Another Source

Jumat, 03 Februari 2012

Blok Diagram atau Konfigurasi Stasiun Bumi


Gambar 1 Blok Diagram dan Konfigurasi Stasiun Bumi
·     
·      MODEM

Modem merupakan singkatan dari Modulator-Demodulator. Perangkat ini dipasang pada sisi transmit dan pada sisi receive, Modulator dipasang pada sisi transmit sedangkan Demodulator dipasang pada sisi receive.
Fungsi Modem :
Modulator berfungsi untuk merubah sinyal baseband digital 2 Mbps menjadi sinyal analog dengan frekuensi 70 + 18MHz
Fungsi Demodulator :
Demodulator adalah perangkat yang berfungsi mengambil kembali sinyal informasi dari sinyal frekuensi carrier, dengan kata lain demodulator berfungsi untuk mengubah kembali sinyal IF down converter menjadi sinyal baseband.
Adapun modem yang dipakai adalah :

·      Modem IDR (Intermediate Data Rate)
Adalah perangkat yang berfungsi untuk mengubah data /informasi berbentuk digital dimana informasi dengan frekuensi IF dengan bandwidht 70 + 20 MHz (50 – 90 MHz). Pada modem ini 1 carrier dapat digunakan untuk beberapa kanal suara (> 1 pembicara) dan modem ini banyak digunakan di stasiun bumu Makassar. Parameter dari modem IDR :
·                    C/N adalah perbandingan antara daya carrier & daya noise. Besaran ini menunjukkan kualitas dari sinyal RF/IF yang diterima oleh modem
·                    Eb/No (Energy Bit To Noise) adalah perbandingan antara energi bit dengan rapat daya noise. Besaran ini juga menunjukkan kualitas dari sinyal RF/IF yang diterima oleh modem, tetapi ada juga unsur lain yang mempengaruhi besaran Eb/No ini, yaitu :
1. Kecepatan transfer data
2. Noise bandwidht dari demudulator
·                    Coding Gain adalah ukuran performansi FEC coding-decoding yang akan menghasilkan besaran BER yang setara dengan sistem tanpa FEC Coding-Decoding tetapi dinaikkan C/N –nya sebesar Coding Gain tersebut.
·                    FEC (Forward Error Correction) adalah perbandingan antara jumlsh bit info dengan jumlah bit yang ditransmisikan. Sebagai contoh : FEC rate ¾ berarti dalam 4 bit data yang ditransmisikan mengandung 3 bit info.
·                    BER (Bit Error Rate) adalah perbandingan antara banyaknya data yang salah yang diterima seluruhnya. Sebagai contoh : BER 10 -3 berarti terdapat 1 bit data yang salah dari 1000 bit data yang diterima.
·                    Information Rate adalah banyaknya bit info yang ditransmisikan dalam 1 dBt. Sebagai contoh : information Rate dari suatu sistem PCM orde 1 (30 kanal PCM) adalah 2048 Mbps.
·                    Transmission Rate adalah banyaknya bit yang ditransmisikan dalam 1 detik. Bit yang ditransmisikan dalam hal ini adalah 1 bit info + bit overhead = 2,048 Mbps = 2048 Kbps, FEC ¾ maka TR = (2048 Kbps + 96 Kbps) × 4/3 = 2858,667 Kbps.
·                    Symbol Rate adalah banyaknya simbol keluaran modulator/sekon. Pada jenis modulator QPSK, 1 simbol mewakili 2 bit yang ditransmisika sehingga simbol rate QPSK = ½ Trans Rate.

·      Modem SCPC (Single Channel Per Carrier)
Adalah modem yang mengguanakan jenis akses satelit single channel per carrier dimana dalam sebuah carrier hanya digunakan untuk 1 kanal suara (pembicara) dan frekuensi dapat timbul jika ada pembicaraan. Dengan demikian setiap kanal telepon memiliki carrier sendiri dan hal ini menyebabkan bandwidht yang diguanakan lebar.
            Jenis Modem Yang digunakan pada SB Makassar :
    Type comstream DMD 20
    Type Comtech CDM 600
    Type Comtech CDM 550
    Type Radyne Comstream     

·      UP CONVERTER (CM 22943 merupakan C-Band Up Conv)

Adalah perangkat yang berfungsi mengubah/mentranslasikan sinyal IF manjadi sinyal RF yang berfrekuensi 70 + 18 MHz dan ditranslasikan menjadi sinyal RF oleh up converter dengan frekuensi kerja  antara 5,925 – 6,425 GHz (frekuensi Up Link).
Jenis Up Convereter yang digunakan pada stasiun bumi adalah dual convertion yang memiliki bandwidht 500 Mhz.
Dan untuk melakukan proses translasi dari sinyal IF menjadi sinyal RF maka dapat dilakukan dengan dua cara :
1.    Single Convertion yaitu proses perubahan (translasi) sinyal dari IF menjadi sinyal RF melalui satu kali translasi.
2.    Dual Convertion yaitu prose  proses perubahan (translasi) sinyal dari IF menjadi sinyal RF melalui dua kali translasi.

·      DOWN CONVERTER (CM 22943 merupakan C-Band Down Conv)

Adalah suatu perangkat yang befungsi mengubah sinyal RF yang mempunyai frekuensi kerja antara 3,7 – 4,2 GHz menjadi sinyal IF dengan frekuensi kerja 70 + 18 MHZ yang akan diteruskan ke perangkat modem. Jenis Down Convereter yang digunakan pada stasiun bumi adalah dual convertion yang memiliki bandwidht 500 Mhz.
Dan untuk melakukan proses translasi dari sinyal RF menjadi sinyal IF maka dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Single Convertion yaitu proses perubahan (translasi) sinyal dari RF menjadi sinyal IF melalui satu kali translasi.
        2. Dual Convertion yaitu prose  proses perubahan (translasi)      sinyal dari RF menjadi sinyal IF melalui dua kali translasi.



·      HPA
        
HPA merupakan suatu perangakat yang berfungsi sebagai penguat daya (amplifier) pada gelombang RF dengan daya keluaran yang cukup besar. Sinyal RF yang berasal dari Up-Converter biasanya berdaya rendah sehingga agar sinyal carrier RF yang dikirim sampai  ke satelite dan untuk mengantisipasi redaman propagasi yang cukup besar, maka setelah melalui penguat HPA sinyal RF tersebut  akan berdaya besar yang selanjutnya akan diteruskan oleh antena untuk dipancarkan ke satelite. Pembebanan pada HPA tidak boleh melebihi titik jenuhnya (saturasi). Karena dapat menyebabkan HPA tidak dapat lagi menguatkan sinyal. Akibat sinyal RF menempuh jarak yang sangat jauh (± 36000 km) & kondisi atmosfer yang dilewatinya, maka timbul Free Space Loss yang cukup besar yang akan mempengaruhi kualitas sinyal RF yang dipancarkan.

Parameter-Parameter Pada HPA :
·         Penguatan/gain ampilifier
·         Output daya
·         Bandwidht
         Di stasiun bumi Makassar ada beberapa jenis HPA yang digunakan,             yaitu :

·      HPA TWT (Traveling Wave Tube)
HPA TWT adalah suatu ampilifier yang memberikan penguatan sinyal RF dimana driver amplifier bisa berupa transistor amplifier & final amplifier yang berupa tabung yang disebut TWT. HPA ini mempunyai spesifikasi sbb :
·      Output                           :           125-200 W
·      Penguatan/Gain            :           50-55 dB
·      Bandwidht         :           500 MHz
·      Efisiensi             :           45-60%
·       HPA Klystron
Adalah amplifier yang memberikan penguatan sinyal RF, dimana driver amplifiernya berupa transistor amplifier & final amplifier yang berupa tabung-tabung cavity resonator yang akan memberi penguatan pada sinyal yang disebut klystron. HPA ini mempunyai spesifikasi sbb :]
·      Efisiensi                                     :           >1000 W
·      Bandwidht                                 :           40-60 dB
·      Penguatan/Gain                     :  36 MHz
·      Output                                       :           30-70%
·       HPA SSPA (Solid State Power Amplifier)
Adalah amplifier yang memberikan penguatan sinyal RF dimana baik driver amplifier maupun final amplifier menggunakan transistor amplifier. HPA ini mempunyai spesifikasi sbb :
·      Output                           :           5-25 W
·      Penguatan/Gain            :           40-50 dB
·      Bandwidht                     :           500 MHz
·      Efisiensi                         :           30-40%









·      LNA

LNA adalah suatu penguat pada system penerima dengan system derau termhal rendah yang dipasang pada antena stasiun bumi. Perangkat ini berfungsi memperkuat sinyal yang sangat lemah yang diterima oleh antenna stabum dari satelit komunikasi. Yang dimaksud derau dalam hal ini adalah derau termahl yang diaktifkan oleh komponen aktif dan pasif di dalam suatu penerima. Derau termhal suatu penerima dinyatakan dengan suatu factor derau atau noise figure. Akan tetapi untuk penguat seperti LNA lazim mengguanakan konsep temperature derau/noise temperature yang dinyatakan dalam derajat Kelvin. Sebagai penguat awal pada system penerima stasiun bumi LNA harus ditempatkan sedekat mungkin dengan duplexer (OMT) antenna, agar noise tambahan yang disebabkan pada feedhorn sekesil mungkin. Hal perlu kita ketahui karena parameter dasar kepekaan penerima stabum G/T, yaitu perbandingan antara penguat dan temperature derau. Sedangkan temperature derau adalah jumlah dari temperature equivalent antenna (Ta) dan temperature derau penerima (Tr). Jadi, karena lemahnya sinyal yang diterima satellite, maka LNA harus mampu memberikan penguatan yang cukup besar dan noise yang serendah mungkin pada band frekuensi RF yang cukup besar.

Jenis-Jenis LNA :
·         LNA Parametrik
Adalah LNA yang menggunakan penguat parametric pada penguat pertama dengan gain sekitar 15 – 20 dB kemudian tingkat keduanya adalah penguat transistor biasa dengan gain sekitar 35 -40 dB. LNA ini dilengkapi dengan sebuah Local Control dan Monitor yang digunakan jika terjadi gangguan pada LNA tersebut. Di dalam operasinya LNA parametric membutuhkan hembusan udara kering dai dehydrator untuk menjaga dari kelembapan udara yang berlebihan. Parametik antenna ada 2 yaitu :
1.      Uncooled Parametric LNA yang bekerja pada suhu + 57º.
2.      Cooled Parametric LNA yang bekerja pada suhu + 12 º.
·         LNA Solid State (GaAsfet)
Adalah penguat transistor Efek Gallium Assenida berbentuk sederhana yang terdiri dari beberapa tingkat penguat transistor. Selain bentuknya yang sederhana, LNA ini bentuknya lebih kecil dan jauh lebih murah harganya dari pada LNA Parametric.

·      FEDEER

Adalah saluran atau kabel atau kawat yang digunakan untuk menghubungkan antara suatu sumber dan suatu beban seperti menghubungkan pesawat pemancar dengan antena atau sebaliknya yang digunakan untuk menyalurkan informasi.

Informasi yang disalurkan berupa daerah frekuensi yang luas atau lebar dari daerah frekuensi suara/radio maupun frekuensi gelombang mikro. Maka harus diusahan agar saluran feeder dapat memindahkan daya (tegangan atau arus) gelombang mikro (gelombang radio) dari sumber ke beban secara maksimum. Yaitu dengan cara menghindari terjadinya :
1.    pancaran daya oleh saluran feeder
2.    pancaran daya oleh beban ke arah sumber.
         Macam-macam Feeder :
         a. Paralel two wire
1.    BAR Insulator type
2.    twin lead type 
b. twisted pair type
c.Shielded Pair cable
          d. Coaxial Cable
1.    Washer insulator type
2.    solid insulator type
           e. waveguide
1.    rectangular type
2.    elliptical type
3.    cylindrical type
·      ANTENA

Antena merupakan komponen yang menjadi persyaratan utama demi terciptanya komunikasi antar user. Antena dapat mengubah sinyal-sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik dan sebaliknya. Antena brfungsi untuk menguatkan daya dan mengubah gelombang RF menjadi gelombang di ruang bebas (GEM) baik di ujung akhir pengirim maupun pada ujung awal pemancar penerima. Berfungsi juga mengirimkan carrier modulasi RF dari stabum menuju satelite dalam frekuensi uplink (6 GHz) dan menerima carrier RF dari satelite dalam frekuensi downlink (4 GHz. )Agar tercipta komunikasi yang baik maka diperlukan pangaturan arah pancaran antena (direktivity). Sehingga seolah-olah antena dan satelit berada dalam posisi yang LOS. Dengan demikian akan diperoleh transfer sinyal yang optimal.

Persyaratan Antena :
·         Antena harus memiliki gain pengarahan yang tinggi serta level side lobe yang rendah
·         Antena harus memiliki efisiensi yang rendah
·         Antena harus memiliki crosspoll yang tinggi
·         Antena harus fleksibel atau mudah digerakkan.
Konstruksi Antenna Stasiun Bumi:

Fungsi masing-masing bagian :
·     Main Reflector : Untuk memantulkan sinyal yang datang dari satelit menuju satu titik fokus serta memantulkan sinyal yang dipancarkan dari titik fokus menuju satelit agar diperoleh gain yang cukup besar.
·     Sub Reflector : untuk memantulkan sinyal kembali dari main reflektor menuju suatu titik fokus (feedhorn) atau sebaliknya.
·     Feedhorn : Untuk melepaskan sinyal dari HPA yang selanjutnya dipancarkan ke satelit pada bagian pemancar, sebaliknya pada bagian penerima berfungsi untuk menangkap sinyal dari satelit yang telah dikumpulkan oleh main reflektor dan subreflektor untuk diteruskan ke LNA.
·     Polarizer :  untuk memisahakan antara sinyal berpolarisasi vertikal dengan sinyal berpolarisasi horizontal yang berasal dari satelit.
·     Orthode Transducer (OMT) : Untuk menempatkan dua sinyal yang berbeda agar interferensi tidak terjadi.
·     Elliptical to Receive WG Flange Adaptor : Sebagai adaptor dari Elliptical WG ke Rektangular WG.
·     Transmit Reject Filter : untuk melindungi dari sinyal yang cukup besar.
·     Sirkulator : membadakan sinyal uplink & sinyal downlink

         Tipe-tipe antena  Antenna parabola yang populaer digunakan             pada    Stabum yaitu :
·      Antena Paraboloid adalah antena yang menggunakan single reflector yang berbentuk parabola yang ditempatkan pada titik fokus antena parabola tersebut.
      Keuntungan :
     Kontruksinya sederhana sehingga memudahkan instalasinya.
     Harganya lebih murah.
Kerugian:
u Waveguide (saluran transmisi dari pemancar ke feedhorn) yang lebih panjang karena feedhorn terletak pada  titik fokus reflektor paraboloid.
u Terjadi banyak spill over, yaitu energi yang dipancrkn feedhorn tetapi tidak dapat dipantulkan olek reflektor paraboloid, atau dipantulkan secara tidak sempurna pada ujung reflektor.Spill over akan memperbesar side lobe pada pola pancran antena jenis ini.

              Antenna Cassegrain : antenna parabola yang menggunakan dual reflector, yang terdirir dari reflector utama dan sub reflector.  Antena ini adalah antenna yang paling umum digunakan oleh PT.TELKOM.
Karakteristik dari antena Cassegrain yaitu :
              Type Dual Reflector
              Horn ditempatkan pada titik verteks
              Noise temperature rendah
              Titik fokus reflektor utama dan sub reflektor berimpit
              level sidelobe yang rendah
              Primary spillover mengarah ke ruang angkasa
              memiliki blokage area
              Diameter = 10 meter, untuk Cina star = 7 meter
              Gain antena = 55 dB
              Jumlah transponder = 36
              Type antena parabola Scientific Atlanta
Keuntungan :
·      Memiliki spill over yang rendah sehingga menghasilkan side lobe yang kecil pada pola pancarannya.
·      Mudah dalam feedhorn karena feedhorn ditempatkan pada vertex dari  reflektor utama.
            Kerugian :
     Adanya rugi bayangan (shadow loses) yang semakin besar karena subreflektor dan penyangganya terdapat pada daerah pancaran antenna feedhorn.


              Antena Reflektor Corong : Antena yang memiliki dual reflektor akan tetapi subreflektornya ditempatlkan di luar jalur utama radiasi & feedhorn terletak satu titik (berimpit) dengan titik fokus.

Parameter-Parameter Antena :
·      EIRP (Equivalen Isotropically Radiated Power) adalah besaran yang merupakan gabungan antara gain antenna dan daya pancar suatu sumber. Tanpa melihat pada jenis antenna yang dipakai, kita dapat menganggap bahwa suatu sinyal berasal dari sumber yang isotropis (memiliki arah pancaran ke segala arah). Besarnya daya pancar itulah yang biasa dikenal sebagai EIRP
·      PATH LOSS adalah daya yang hilang karena proses menjalarnya energi elektromagnetik melalui suatu ruang. Karena daya yang dikeluarkan oleh suatu sumber sifatnya terbatas, sedangkan oleh antenna sinyal itu disebarkan ke dalam ruang, maka dengan semakin jauhnya jarak, besarnya daya persatuan luas yang diterima di suatu tempat akan semakin mengecil bergantung pada jarak tempat tersebut dari sumbernya. Besarnya penurunnan ini biasa dianggap sebagai suatu rugi-rugi yang umum dikenal sabagai path loss.
·      G/T adalah perbandingan antara gain dengan temperature noise antenna. Makin besar gain antenna, maka parameter G/T ini akan semakin besar. Demikian pula halnya jika temperature noise antena semakin rendah akan semakin besar pula parameter G/T. Parameter ini sangat berpengaruh pada penerimaan sinyal yang berasal dari satelit.   
·      C/N adal perbandingan antara daya carrier dengan daya noise. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dengan satuan desible (dB)
·      Eb/No adal perbandingan antara energi tiap bit yang diterima (watt . detik) dengan rapat daya spektral noise (watt/Hertz). Parameter ini berkaitan langsung dengan parameter C/N dengan hubungan sebagai berikut :
C/N = Eb/No × B/Sn
                                       R         : Transmission Rate (bit/s)
                                       Bn        : Noise Bandwidht Rx (Hertz)
      Directvity.
            Merupakan salah satu parameter yang menunjukkan keakuratan pengarahan sinyal yang dikirim.Directivivy ini   tergantug pada besarnya sudut pancaran antena.Semakin kecil sudutnya maka pengarahannya semakin akurat.
      SFD (Saturasi Flux Density).
             Parameter ini merupakan besaran daya yang dihitung pada ujung antena penerima.Denagan memperhitungkan besarnya :
    Besarnya EIRP Tx.
    Besarnya redaman ruang bebas.
     Beamwidth Antena.
        Yang dimaksud beamwidth pada antena adalah besarnya sudut    pada diagram pancaran lobe utama (main lobe) yang   terbentuk antara 2 titik 3 dB di bawah puncak lobe utama    tersebut (3dB down).Semakin tinggi gain maka pola pancaran akan semakin terarah dan beamwidth menjadi kecil.
Efisiensi.
         Yaitu suatu paraneter penting pada antena. Efisiensi menentukan besarnya sinyal yang diterima.Efisiensi   tergantung pada bahan dari antena tersebut.Bahan yang            menghasilkan efisiensi yang baik adalah tembaga karena resistansinya   kecil.Selain itu efisiensi juga dipengaruhi oleh directivity. 
·      BER (Bit Error Rate) adalah perbandingan antara jumlah informasi yang diterima sacara tidak benar dengan jumlah bit informasi yang ditransmisikan pada selang waktu tertentu. Parameter BER ini adalah parameter yang digunakan untuk menilai performansi transmisi digital. Semakin rendah parameter BER yang dihasilkan oleh suatu transmisi digital, semakin baik pula performansi transmisi digital tersebut.
     Polarisasi antena adalah polarisasi dari gelombang di radiasikan oleh antena pada arah propagasi yang diberikan. Polarisasi dari suatu gelombang RF yang idradiasikan oleh antena ditentukan oleh orientasi dari vektor medan listrik ( E ) dari suatu gelombang
u polarisasi linier
            bila orientasi komponen medan listrik tegak lurus terhadap permukaan bumi, gelombang tersebut mempunyai  polarisasi vertikal dan sebaliknya bila sejajar permukaan      bumi disebut mempunyai polarisasi horizontal. Kalau orientasi ini selalu tetap sepanjang waktu dan ruang, maka gelombang ini disebut mempunyai polarisasi linier.
u Polarisasi circular
             Bila medan listrik mengalami perubahan arah sebesar 90°, selama menempuh jarak sebesar ¼ panjang gelombang maka gelombang disebut terpolarisasi secara    elliptical. Polarisasi ini bisa diperoleh dari dua buah medan yang tegak lurus dan mempunyai beda phasa tertentu.  Kedua medan membawa sinyal informasi yang sama.  Polarisasi circular adalah merupakan hal khusus dari  polarisasi elliptical, kondisi dimana medan E1 dan E2 berbeda phasa 90° sehingga magnetude resultan E1 dengan E1 selalu tetap selama medan tsb berputar.
         Jenis-jenis antena yang digunakan pada PT. TELKOM. adalah  sebagai berikut :
    SA 10 M,MODEL 8022 A
    FORD 10 M

0 komentar:

Posting Komentar