Another Source

Senin, 06 Februari 2012

SMP-PROSEDURE PENGUKURAN PERANGKAT GMD TYPE DM46U6




4.1              Meter Reading

Tujuan     :
·         Untuk mengetahui besaran/level/tegangan titik point pengukuran perangkat menggunakan Microterminal.

Alat ukur :
ü  Microterminal
ü  Avometer

Alat kerja/Kebersihan    :
ü  Tool Kit Set(jika diperlukan)
ü  Alat-alat pemeliharaan mingguan

Prosedur  :
Þ    Sebelum melaksanakan  Pemeliharaan Bulanan, terlebih dahulu lakukan pemeliharaan harian dan mingguan terhadap perangkat.
Þ    Tancapkan konektor (RS 232) Mikroterminal pada soket J01 yang terletak di bagian bawah handset orderwire.
Þ    Putar switch yang ada di bagian atasnya untuk memilih kanal yang akan diukur(X,1,2, dan 3).
Þ    Untuk masing-masing radio, catat hasilnya pada format laporan bulanan.
Þ    Perhatikan, bahwa pemeliharaan dilakukan pada kondisi perangkat bekerja/operasi normal, oleh karenanya tidak dibenarkan melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan terputusnya hubungan (perpu).
Þ    Setelah selesai, pastikan sekali lagi bahwa pekerjaan yang telah dilakukan tidak menimbulkan alarm apapun pada perangkat.


4.2              Prosedur Pengukuran Frekuensi TLO & Tegangan VCXO TLO

Tujuan     :
·         Mengukur frekuensi Transmitter Local Osilator (BVK-402)
·         Mengukur tegangan VCXO TLO (tegangan bias resistor R-01)

Alat yang digunakan      :
ü  Spectrum Analyzer/Microwave frequency Counter
ü  Multimeter Digital
ü  Extender Unit Transmitter
ü  Adapter Connector
ü  Coaxial Cable 50 ohm
Prosedur Pengukuran Frequency TLO           :
·         Keluarkan modul Terminal/Repeater Framing dari slim rack.
·         Lepaskan Coaxial Cable semi rigid antara J02 dan SHF Tx Filter.
·         Hubungkan terminal J02 dengan Spectrum Analyzer / MF Counter sesuai frekuensi yang diukur.
·         Bila terjadi pergeseran nilai frekuensi dari spec. nominal, atur TLO tuning.
·         Amati penunjukan Tegangan pada Test Point TP.01(Tx) dengan menggunakan Multimeter Digital.
·         Amati penunjukan Tegangan Varactor Diode TLO.VV pada Display Micro terminal.
·         Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.
·         Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.

Prosedur Pengukuran Tegangan VCXO TLO            :
§  Cabut unit transmitter dari slim rack, kemudian pasang kembali dengan menggunakan  Extender Unit.
§  Ukur tegangan bias pada R01 dengan Multimeter Digital.
§  Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.

Catatan   :      Disarankan untuk pengukuran Tx Local Oscillator (BVK-402) dan pengukuran Tegangan VCXO TLO (Resistor R01) dilakukan secara bersamaan, sebab apabila hasil pengukuran frekuensi TLO hasilnya sudah sesuai dengan nilai nominalnya ada kemungkinan Tegangan VCXOnya bergeser atau sebaliknya.

Spesifikasi   :
Range Tegangan bias VCXO TLO (R01) = 10 ~20 mVolt.
Range Tegangan pada Test Point TP.01  (tx) = 1.6 V ± 0.2 Volt.
Range Tegangan Varactor Diode TLO.VV = 0.0 Volt.        

4.3              Prosedur Pengukuran Level Output Transmitter

Alat yang digunakan      :
ü  Power Meter.
ü  Sensitive Sensor type LP (Low Power).
ü  Adapter Connector dari sma type to N-type.
ü  Coaxial Cable 50 Ohm.

Prosedur Pengukuran Level Output Transmitter       :
Þ    Lakukan kalibrasi Power Meter sesuai dengan frekuensi TLO  (gunakan sensor Low Power).
Þ    Lepaskan coaxial cable semi rigid antara Unit Transmitter dan Terminal J01.
Þ    Sambungkan terminal J01 dengan Power Meter.
Þ    Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
Þ    Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.

Nilai Batas Pengukuran        :

Nilai referensi level Output Transmitter = -14 ± dBm.

4.4              Prosedur Pengukuran Level Output Power SHF Amplifier

Alat yang digunakan      :
ü  Power Meter
ü  Multimeter Digital
ü  Power Sensor (High Power)
ü  RF Attenuator 20 ~ 30 dB
ü  Connector adapter sma type to N~type
ü  Coaxial Cable 50 Ohm

Prosedur Pengukuran Level Output SHF Amplifier  :
Þ    Kalibrasi Power meter sesuai frekuensi transmit (gunakan power sensor dan RF Attenuator yang sesuai).
Þ    Hubungkan multitester (voltmeter) pada test point (+ 4 Volt) di panel depan SHF Amplifier dan check penunjukan tegangannya.
Þ    Lepaskan Coaxial cable CMI input (J01) pada modul Framing.
Þ    Lepaskan Coaxial cable semi rigid antara J02 pada unit SHF Amplifier dan SHF TX Filter.
Þ    Hubungkan J02 pada Unit SHF Amplifier dengan Input Power Meter.
Þ    Baca hasil penunjukan (nilai pembacaan + nilai RF Att), dan lakukan pengaturan bila terdapat penyimpangan.
Þ    Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.
Þ    Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.

Batas Nilai Pengukuran        :

Power Output SHF Amplifier      = + 29 dBm ± 1 dB.
Tegangan + 4 Volt                        = + 4 Volt ± 0.1 V.


4.5              Prosedur Pengukuran Spectrum Band Width Amplifier

Alat yang digunakan      :
ü  Spectrum Analyser
ü  Connector adapter ma type to N-type
ü  Coaxial cable 50 Ohm

                  Prosedur Pengukuran    :
Þ    Lepaskan Coaxial Cable semi rigid antara J02 pada Unit SHF Amplifier dan SHF Tx Filter.
Þ    Hubungkan terminal J02 dengan Input Spectrum Analyzer.
Þ    Set konfigurasi Spectrum Analyzer sampai indikasi “Uncal”nya hilang.
Þ    Dari gambar yang diperoleh pada Spectrum Analyzer, tentukan Band Width-nya dan check apakah terdapat intermodulasi atau tidak.
Þ    Pengukuran sebaiknya dilakukan dengan durasi minimal 15 menit.
Þ    Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengukuran.
Þ    Normalkan kembali setelah pengukuran selesai.

Batas Nilai Pengukuran  :

Band Width                      = < 40 MHz.
C/N Intermodulasi                        = > 35 dBm.


4.6              Prosedur Pengukuran Level Power Receive tanpa Diversity

Alat yang diperlukan        :
ü  Power Meter
ü  Connector adapter sma type to N-type
ü  Power Sensor (Low Power)
ü  Coaxial Cable 50 Ohm

Prosedur Pengukuran        :
Þ    Kalibrasi Power Meter sesuai frekuensi receive (gunakan power sensor “Low power”).
Þ    Lepaskan Coaxial Cable semi rigid antara SHF Rx Filter dan J01 pada modul Receiver.
Þ    Hubungkan output SHF Rx Filter dengan input Power Meter.
Þ    Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
Þ    Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.

Nilai Referensi & Toleransi           :

Po              = Power receive berdasarkan perhitungan “Hop Calculation”.
Pr               = Power receive hasil pengukuran
Toleransi    = Pr = Po ± 2 dB.


4.7              Prosedur Pengukuran Level Power Receive dengan Diversity

Alat yang digunakan      :
ü  Power Meter
ü  Connector adapter sma type to N-type
ü  Power Sensor Low Power
ü  Coaxial Cable 50 Ohm

Prosedur Pengukuran        :
Þ    Kalibrasi power meter sesuai frekuensi receive (gunakan power sensor low Power range 20 ~ 70 dBm).
Þ    Lepaskan Coaxial Cable semi rigid antara Normal SHF RX Filter dan J05 pada modul Receiver Diversity.
Þ    Hubungkan output normal SHF Rx Filter dengan input Power Meter.
Þ    Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
Þ    Normalkan sistem (Main sistem), kemudian lakukan hal yang sama untuk Diversity sitem dengan melepas coaxial cable semi rigid untuk Diversity SHF Rx Filter dengan J06 pada modul Receiver Diversity.
Þ    Hubungkan Output Diversity SHF Rx Filter dengan input Power Meter.
Þ    Catat hasil pengukuran yang diperoleh.
Þ    Normalkan kembali setelah selesai pengukuran.


4.8              Prosedur Pengukuran Automatic Gain Control (AGC)

Alat yang digunakan      :

ü  Multitester (Voltmeter)
ü  Microterminal MT-416

Prosedur Pengukuran    :
           
            Mengukur AGC Main, AGC Diversity & AGC Combine     :
Þ    Pasang Microterminal dan posisikan Channel Selector pada kanal yang akan diukur.
Þ    Monitor tegangan AGC pada test point TP02 pada modul Receiver Diversity.
Þ    Masuk menu “Diversity Combiner” kemudian tekan : Valid.
Þ    Pilih “Gain of Path” kemudian tekan : Valid.
Þ    Ubah TDE : G_RF1 = 1 & TDE : G_RF2 = 0.
Þ    Kembali ke menu “Diversity Combiner”, kemudian pilih “Phase Value” dan tekan : Valid.
Þ    Catat hasil penunjukan pada Voltmeter tiap phase dari 0 ~ 240 dengan step 30.
Contoh :                Phase Value                            AGC Volt
00                                                                                        3.95
30                                            3.98          
60                                            3.96
…                                             …
…                                             …
…                                             …
240                                                                                     
Kembali ke phase Value = 0, kemudian nilai AGC yang diperoleh dirata-ratakan, misalnya = 3.96 dan merupakan nilai AGC1.

·         Kembali ke sub menu “Gain of Path”, tekan kembli : Valid.
·         Ubah TDE : G_RF1 = 0 & TDE  : G_RF2 = 1.
·         Catat nilai yang terbaca pada voltmeter sebagai nilai AGC (Combine).
·         Tekan “Return” pada Microterminal sampai ke menu utama.

Catatan          :

v  Jika modul receivenya bukan “Receiver Diversity”, untuk pengukuran AGC cukup dengan menggunakan Voltmeter, tanpa Microterminal.
v  Jika nilai AGC1 ? AGC2, maka daat dilakukan pengaturan AGC dengan prosedur sebagai berikut :
§  Pasang Microterminal, posisikan Channal Selector pada kanal yang akan diukur dan Monitor tegangan AGC pada test point TP02 pada unit Receiver Diversity.
§  Pada Microterminal, masuk pada menu “Diversity Combiner” kemudian tekan : Valid.
§  Pilih “Gain of Path” kemudian tekan : Valid.
§  Ubah TDE : G_RF1 = 0 & TDE : G_RF2 = 1.
§  Lakukan pengaturan (adjustment) pada RF2 sampai nilai AGC1 = AGC2.
§  Ubah kembali TDE : G_RF1 = 1 & TDE : G_RF2 = 1.
§  Tekan “Return” pada Microterminal sampai ke menu utama.

                                               
4.9              Prosedur Pengukuran Frekuensi RLO & Tegangan VCXO RLO

Alat yang digunakan      :
ü  Spectrum Analyzer atau Microwave Frequency Counter.
ü  Multimeter Digital
ü  Extender Unit Receiver
ü  Connector/adapter Connector
ü  Coaxial cable 50 Ohm

Prosedur Pengukuran        :
Þ    Set frekuensi Spectrum Analyzer atau Microwave frequency Counter sesuai nilai frekuensi unit Receiver yang akan diukur.
Þ    Lepaskan Unit Receiver/ Receiver diversity dari shelf rack, kemudian pasang kembali dengan menggunakan Extender Unit.
Þ    Ubah posisi switch S801 ke poisi pengukuran (ke atas).
Þ    Hubungkan output RLO dengan input alat ukur Spectrum Analyzer/ Micro frequency Counter.
Þ    Monitor tegangan bias RLO pada R104 dengan Multitester Digital (Voltmeter).
Þ    Bila terjadi pergeseran, lakukan pengturan pada RLO tuning (coarse + fine adjustment).
Þ    Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah pengaturan.

Catatan     :   Disarankan untuk pengukuran Tx Local Oscillator (BVK-402) dan pengukuran Tegangan VCXO TLO (Resistor R01) dilakukan secara bersamaan, sebab apabila hasil pengukuran frekuensi TLO hasilnya sudah sesuai dengan nilai nominalnya ada kemungkinan Tegangan VCXOnya bergeser atau sebaliknya.

Nilai Batas Pengukuran    :

Toleransi pergeseran frekuensi : (F- Fo) / Fo = (± 2.10¯5)
               Dimana,              F   = Nilai nominal frekuensi yang diukur
                                          Fo = Nilai hasil pengukuran

Range Tegangan bias VCXO RLO (R104) = 10 ~ 20 mVolt.
Range Tegangan  pada Test Point TP.01 (Rx) = 1.6 V ± 0.2 Volt
Range Tegangan Varactor Diode RLO.VV = 0.0 Volt.


4.10          Prosedur Pengukuran Threshold VS BER

Tujuan

            Check sensitivitas Receiver masing-masing Hop. Level daya receiver merupakan fungsi dari BER.
           
Perangkat Test

ü  BER ANALYZER (Tx dan Rx)
ü  SHF Variable Attenuator (0 – 70 dB)
ü  2 buah Kabel Coax. Semi Rigid 50 O
ü  2 buah Kabel Adaptor “RIM Female/ N male”
ü  2 buah Kabel coax. “BNC male/ 1.6 – 5.6” 75O
ü   
Prosedur

Þ    Pengukuran dilakukan pada semua section, terminal ke terminal dan dibutuhkan paling sedikit 2 Team pengukuran.

Catatan : Pada station repeater tidak tersedia akses CMI.

Þ    Pada arah E/O, pada station terminal yang bersangkutan dilakukan loop pada akses CMI.
Þ    Team pengukuran yang pertama (Team 1) mengukur BER dengan BER Analyzer pada station arah O/E.
Þ    Team pengukuran yang kedua (Team 2) bergerak dari satu station ke station lainnya untuk menyisipkan Variable Attenuator.
Þ    Pengetesan yang harus dilakukan :
Þ    Kedua team pengukuran dapat berkomunikasi dengan menggunakan oder wire.

PADA STATION TRANSMIT (Team 2)

Þ    Sisipkan Variable Attenuator di antara Input Tx SHF (SHF Filter) dan J02 pada SHF Amplifier.
Þ    Atur Variable Attenuator yang disesuaikan dengan permintaan dari Team 1.

PADA STATION TERMINAL ( Misalnya Arah E/O)

Þ    Gunakan kabel coax. Untuk melakukan loop dengan menghubungkan : J01 (CMI Input) pada unit Framing Tx dan J01 (CMI Output) pada unit Deframing Rx, masing-masing untuk kanal normal dan standby. Pada kondisi loop ini sinyal Tx pada station terminal akan diloop kea rah station yang sama.
Þ    Pada konfigurasi tersebut di atas diperbolehkan melakukan seluruh pengukuran pada station terminal arah O/E saja.

PADA TERMINAL STATION ( Arah E/O)

Þ    Lepaskan kabel coax. Dari : J01 pada Framing Tx dan J01 pada Deframing Rx.
Þ    Hubungkan :
Output BER Analyser (Tx) pada J01 Framing Tx.
Input BER Analyser (Rx) pada J01 Deframing Rx.
Þ    Atur Tx dan Rx pada BER Analyser :
Pseudorandom sequence               : 223 – 1
Code                                             : CMI
Rate                                               : 139.264 Mbps
Þ    Koordinasikan dengan Team 2 untuk mengatur Attenuator.
Þ    Baca hasil pengukuran BER pada BER Analyser.
Catatan : Untuk BER yang besar, sebaiknya dilakukan pengukuran dengan waktu yang lama.
Þ    Saat BER = 10¯6, minta Team 2 untuk mencatat nilai Attenuator.
Þ    Lanjutkan pengukuran sampai BER mencapai 10¯5,10¯4,10¯3.
Þ    Gambarkan Kurva BER sebagai hasil pengukuran BER Versus level Daya Receiver. Daya receiver adalah nilai nominal daya receiver dikurangi redaman SHF Attenuator.
Þ    Ulangi pengukuran untuk semua kanal baik normal maupun standby untuk tiap arah O/E dan E/O.

Catatan : Pada kondisi Fading, pengukuran BER tidak dilakukan. Data perangkat (spesifikasi teknis keluaran pabrik) digunakan sebagai hasil pengukuran pada hop yang bermasalah.

Threshold versus pengukuran BER diukur dengan kondisi kanal adjacent RF posisi switch OFF.

Jika hasilnya tidak sesuai spesifikasi, Variable Attenuator SHF dapat dipasang pada Receiver untuk mengetahui apakah masalah tersebut berasal dari Interferensi atau perangkat yang cacat.

Hasil dan Toleransi

Tanpa Diversity                     Nilai toleransi daya receiver

Threshold BER           : 10¯3  …….> Pr  = -75.5 dBm
Threshold BER           : 10¯6 …….>  Pr = -73 dBm

Dengan Diversity                   Niali toleransi daya receiver

Threshold BER           : 10¯3  ………..>  Pr = -77.5 dBm
Threshold BER           : 10¯6  ………..>  Pr = -75 dBm

4.11          Prosedur Pengukuran Section Quality

Tujuan
            Untuk mengecek kualitas link GMD. Test ini dilakukan dari Terminal ke Terminal.

Perangkat Test

ü  BER ANALYSER GENERATOR & RECEIVER ( 1 digunakan untuk kanal loop)
ü  2 buah “BNC male/ 1.6 – 5.6” kabel Coax. 75 O
ü  2 buah “1.6 – 5.6 male/ 1.6 – 5.6 male” kabel coax. 75 O

Prosedur

Þ    Test Kualitas dilakukan dari terminal ke terminal, untuk kanal normal dan standby.
Þ    Pada akses CMI dilakukan loop pada station terminal pada Automatic Switching.
Þ    BER Analyser dihubungkan pada akses CMI pada station arah O/E (PRS = 2 23 – 1; 139.264 Mbps).
Þ    Test kualitas dilakukan selama 24 jam.
Þ    Automatic Switching pada status inactive mode, manual lockout untuk kanal normal; kanal standby pada status independent mode sebagai kanal normal.
Þ    Untuk kasus fading selama kurang dari 15 menit, periode relative terhadap fading dihilangkan.
Þ    Untuk kasus fading selama lebih dari 15 menit, test kualitas ditingkatkan pada waktu yang sama.

Hasil dal Toleransi

v  Performansi selama 24 jam untuk sebuah section loop sepanjang 280 km atau kurang lebih sama dengan :
·         24                    errored seconds
·         0                      severely errored seconds (SES) or Degraded Minutes (DM)
·         24064              errors
·         0                      alarm indicated signal (AIS) or lost of frame alignment (LFA).

v  Di atas 280 km, nilai-nilai berikut dikoreksi menurut panjang sebenarnya.
·         Seconds untuk BER melebihi 10¯3 harus tidak termasuk saat pengukuran degraded minute (DM).
·         Periode BER melampaui 10¯3 yang nampak lebih dari 10 seconds berturut-turut tidak termasuk dalam rekomendasi, karena dihitung dalam sistem unavailability (REC.557).

0 komentar:

Posting Komentar