Another Source

Jumat, 03 Februari 2012

Penanggulangan Interferensi pada Sistem Komunikasi Satelit


A. Proses Produk Jasa


Alat dan Bahan
Tabel 2.2 Alat dan Bahan yang  Digunakan
No.
Nama Alat dan Bahan
Spesifikasi
Jumlah
Pemilik
1
Modem
Standard
1
PT. Telkom
2
Up Converter
Standard
1
PT. Telkom
3
Down Converter
Standard
1
PT. Telkom
4
HPA
Standard
1
PT. Telkom
5
LNA
Standard
1
PT. Telkom
6
Spektrum Analizer
Standard
1
PT.Telkom
7
Power Meter
Standard
1
PT Telkom
8
Frekuensi counter
Standard
1
PT.Telkom
9
Coaxial Cable
Standard
Secukupnya
PT.Telkom
10
Connector
Standard
Secukupnya
PT.Telkom
11
Pad
Standard
Secukupnya
PT.Telkom
12
Power Sensor
Standard
1
PT.Telkom
13
Grounding Tangan
Standard
1
PT.Telkom

2.3    Gambar Kerja
 
Gambar 2.1 Blok Diagram Stasiun Bumi Standard

 
Proses Pengerjaan
2.4.1 Stasiun Bumi Standar



                   Gambar 2.2 Blok Diagram Stasiun Bumi Standar
2.4.1. a  Konfigurasi Uplink
Ø  Fungsi IF Combiner dan RF Combiner :
Untuk fleksibilitas penambahan link (penambahan perangkat) dengan meminimalisasi (menghindari) terjadinya perpu. Port Combiner yang belum digunakan harus ditutup menggunakan terminasi (terminator) dengan impedansi yang sesuai diport tersebut.
Ø  Fungsi Variable Attenuator :
Untuk mengatur besar kecilnya level power (akumulasi) yang diinputkan ke Up Converter. Pengaturan attenuator dilakukan berdasarkan hasil monitoring di test point.

Ø  Fungsi test point diinputkan Up Converter (IF sample) :
Untuk mengetahui apakah level power (akumulasi) yang diinputkan ke Up Converter masih berada di dalam range level yang diijinkan atau tidak dengan tanpa menyebabkan perpu link.
Ø  Fungsi test point diinputkan HPA (RF sample) :
Untuk mengetahui besar kecilnya level power keluaran Up Converter, serta untuk mengetahui apakah sinyal keluaran Up Converter tersebut menghasilkan carrier intermod atau tidak.
Ø  Fungsi fasilitas monitoring (test point) di HPA :
1. Untuk mengetahui konsumsi power HPA yang merupakan indikasi dari titik kerja pembebanan HPA.
2. Untuk memonitor status kesehatan carrier-carrier yang dipancarkan.
3. Untuk mempermudah investigasi apabila terjadi gangguan.
2.4.1. b Konfigurasi Down Link
Ø  Fungsi IF Divider dan RF Divider :
Untuk fleksibilitas penambahan link (penambahan perangkat)dengan meminimalisir (menghindari) terjadinya perpu.
Ø  Fungsi fasilitas monitoring ditingkat RF (Spectrum Analyzer) :
·      Untuk memonitor status kesehatan carrier secara tepat.
·      Dengan adanya fasilitas monitoring ini akan mempermudah investigasi apabila terjadi gangguan.
Ø  Fungsi test point di output Down Converter :
·      Untuk mengetahui besar kecilnya level output power (akumulasi) dari Down Converter yang akan diinputkan (didistribusikan) ke masing-masing modem.
o     Pengaturan level output power down Converter dengan cara pengaturan PAD di Down Converter dan  atau variable attenuator.
Ø  Fungsi variable attenuator di output Down Converter :
·      Untuk mengatur besar kecilnya level power output Down Converter yang akan diinputkan ke modem.

2.4.2 Interferensi pada Sistem Komunikasi Satelit
Dalam operasinya, sistem komunikasi satelit tidak pernah luput dari berbagai macam gangguan. Dimana gangguan ini dapat berasal dari perangkat itu sendiri ataupun dari luar perangkat. Selain itu gangguan dapat pula disebabkan karena faktor alam. Berbagai macam gangguan dapat berdampak fatal pada kelangsungan operasi sistem, karena dapat menurunkan performansi kerja.
Untuk dapat menanggulangi gangguan tersebut, maka terlebih dahulu kita harus dapat mengerti gangguan tersebut, kapan dan bagaimana gangguan itu bisa terjadi.
Berikut dijelaskan mengenai berbagai macam gangguan yang biasanya timbul dalam pengoperasian Sistem Komunikasi Satelit :
Ø    Cross Polarisasi
Cross polarisasi terjadi karena kesalahan posisi sudut polarizer atau horn dari suatu antena . Pada Sistem Ku-band cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh pengaruh butiran air hujan yang dapat mengubah polarisasi sinyal. Sedangkan pada C-band terjadinya cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi antara polarisasi Vertikal dan horizontal pada sistem feed-horn antena.
Ø    Interferensi Radio FM
Interferensi Radio FM adalah interferensi yang dimunculkan oleh Stasiun Bumi yang terinduksi oleh frekuensi FM (88-108 MHz) dan akan ikut dipancarkan ke satelit.
Ø    Interferensi Antar Satelit (ASI)
Interferensi Antar Satelit (ASI) adalah gangguan yang terjadi pada satelit atau Stasiun Bumi remote yang sumber gangguannya berasal dari satelit lain.
Ø    Sun outage
Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi. Sun outage akan terjadi dalam beberapa hari di jam yang sama selama beberapa menit.
Ø    Intermodulasi
Intermodulasi adalah suatu gejala saling mempengaruhi antara beberapa sinyal pada sistem penguat. Dimana hal ini terjadi apabila penguat bekerja pada daerah non linear dan perangkat diberi input lebih dari satu sinyal. Makin jauh keluar dari daerah daerah linier, makin besar daya sinyal intermodulasi sehingga makin mengganggu sinyal dasar.
Ø    Interferensi Antar Kanal
Interferensi ini terjadi pada kanal-kanal yang saling berdekatan dengan penempatan center frekuensi carrier yang tidak tepat.
Ø    Retransmit
Retransmit adalah jenis gangguan yang terjadi pada satelit karena adanya carrier receive yang ditransmitkan kembali pada tingkat IF.
Ø   Meteor Shower
Meteor shower adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya debu-debu halus hasil ledakan meteor.
Ø   Carrier Liar (Carli)
Carrier liar adalah gangguan yang tidak diketahui dari mana asalnya. Dengan mengidentifikasi ciri-ciri carli ini, maka kita akan mengetahui penyebab carli.

2.4.3 Proses Penanggulangan Interferensi
Pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan secara umum mengenai defenisi dari jenis-jenis interferensi yang kerap kali muncul pada sistem Komunikasi Satelit. Untuk penanggulangan gangguan seperti interferensi, kita harus dapat mengetahui faktor-faktor apa yang dapat menimbulkan interferensi dan bagaimana dampaknya pada performansi sistem yang sedang beroperasi. Telah diketahui bahwa salah satu faktor penyebab interferensi dapat pula berasal dari alam, dimana hal ini mutlak terjadi dan dampaknya tidak mutlak ditanggulangi.
Berikut ini dijelaskan tentang sebab-sebab dan dampak interferensi serta proses penanggulangannya.


  2.4.3.1 Cross Polarisasi


 
Gambar 2.4 Contoh Sinyal Cross Polarisasi
Ø  Penyebab Cross Polarisasi adalah :
·           Kesalahan posisi sudut polarizer atau horn dari suatu antenna
·           Kesalahan posisi satelit
Ø  Adapun akibatnya sebagai berikut :
·           Dapat menimbulkan gangguan dan dapat menurunkan kualitas sistem komunikasi
·           Jika polarisasi stasiun bumi tidak baik maka gangguan akan muncul pada transponder sebaliknya
Ø  Untuk menanggulangi Cross Polarisasi, maka dapat dilakukan :
·           Melakukan pengaturan polarizer dari antena dengan bantuan Stasiun Bumi dual pol. Atau SPU CBI
·           Melakukan maintenance rutin / pengukuran cross polarisasi secara rutin terhadap semua stasiun bumi
·           Sebelum melaksanakan pengukuran cross polarisasi direkomendasikan untuk melakukan pointing ulang.

  2.4.3.2 Interferensi Radio FM

 

Ø    Adapun penyebab interferensi radio FM adalah sebagai berikut :
·           Stasiun pemancar radio FM menggunakan Frekuensi 88 MHz sampai dengan 108 MHz dan lokasinya dekat dengan Stasiun Bumi
·           Konektor di outdoor tidak terpasang dengan baik
·           Induksi / kebocoran kabel IF yang ke Up Converter yang memiliki IF filter yang lebih dari 40 MHz sehingga mempengaruhi transponder berikutnya
·           Grounding yang tidak baik ( shielding )
·           EIRP stasiun radio FM besar
Ø    Akibat munculnya interferensi ini maka akan berdampak :
·           Terhadap stasiun bumi :
o    Beban ( loading ) akan bertambah
o    Beban di up converter akan bertambah
o    Muncul interferensi carrier di up converter dan di HPA
o    Carrier yang ditransmisikan oleh Stasiun Bumi sumber interferensi mengalami   degradasi
·           Terhadap satelit :
o    Beban ( loading ) transponder bertambah
o    Mengganggu carrier yang beroperasi di transponder
o    Transponder bisa over saturasi
o    Noise floor transponder naik
o    Intermodulasi carrier di transponder
Ø    Langkah-langkah penanggulangan interferensi radio FM :
·          Periksa connector IF
·          Memasang IF filter < 40 MHz
·          Mengganti kabel IF dengan kualitas standar
·          Memperbaiki grounding

  2.4.3.3 Interferensi Antar Satelit
Interferensi antar satelit ( ASI ) adalah gangguan yang terjadi pada satelit atau Stasiun Bumi remote yang sumber gangguannya berasal dari satelit lain.

 
 Gambar 2.8 Contoh Sinyal Interferensi Antar Satelit
Ø    Interferensi jenis ini akan terjadi apabila :
·          Countur atau coveragenya yang saling overlapping
·          Frekuensi operasi sama
·          Separasi satelit yang terlalu berdekatan
Ø    Adapun penyebab interferensi antar satelit adalah sebagai berikut:
·          Mispointing
Kesalahan pointing yang terjadi karena adanya angin kencang atau gempa bumi
·          Antena pattern
Spesifikasi antenna yang kurang bagus akibat kesalahan instalasi
·          Excessive power (power yang berlebihan)
-   Kesalahan setting power
-   Kesalahan link design
- Makin kecil antenna semakin potensial mengganggu dan         terganggu
Ø  Interferensi Antar Satelit akan mengakibatkan saling terganggunya satelit yang berdekatan sehingga menurunkan kualitas sinyal baik pada sisi pengirim maupun pada sisi penerima
Ø  Untuk proses penanggulangan interferensi jenis ini, haruslah terdapat kesepakatan oleh pengelola network seperti :
·          Menaati kesepakatan yang telah dibuat
·          Melakukan maintenace operasi network agar bekerja pada ketentuan yang disepakati
·          Bekerja sama untuk mengatasi permasalahan interferensi
·          Mendaftarkan networknya ke administrasi

  2.4.3.4 Intermodulasi
Intermodulasi akan terjadi apabila pengaturan input level yang berlebihan sehingga perangkat aktif (penguat) yang digunakan bekerja pada daerah non linear atau saturasi.
 
   Gambar 2.9 Karakteristik TWTA

Ø    Intermodulasi ini memiliki dampak sebagai berikut :
·          Terjadinya Crosstalk
·           Broken call atau pembicaran terputus tiba-tiba
·           Penurunan kualitas kanal
·           Penurunan SCR
·          Gangguan pada transponder yang berdekatan
Ø  Intermodulasi ini dapat ditanggulangi dengan cara memperkecil daya input pada HPA dengan cara penambahan nilai atenuasi pada attenuator


  2.4.3.5 Interferensi Antar Kanal

 
Gambar 2.11 Contoh Sinyal Interferensi Antar Kanal

Ø     Interferensi antar kanal ini biasa disebabkan oleh :
·          Carrier digital dengan bandwidth lebar
o     TDMA
o     TV digital, carriernya dioperasikan mendekati saturasi
·          Multi carrier pada tingkat RF
Ø  Adapun dampak yang dihasilkan oleh interferensi antar kanal ini yaitu :
Dapat menimbulkan sinyal-sinyal intermodulasi pada transponder di kanan kirinya meski pada output multiplexer transponder sudah dilengkapi dengan filter.
  2.4.3.6 Retransmit


 
Ø   Retransmit ini dapat disebabkan oleh :
·          Harness dan konektor tidak terpasang dengan baik
·          Terminasi yang tidak terpasang
·          Sistem grounding yang tidak baik
·          Switching- Switching IF/RF yang tidak baik
Ø   Akibat dari retransmit ini adalah :
·          BER (Eb/No) turun
·          Loading HPA akan bertambah
·          Loading up converter akan bertambah
·          Loading transponder akan bertambah
·          Noise floor transponder over saturasi
·          Memungkinkan timbulnya intermodulasi pada up converter maupun HPA
Ø   Untuk menanggulangi gangguan retransmit ini, maka dapat dilakukan dengan :
·          Mengencangkan semua konektor-konektor
·          Tutup semua terminasi
·          Mengganti / perbaikan perkabelan
·          Memperbaiki system grounding
·          Check kondisi switching- switching IF/RF
  2.4.3.7 Carrier Liar

 
   Gambar 2.14 Contoh Sinyal Carrier Liar

Ø Carrier liar ini merupakan gangguan yang tidak diketahui darimana asalnya. Dengan mengidentifikasi ciri-ciri carrier ini maka kita akan mengetahui penyebabnya.
Ø Dengan adanya carrier liar ini maka secara otomatis akan menurunkan kualitas performansi komunikasi.
Ø Langkah-langkah untuk menanggulangi gangguan ini adalah sebagai berikut :
·          Mengukur frekuensi RF yang dipancarkan untuk mengidentifikasi adanya frekuensi yang berdekatan dengan frekuensi RF stasiun bumi lainnya
·          Mengadakan koordinasi dengan pihak stasiun bumi lain, jika terdapat frekuensi RF yang hampir sama

      2.5 Hasil yang Dicapai
Dengan adanya penanggulangan interferensi pada sistem komunikasi satelit maka akan dicapai hasil sebagai berikut :
a.    Dapat mengetahui jenis-jenis interferensi, akibat dan bagaimana cara penanggulangannya
b.    Waktu Perhubungan Putus (Perpu) pada sistem komunikasi satelit dapat diminimasi
c.    Investigasi saat terjadi gangguan akan lebih mudah
d.   Dapat meningkatkan performansi sistem komunikasi satelit


B. Temuan Pelaksanaan



3.1 Keterlaksanaan
3.1.1 Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dalam pembuatan Proyek  Tugas Akhir (PTA) ini antara lain :
a.         Kesediaan pembimbing yang memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan Proyek Tugas Akhir (PTA) ini
b.         Tersedianya buku referensi dan sumber data lainnya
c.         Adanya waktu yang cukup dalam mencari data-data baik di industri maupun di sekolah
d.        Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti orang tua, guru, teman dan lain-lain
3.1.2 Faktor Penghambat
Selama proses pembuatan laporan Proyek Tugas Akhir (PTA) ini, terdapat faktor-faktor penghambat antara lain :
a.         Kurangnya pengetahuan kami tentang pengoperasian perangkat satelit.
b.         Kurangnya pemahaman kami tentang proses penanggulangan interferensi pada sistem komunikasi satelit.
c.         Kurangnya pemahaman kami tentang pemeliharaan sistem komunikasi satelit

3.2  Manfaat yang Dirasakan
Dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir (PTA) ini, tentu ada manfaat yang dapat kami rasakan diantaranya :
a.         Dapat mengetahui jenis-jenis interferensi yang terjadi pada sistem komunikasi satelit
b.        Dapat mengetahui akibat-akibat interferensi pada sistem komunikasi satelit dan bagaimana cara menanggulanginya
3.3  Pengembangan dan Tindak Lanjut
Dengan adanya penanggulangan interferensi pada sistem komunikasi satelit, maka dapat pula dikembangkan untuk sistem komunikasi lainnya. Salah satu contohnya adalah Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro (SKRGM). Di dalam Sistem Komunikasi Radio Gelombang Mikro (SKRGM), selalu diusahakan agar hubungan komunikasi lancar serta bebas dari gangguan-gangguan seperti interferensi. Oleh karena itu proses penanggulangan interferensi/gangguan sangat penting diterapkan dalam berbagai sistem komunikasi.  


1 komentar:

Info mantap pak/bu, trims. Boleh minta sumber buku nya? hehe

Posting Komentar