Another Source

Jumat, 03 Februari 2012

Perdagangan Kualitas Layanan Pada Open Network Architecture


Benny Hermawan 13294042
Dosen: Onno W. Purbo


Benny Hermawan 13294042
Dosen: Onno W. Purbo



TINA (Telecommunication Information Network Architecture)  telah dikembangkan oleh Tim Konsorsium TINA sejak 1993 dan direlease pada akhir 1997. TINA memiliki tiga domain utama arsitektur jaringan :
·         Distributed processing environment (DPE)
·         Network resource architecture
·         Service Architecture
DPE adalah teknologi yang berplatform object oriented. Motivasi ekonomis dari  Quality of  Service (Qos) ini adalah karena layanan jaringan yang free seperti yang kita alami di internet tidak menjamin ketersediaan resources, sehingga tidak bisa menjamin QoS.
Ada 4 elemen QoS (kuartet QoS):


1.    Service Quality :
Kualitas layanan yang diharapkan oleh user application dapat dipahami sebagai :
ü  Kemudahan untuk mengekspresikan dan memahami dari sudut pandang user
ü  Dapat diinterpretasikan secara kuantitatif dan dipetakan pada alokasi network resources.
2.    Usage Control:
Usage control adalah mekanisme untuk meningkatkan predictability dari user behaviour.
3.    Service Quality
Kualitas service diterjemahkan  ke dalam resource requirement yang direalisasikan oleh QoS oriented connection management protocol seperti ATM  user –network interface (ATM UNI) dan Resource Reservation Protocol (RSVP).
4.    QoS Monitoring
Suatu jaminan QoS tidak akan mungkin dilakukan tanpa monitoring performansi jaringan.
Sistem jaringan dapat bersifat dijamin atau tidak dijamin kualitasnya. Dijamin berarti bila terjadi gangguan atau tidak berfungsi sebagaimana  yang telah dijanjikan maka provider tidak menarik biaya dari pelanggannya atau bahkan membayar kompensasi, sedangkan bila tidak dijamin maka kualitas layanan yang ditawarkan  juga tidak sebagus yang pertama.
Ada 4 region  (kuadran) dalam menganalisa kualitas service dalam TINA, di mana  service quality dan network monitoring diletakkan pada sumbu service management, sementara Network control dan Usage control diletakkan di Network resources:

·         Region I (Internet) :
Fasilitas QoS untuk  kedua sumbu (service management dan network resources) tidak disediakan. Oleh karena itu tidak ada korelasi antara QoS dan tagihan biaya.
·         Region II (Freeway Country):
Network resource-nya ditekankan untuk mendukung aplikasi broadband, namun kualitas layanan,  monitoring QoS dan manajemen service-nya masih lemah. Sehingga tagihan dapat diterapkan pada layanan, namun struktur biayanya masih sederhana.
·         Region III (Insurance Company):
Ciri pada daerah ini adalah upgrade network resource yang tertinggal di belakang deskripsi kualitas dan monitoring QoS. Struktur  biaya dan tagihan dapat lebih dirinci dengan memperhatikan juga kompensasi pada kegagalan jaminan QoS.
·         Region IV (POTS):
Ketersediaan network resource dan deskripsi kualitas layanan telah seimbang seperti pada POTS.  Dalam POTS, kedua kriteria yaitu kualitas service dan  asumsi model traffic dibuat relatif sederhana, untuk mendukung struktur harga yang stabil dan profitabel bagi operator telepon.

Berdasarkan pendekatan tersebut, kita bisa mengidentifikasi 3 path evolusi yang berbeda:

Path A:Service –driven path

Lintasan pada path A ini melalui region (I-III-IV). Terjadi jika investasi pada network resource tertinggal di belakang  pertumbuhan aplikasi multimedia internet. Hal ini karena pengembalian biaya dari aplikasi broadband tidak dapat mengejar  biaya investasi.


Path B:Balanced path

Merupakan path yang seimbang, yang melalui region I-IV. Path evolusi ini adalah ideal, namun sangat sulit untuk dicapai kecuali ada komitmen yang kuat oleh operator telekom untuk meningkatkan QoS.

Path C:Network-resource-driven path

Path ini merupakan melalui region I-II-IV. Terjadi jika pajak yang ditarik oleh pemerintah terlalu besar.

Struktur Harga:
Asumsikan bahwa user memiliki hipotesis tentang Service Quality Function SQF( ). Maka  requirement dapat dinyatakan sebagai :
                        ("x)("y)SQF(x) £ SQF(y)
                                    Þ Price(x) £ Price(y)
x dan y adalah kumpulan (set) parameter-parameter QoS dan price ( )  adalah fungsi yang merepresentasikan struktur harga. Oleh karena x dan y dinyatakan sebagai kumpulan parameter (vektor) maka SQF juga merupakan vektor.
Service Quality:
Ada  tiga issue utama dalam masalah kualitas layanan yaitu :
1.    Service Quality Function
SQF haruslah sederhana, dapat dipahami, dan cukup untuk menggambarkan perbedaan kualitas layanan yang direfleksikan dengan perbedaan harga. SQF adalah fungsi multidimensional yang masing-masing dimensi berhubungan dengan  suatu feature kualitas layananseperti audio, video, dan bernilai antara 0 s/d 1. Berikut ini adalah contoh dari SQF dan dimensinya:
·         Audio: memetakan beberapa kualitas audio(CD, FM radio,8K codec) ke skala sistem
·         Video: memetakan kualitas video (NTSC, VCR SP, MPEG2, HDTV) ke skala sistem
·         Response time : ukuran yang penting untuk game interactive, yang berguna juga untuk mengukur performansi interface operasional.
·         Throughput: ukuran ini berguna untuk layanan semacam FTP

2.    QoS Schemma Mapping
Skala SQF dipilih oleh user untuk dipetakan ke skema QoS yang dapat diterima oleh network control protocol atau internetworking layered network domain (LND). Traffik descriptor  dan parameter QoS  haruslah membedakan faktor-faktor berikut :


·         Traffic Parameter :
Traffic parameter  mengkarakterisasi suatu aspek tertentu dari aliran data pada satu single point. Sebagai contoh Peak Cell Rate (PCR) dan Sustainable Cell Rate (SCR) dari suatu koneksi ATM dapat dimonitor dan dikendalikan pada suatu UPC.

·         QoS Parameter :
QoS parameter  mengkarakterisasi kualitas transfer yang diberikan oleh suatu koneksi ayng diperoleh dengan membandingkan unit data pada sisi masukan dan keluaran interface. Ini adalah pengukuran dua titik seperti : Cell Loss Rate (CLR), Peak to Peak Cell Delay Variation (CDV), dan Maximmum Celll Transfer Delay (CTD).

·         Network Configuration Management
Karena mapping melibatkan dukungan encoding/decoding pada terminal dan protocol dalam jaringan, maka stack yang dipilih  harus dikonfirmasikan kepada kedua terminal dan jaringan.

·         QoS Monitoring
Ketika SQF dipetakan ke suatu set skema QoS, kondisi monitoring QoS (mis: bit error rate, packet loss rate) dapat diturunkan. Karena kebanyakan algoritma encoding  mengasumsikan suatu level transport QoS, penurunan kondisi monitoring QoS kebanyakan otomatis.

3.     Price –QOS Matching: Plug and Play QoS
Dari sudut pandang user, adalah penting  untuk mengetahui apakah harga yang harus dibayar  sesuai dengan kualitas yang ditawarkan. Jika SQF  dan struktur harga untuk penarikan tagihan skema QoS telah diketahui, maka user dapat menegosiasikan list requirement yang sesuai dengan kebutuhannya.  Untuk menganalisanya, kita formulasikan ke dalam rumus matematika sebagai berikut:
Asumsikan suatu SQFi(x) sebagai  suatu nilai SQF dair ukuran I untuk skema QOS x yang  diberikan.  Formula service Quality kemudian dapat dinyatakan sebagai :
                 Minimize Price (x)
                 SQFi(x) ³ Qi
Di mana variabel I meliputi seluruh ukuran SQF yang  berbeda, dan Qi adalah minimum requirement pada ukuran i. Wi adalah weight yang nilainya antara 0 s/d 1. Formula harga kemudian dapat dinyatakan sebagai:
                 maximizeSWi.SQFi(x)
                 SQFi(x) ³ Qi
                 Price(x) £ Po

Pada kasus lain proses matching struktur harga dan  dan suatu skema QoS dapat secara otomatis dilakukan (plug and play) saat formula matematikanya diberikan. Perhatikan gambar di bawah ini yang menggambarkan aspek matematika dari matching QoS dan harga. Pada gambar ini  oktan pada segmen kualitas layanan tiga dimensi  memiliki origin (Q0, Q1, Q2); maka kendala konstrain  pada SQF secara otomatis dipenuhi dalam oktan. Titik operasional yang ditunjukkan oleh OPA yang terletak di antara konstrain harga dan konstrain stepwise yang disebabkan oleh Dom(x); yang merupakan kumpulan dari skema QoS. Konstrain stepwise ini terlihat karena beberapa option encoding  hanya melewatkan nilai diskret tertentu. SQ-matching akan menggerakkan operational point  ke user preference, yang direpresentasikan  oleh weight vector (W0, W1,W2), sampai ia menyentuh konstrain harga (OPB). Formula harga akan  menggerakkan titik operasi melalui origin  sampai ia menyentuh  kerutan konstrain yang dipaksa oleh Dom(x)(OPc).





0 komentar:

Posting Komentar