanya waktu yang cukup
dalam mencari data-data baik di industri maupun di sekolah
d.
Adanya dukungan dari
berbagai pihak seperti orang tua, guru, teman dan lain-lain
3.1.2 Faktor Penghambat
Selama proses pembuatan
laporan Proyek Tugas Akhir (PTA) ini, terdapat faktor-faktor penghambat antara
lain :
a.
Kurangnya pengetahuan
kami tentang pengoperasian perangkat satelit.
b.
Kurangnya pemahaman
kami tentang proses penanggulangan interferensi pada sistem komunikasi satelit.
c.
Kurangnya pemahaman
kami tentang pemeliharaan sistem komunikasi satelit
3.2 Manfaat yang Dirasakan
Dalam pembuatan Proyek
Tugas Akhir (PTA) ini, tentu ada manfaat yang dapat kami rasakan diantaranya :
a.
Dapat mengetahui
jenis-jenis interferensi yang terjadi pada sistem komunikasi satelit
b.
Dapat mengetahui
akibat-akibat interferensi pada sistem komunikasi satelit dan bagaimana cara
menanggulanginya
3.3 Pengembangan dan Tindak Lanjut
Dengan adanya
penanggulangan interferensi pada sistem komunikasi satelit, maka dapat pula
dikembangkan untuk sistem komunikasi lainnya. Salah satu contohnya adalah
Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro (SKRGM). Di dalam Sistem Komunikasi
Radio Gelombang Mikro (SKRGM), selalu diusahakan agar hubungan komunikasi
lancar serta bebas dari gangguan-gangguan seperti interferensi. Oleh karena itu
proses penanggulangan interferensi/gangguan sangat penting diterapkan dalam
berbagai sistem komunikasi.
1 komentar:
Info mantap pak/bu, trims. Boleh minta sumber buku nya? hehe
Posting Komentar