6.1 Umum
Prinsip
instalasi kabel serat optik tidak berbeda dengan instalasi kabel tembaga, namun
ada hal-hal khusus dalam instalasinya seperti penyediaan slack kabel yang cukup
untuk setiap titik sambungan maupun terminasi, kehati-hatian dalam penarikan
karena kabel serat optik rawan terhadap tekukan (maksimum bending radius adalah 20 kali diameter kabel) serta penyedian alat
sambung dan toolkit khusus untuk
penyambungan kabel serat optik.
Diameter
dan berat kabel serat optik lebih kecil daripada kabel tembaga sehingga panjang
span dalam satu kali penarikan dapat lebih panjang dan menghemat alat sambung,
maka untuk mengurangi gesekan dari rute yang dilalui terhadap kabel serat optik
diperlukan kabel rol (cable reel) pada saat penarikan kabel tersebut.
Agar
instalasi kabel teratur, maka kabel serat optik yang akan dipasang harus
memenuhi spesifikasi teknis yang telah dikeluarkan TELKOM dan dipergunakan
sesuai dengan fungsinya sesuai konfigurasi berikut :
Untuk
menjaga kelancaran instalasi kabel serat optik, maka surat ijin dari PEMDA
mutlak diperlukan sebelum pekerjaan instalasi dimulai.
Spesifikasi
teknis kabel serat optik yang dikeluarkan TELKOM adalah :
a. STEL QA - K - 015
Technical Specification Single Mode Jelly
Filled Loose Tube Optical Fibre Cable For Duct Application.
b. STEL QA - K - 016
Technical Specification Single Mode Jelly
Filled Loose Tube Optical Fibre Cable For Direct Burried Application.
c. STEL QA - K - 017
Technical
Specification Single Mode Jelly Filled Loose Tube Optical Fibre Cable For
Aerial Application.
d. STEL QA - K - 018
Technical
Specification Single Mode Tight Buffered Optical Fibre Cable For Indoor
Application.
6.2 Persiapan pemasangan
a. Sebelum peralatan dan material dikirim ke
lapangan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
- Posisi peletakkan haspel dan alat penarik
kabel.
- Kondisi trafik lalu lintas, prioritaskan
pada jalan yang tidak macet.
- Kondisi ruang kerja dan kemudahan bagi
lalu lintas petugas dan material.
- Kemudahan pemasangan alat bantu penarikan
kabel.
- Kemampuan alat penarik kabel (Winching Equipment).
b. Faktor keselamatan kerja yang perlu
diperhatikan :
- Pasang rambu-rambu lalu lintas yang
diperlukan untuk melindungi lokasi kerja dari gangguan kendaraan.
-
Gunakan pakaian dan perkakas kerja yang
sesuai termasuk helm selama bekerja, khusus bila bekerja di tiang gunakan sabuk
pengaman.
- Untuk pekerjaan di manhole, periksa manhole
tersebut terhadap bahaya gas beracun dan mempunyai ventilasi/ sirkulasi udara
yang cukup, selama bekerja ruangan manhole
tidak boleh merokok.
-
Gunakan lampu penerangan bila kondisi didalam
manhole gelap, perhatikan kabel
listrik yang mencatu lampu tersebut agar tidak terinjak atau kena stroom.
- Jaga komunikasi antar petugas instalasi
dengan bantuan handy talkie atau
sarana lain pada saat penarikan kabel.
-
Haspel habis pakai maupun yang masih berisi sub-duct/ kabel serat optik harus
diamankan agar tidak menggelinding.
-
Atur parkir kendaraan agar asapnya tidak
masuk kedalam manhole.
6.3 Instalasi Kabel Duct
6.3.1 Persiapan/ Rodding Duct
Rodding Duct dilaksanakan untuk memastikan bahwa pipa duct yang akan dipakai untuk penggelaran
sub duct maupun kabel serat optik dalam
kondisi baik dan bebas dari kotoran.
Adapun
persyaratannya adalah sebagai berikut :
a.
Dalam hal membuka maupun menutup tutup manhole gunakan katrol yang sesuai
dengan berat dari tutup manhole
tersebut.
b.
Bila manhole
tergenang air gunakan pompa air untuk menguras air tersebut, air buangan/
lumpur dari pompa tidak boleh dibuang ke jalan tetapi disarankan dibuang ke
parit.
c.
Pipa duct
yang akan dipakai harus berada pada jalur yang sama dalam satu rute duct.
d.
Pipa duct
harus dipilih mulai posisi paling pinggir (disesuaikan dengan rute) dan paling
atas. Bila pipa duct yang dipilih
rusak/ ngeblok dan tidak dapat diperbaiki lagi maka dipilih pipa duct sebelahnya.
e.
Pemasangan tali pemancing pada duct (rodding duct) dengan berbagai macam cara yang dapat dipilih :
- Peniupan parasut.
- Penghisapan.
- Dengan Stik (pipa).
- Roader.
f.
Pembersihan dan pemeriksaan pipa duct dengan cara :
- Konvensional
(Sikat Baja dan Mandril).
- Modern
(Kamera Pipa dan Water Jet).
g.
Pada saat pengiriman ke lokasi pemasangan, sub duct
maupun kabel serat optik yang akan dipasang harus berada pada haspel/ gulungan yang tertutup dan
sesuai dengan peruntukkan manhole.
h.
Pada saat pemasangan sub duct, haspel dapat diletakan diatas trailer
kemudian tarik dengan kendaraan, atau haspel
ditempatkan didekat manhole dengan
mempergunakan dongkrak (flexible hause)
kemudian ujung sub-duct/ kabel serat optiknya yang ditarik.
i.
Pada saat membuka tutup haspel laksanakan dengan hati-hati agar sub-duct/ kabel serat
optik didalamnya tidak rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material
sebelum sub duct/ kabel lainnya agar tidak membahayakan dan tidak mengganggu
putaran haspel.
6.3.2 Pemasangan sub-duct
a.
Ukur panjang sub-duct yang akan
dipasang sesuai dengan panjang rute duct
dan dipasang span per span dimana ujung sub
duct tepat di bibir lubang/pipa duct kemudian diklem, seperti gambar
berikut :
b.
Penarikan dapat dimulai dari awal/ tengah/
akhir dari rute duct dengan
memperhatikan kondisi lalu lintas pada saat itu, posisi sub-duct dalam manhole harus satu jalan (pada duct yang sama) agar sub-duct
tidak saling menyilang.
c.
Celah antara pipa sub-duct dengan pipa duct dengan harus ditutup dengan duct seal sedemikian rupa sehinggan air
tidak masuk kedalam pipa duct, begitu
pula pipa sub duct yang tidak terpakai.
d.
Semua pipa duct yang akan dipakai kabel serat optik harus dipasang sub-duct,
jumlah kabel serat optik yang dipasang pada 1 (satu) pipa sub duct maksimum 1
(satu) buah.
e.
Alat penarik harus cukup kuat untuk menarik sub duct
maupun kabel duct dan ditempatkan
sedemikian rupa dekat manhole agar tension (tegangan tarik) yang bekerja
seminim mungkin.
f.
Tali penarik harus cukup kuat dan tidak boleh
putus, untuk itu disarankan menggunakan tali penarik yang terbuat dari serabut
kawat baja. Sedangkan untuk tali pemancing diperbolehkan menggunakan tali
plastik.
g.
Untuk mengurangi gesekan pada saat penarikan sub duct
maupun kabel duct maka penarikan
tidak boleh terlalu cepat dan jalur yang dilalui harus diberi gemuk.
h.
Pemasangan kabel rol (cable reel) adalah pada rute duct
yang membelok tajam dan pada awal dan
akhir manhole seperti berikut :
Gambar
6.3 Tampak atas pemasangan kabel rol
i.
Agar dalam penarikan tidak merusak sub duct
maka ujung sub duct harus dipasang kabel grip/ pulling
eye dan agar tidak melintir pada sub-duct alat anti pullir alat (swivel ).
j.
Gunakan kabel guide untuk memasukkan sub-duct ke pipa duct dan gunakan intermediate
puller (penarik antara) pada duct
antara.
k.
Tenaga penarik ditentukan berdasarkan panjang
rute sebagai berikut :
- Tenaga manusia semuanya untuk rute duct jarak pendek.
- Tenaga manusia dan alat bantu penarik (tirfor) untuk rute duct jarak sedang.
- Dengan winch
truk/ pulling machine untuk
rute duct jarak jauh, pulling force minimum adalah 2000 Newton.
l.
Untuk memperlancar jalannya penarikan di
dalam pipa duct dan manhole, maka perlu petugas pengawas dan
handy talkie ditempat-tempat yang
diperlukan.
m.
Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara
hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, sub-duct
dan tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
n.
Sub-duct
yang baru dipasang di dalam pipa duct
sebaiknya dibiarkan dahulu minimal 1 (satu) hari setelah penarikan dengan
maksud menormalisasi material sub-duct sebagai akibat penarikan.
o.
Sub-duct
sebaiknya diletakkan disebelah kiri atau kanan dekat dinding manhole dan menumpang pada besi bearer yang ada sehingga bagian tengah manhole ada ruang kosong untuk kerja.
p.
Sub-duct
yang baru dipasang atau belum digunakan harus ditutup dengan stopper agar air atau lumpur tidak masuk
kedalam pipa sub-duct.
q.
Bila rute duct
banyak belokan maka haspel diletakkan
sedekat mungkin dengan lokasi belokan dengan maksud mengurangi beban alat
penarik.
6.3.3 Pemasangan kabel duct
a.
Slack atau spare
kabel disediakan pada kondisi sebagai berikut :
·
Pada lokasi sekitar lokasi manhole terdapat demand yang cukup tinggi sehingga ada rencana pengembangan
dikemudian hari.
·
Pada lokasi sambungan/ pencabangan.
·
Pada manhole
belokan dari rute duct yang tidak
lurus.
Panjang
slack/ spare disediakan sepanjang 10 (sepuluh) meter atau masing-masing
sepanjang 5 meter pada setiap ujung kabel
pada saat penyambungan.
b.
Slack atau spare
kabel digulung dan diikat di dinding manhole
pada dudukan besi yang tersedia, besarnya radius gulungan adalah minimum
sebesar 20 D (D = Diameter kabel)
c.
Penarikan dapat dimulai dari awal/ tengah/
akhir rute duct dengan memperhatikan
kondisi lalu lintas pada saat itu, atur kabel serat optik sedemikian rupa agar
ujungnya tidak ditengah duct.
d.
Posisi kabel dalam manhole harus didalam pipa sub
duct yang sama dan satu jalan agar
kabel tidak saling menyilang.
e.
Alat penarik harus cukup kuat untuk menarik
kabel dan ditempatkan sedemikian rupa dekat manhole
agar tension (tegangan tarik) yang
bekerja seminim mungkin.
f.
Untuk menghindari banyaknya gesekan pada
kabel oleh benda yang dilaluinya dalam penarikan sub duct tidak boleh
terlalu cepat dan bila perlu dapat menggunakan roda jalan (roller).
g.
Tali penarik harus cukup kuat dan tidak boleh
putus untuk itu disarankan menggunakan (kawat serabut baja), sedangkan untuk
tali pemancing yang dimasukkan terlebih dahulu kedalam pipa duct diperbolehkan menggunakan tali
plastik.
h.
Agar dalam penarikan tidak merusak sub duct
maka ujung sub duct harus dipasang kabel grip/
pulling eye dan agar tidak melintir pada sub-duct alat anti pullir
alat (swivel ).
i.
Gunakan kabel guide untuk memasukkan kabel serat optik ke pipa duct dan gunakan intermediate puller (penarik antara) pada duct antara.
j.
Cara pemasangan kabel serat optik di duct dapat dilakukan dengan berbagai
cara tergantung teknologi yang dipilih yaitu :
- Manual, yaitu dengan tenaga manusia
umumnya untuk rute duct/ jarak
pendek.
- Semi Otomatis, yaitu tenaga manusia
dibantu alat penarik (Tirfor) umumnya
untuk rute duct/ jarak sedang.
-
Otomatis, yaitu dengan winch truk/ pulling machine umumnya untuk rute duct/ jarak jauh, pulling
force minimum adalah 2000 Newton.
-
Modern, yaitu dengan cara ditiup dengan
kompressor (air blown).
k.
Untuk memperlancar jalannya penarikan di
dalam pipa duct dan manhole, maka perlu petugas pengawas dan
handy talkie ditempat-tempat yang
diperlukan.
l.
Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara
hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, kabel serat
optik dan tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
m.
Kabel serat optik yang baru dipasang di dalam
pipa duct sebaiknya dibiarkan dahulu
minimal 1 (satu) hari setelah penarikan dengan maksud menormalisasi perubahan
material serat optik sebagai akibat penarikan.
o.
Kabel serat optik sebaiknya diletakkan
disebelah kiri atau kanan dekat dinding manhole
dan menumpang pada besi bearer yang ada sehingga bagian tengah Manhole ada ruang kosong untuk kerja.
p.
Pada saat penarikan perlu diperhatikan
bending radius (radius tekukan), bending radius minimum 20 x diameter kabel.
q.
Bila rute duct
banyak belokan maka haspel diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi belokan
dengan maksud mengurangi beban alat penarik.
q. Penempatan kabel serat optik didalam sub duct diatur sebagai berikut dengan
asumsi jumlah pipa/ lubang sub-duct 3 (tiga) buah untuk 1 (satu) pipa duct, kecuali bila pada manhole tersebut terdapat pencabangan, sub-duct
dapat dipilih dari pipa duct yang
berbeda :
Kabel
serat optik ke :
|
Sub-duct
lubang no :
|
Pipa
duct no :
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
1
|
3
|
3
|
1
|
4
|
1
|
2
|
5
|
2
|
2
|
dst.
|
dst.
|
dst.
|
r.
Pipa duct
berisi kabel yang menuju ke gedung harus dilengkapi dengan seal untuk
menghindari gangguan dari binatang pengerat atau serangga.
s.
Setiap kabel yang dipasang harus dilengkapi
dengan label yang menerangkan jenis kabel dan nama proyeknya.
6.4 Instalasi Kabel Tanam Langsung
6.4.1 Persiapan pemasangan kabel tanam langsung
a.
Persiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
- Alat untuk penggalian seperti cangkul,
belincong dan sejenisnya untuk penggalian alur kabel.
- Alat bor horizontal untuk lokasi yang
tidak boleh digali seperti menyebrang jalan tol, jalan kereta api dan
sejenisnya.
- Alat untuk menaikan kabel keatas truk
seperti tali dan papan peluncur atau katrol atau fork lift atau truk khusus yang dapat menaikan, menurunkan, mengangkut
kabel dan sebagai jack drum.
- Alat untuk penarikan kabel seperti
dongkrak haspel, alat penarik kabel, rambu-rambu lalu lintas dan alat pengaman
lainnya.
- Batu pelindung kabel yang ditanam (deskteen).
- Alat pangangkut personil dan material.
-
Alat komunikasi (handy Talkie).
-
Pilar pengaman.
-
Alat pemotong hotmix.
-
Label kabel.
b.
Buat galian di pinggir jalan/ trotoar sedalam
± 70 cm
atau sesuai peraturan PEMDA setempat dengan lebar galian bagian atas ± 50 cm dan bagian bawah ± 30 cm, tanah galian tidak boleh berserakan
ke jalan.
c.
Galian yang memotong jalan atau pintu masuk
rumah penduduk harus segera ditimbun karena dapat mengganggu lalu lintas orang/
kendaraan, dan galian yang belum dipasang kabel harus diberi pilar pengaman (gambar
6.3) sepanjang rute galian.
d.
Lubang tempat penyambungan kabel digali
dengan ukuran sesuai radius putaran kabel slack/
spare dengan kedalaman sama dengan kedalaman galian alur kabel.
e.
Setelah alur galian kabel dibuat dengan
kedalaman tertentu, kemudian dasar galian tersebut diisi dengan pasir urug
setebal 5 cm.
f.
Pada saat pengiriman ke lokasi pemasangan,
kabel serat optik yang akan dipasang harus berada pada haspel/ gulungan yang tertutup dan sesuai dengan peruntukkannya
(sesuai gambar rencana).
g.
Pada saat pemasangan kabel, haspel dapat diletakan diatas trailer
kemudian tarik dengan kendaraan, atau haspel
ditempatkan di suatu tempat dengan mempergunakan dongkrak (flexible hause) kemudian ujung kabel serat optiknya yang ditarik
h.
Pada saat membuka tutup haspel laksanakan dengan hati-hati agar kabel serat optik
didalamnya tidak rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material lainnya
sebelum kabel dikeluarkan agar tidak membahayakan dan tidak mengganggu putaran haspel.
6.4.2 Pemasangan kabel tanam langsung
a.
Slack atau spare
kabel disediakan pada kondisi sebagai berikut :
·
Pada lokasi sekitar rute kabel terdapat demand yang cukup tinggi sehingga ada
rencana pengembangan dikemudian hari.
·
Pada lokasi sambungan/ pencabangan.
Panjang slack/
spare disediakan sepanjang 10
(sepuluh) meter atau masing-masing sepanjang 5 meter pada setiap ujung
kabel pada saat penyambungan.
b.
Untuk lokasi yang ada sambungan/ pencabangan
maupun slack kabel serat optik maka
diatas permukaan tanah dari sambungan kabel tersebut dibuat patok dari beton,
dengan maksud untuk memudahkan pencarian letak sambungan/ pencabangan/ slack.
c.
Slack dari sambungan/ pencabangan atau spare kabel
serat optik digulung dan diletakkan dekat sambungan dengan radius gulungan
minimal 20 kali diameter kabel yang ditanam dengan kedalaman sama dengan
kedalaman alur galian.
d.
Bila setelah penarikan kabel tidak langsung
dilaksanakan penyambungan, maka ujung kabel yang akan disambung supaya
diperlihatkan keatas permukaan tanah dan diberi seal/ end cap agar mudah ditemukan kembali.
e.
Teknik penarikan :
- Penarikan kabel serat optik dilaksanakan
dengan memperhatikan faktor kemudahan, keamanan dan kondisi lalu lintas pada
saat itu.
- Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel
yang ditempatkan pada trailer kemudian ujung kepala kabel ditambatkan kemudian
kabel digelar dengan cara menjalankan kendaraan penarik secara pelan-pelan atau
haspel dipasang diatas dongkrak yang kuat kemudian ujung kepala ditarik
menjauhi haspel.
- Untuk menghindari kerusakan kulit kabel
akibat gesekan pada saat penarikan maka pada sepanjang jalur penarikan harus dipasang rol-rol kabel dengan interval
jarak ± 2 meter.
- Kabel yang sudah tergelar sepanjang alur
galian kemudian dimasukan kedalam galian yang sudah diisi pasir setebal 5 cm.
- Setelah panjang kabel cukup maka kabel
dapat dipotong dan ujungnya harus ditutup/ didop dengan end cap panas kerut.
- Pada saat penarikan kabel serat optik
terutama pada alur kabel yang banyak tikungan supaya dihindari tekukan yang
tajam, bending radius minimum 20 x diameter kabel.
- Tidak diperkenanakan kabel dilucuti semua
dari haspel kemudian ditanam (sistim
angka delapan), karena dikhawatirkan kabel tertekuk atau melilit.
f.
Posisi kabel dalam tanah harus teratur rapi
dan tidak boleh melilit dengan kabel existing,
kabel PLN atau pipa PAM . Bila perlu dipilih alur lain yang relatif aman.
g.
Semua kabel serat optik tanam langsung harus
masuk kedalam pipa bila :
- Menyebrang Jalan.
Dipakai pipa galvanis Æ 10 cm untuk lalu lintas padat atau pipa PVC Æ 10 cm tebal 5,5 cm untuk lalu lintas sedang
dengan kedalaman galian ±
100 cm atau sesuai peraturan PEMDA setempat.
- Menyebrang Parit.
Dipakai pipa galvanis Æ 10 cm dipasang dibawah parit atau diatas
parit atas izin PEMDA setempat.
- Menyebrang Rel Kereta Api.
Dipakai pipa galvanis Æ 10 cm dengan kedalaman ±
100 cm atau menurut ketentuan PERUMKA.
- Menyebrang Jalan Bebas Hambatan.
Dipakai pipa galvanis Æ 10 cm dengan kedalaman ±
100 cm.
- Menyebrang Sungai.
Pipa dipasang menempel pada sisi atau
bawah jembatan, bila tidak memungkinkan dapat dibuat jembatan kabel dengan
konstruksi sesuai dengan lebar bentangan sungai.
h.
Pada pipa galvanis/ PVC tersebut dimasukan
beberapa sub-duct sebelum kabel serat optik dimasukan kedalamnya disamping itu
perlu disiapkan pipa cadangan yang kosong untuk keperluan selanjutnya. Pipa
pelindung yang tidak langsung dipakai maka harus ditutup stopper pada kedua
ujungnya untuk mencegah masuknya tanah/ kotoran.
i.
Tenaga penarik ditentukan berdasarkan panjang
rute sebagai berikut :
- Manual, yaitu dengan tenaga manusia
umumnya untuk rute duct/ jarak
pendek.
- Semi Otomatis, yaitu tenaga manusia
dibantu alat penarik (tirfor) umumnya
untuk rute duct/ jarak sedang.
-
Otomatis, yaitu dengan winch truk/ pulling machine umumnya untuk rute duct/ jarak jauh, pulling
force minimum adalah 2000 Newton.
j.
Galian yang sudah dibuat harus segera
dilaksanakan penarikan kabel (paling lambat tiga hari), setelah penarikan kabel
selesai galian kabel harus segera ditutup/ ditimbun kembali dengan tahapan
sebagai berikut :
- Lakukan penimbunan pasir setinggi ± 5 cm diatas kabel.
-
Pasang batu pelindung (deskteen) diatas timbunan pasir tersebut secara berderet rapat
berurutan disepanjang alur galian.
-
Pasang warning
tape/Pita pengaman diatas batu
pelindung (deskteen) tersebut disepanjang
alur galian.
- Timbun tanah bekas galian dengan tanah dan
berangkal kemudian padatkan dengan alat pemadat.
- Permukaan bekas galian dikembalikan lagi
sama seperti semula dengan dilebihi 5 cm pada bagian atasnya (antisipasi
permukaan tanah turun).
- Untuk galian yang menyebrang jalan,
timbunan bekas galian harus dilapisi aspal pada bagian atasnya. Sedangkan untuk
galian di trotoar, timbunan bekas galian harus ditutup dengan tegel/ paving block yang baru dan sama dengan tegel/ paving block terpasang.
Konstruksi
pemasangan kabel tanam langsung dan persaratan Pita pengaman/ warning tape seperti pada gambar 6.4 dan gambar 6.5 berikut :
Persyaratan
:
·
Bahan pita : Plastik
·
Lebar pita : 7 cm.
·
Tinggi hurup : 5 cm.
·
Lebar hurup : 3 cm.
·
Tebal hurup : 0.5 cm.
·
Jarak antara tulisan Indonesia dan Inggris : 1
meter (selang seling).
·
Jenis huruf : Arial Bold.
·
Warna huruf : Hitam
· Tulisan
: “HATI-HATI KABEL SERAT OPTIK”
dan “CAUTION OPTICAL CABLE”
(bergantian)
·
Jarak antara logo Telkom :
1 meter.
·
Ukuran logo : 4 x 4 cm.
k.
Setelah persiapan kabel selesai dan
penempatan tenaga penarik selesai, maka penarikan kabel serat optik dapat dilaksanakan.Untuk
memperlancar jalannya penarikan, maka perlu petugas pengawas dan handy talkie ditempat-tempat yang diperlukan.
l.
Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara
hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, kabel serat
optik dan tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
m.
|
n.
Bila pada alur galian terdapat lebih dari 1
(satu) kabel serat optik yang perlu dipasang maka penarikan kabel serat optik
dilaksanakan sekaligus.
o.
Sisa bekas galian (setelah sebagian digunakan
untuk penimbunan kembali) wajib dipindahkan atau dibuang paling lambat 3 (hari)
setelah pekerjaaan di tempat tersebut selesai.
6.5 Instalasi Kabel Udara
6.5.1 Persiapan pemasangan kabel udara
a. Persiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
- Alat untuk membuat lubang sebagai tempat
berdirinya tiang seperti linggis atau bor tanah
- Tiang Besi (STEL-L-003, 018, 019 dan 020)
atau Tiang Beton (STEL-L-022, 023 dan 024).
- Alat untuk menaikan kabel keatas truk
seperti tali dan papan peluncur atau katrol atau fork lift atau truk
khusus yang dapat menaikkan, menurunkan, mengangkut kabel dan sebagai jack drum.
- Alat untuk penarikan kabel seperti
dongkrak haspel, alat penarik kabel, rambu-rambu lalu lintas dan alat pengaman
lainnya.
- Alat pengangkut personil dan material.
- Alat komunikasi (Handy Talkie).
b. Buat lubang galian di pinggir jalan/ trotoar
untuk penanaman tiang sedalam 1/5 panjang tiang dengan diameter lubang sama
dengan diameter tiang ditambah 5 cm sekelilingnya, dengan mempertimbangkan :
- Lokasi tiang tidak boleh mengganggu
pejalan kaki/ kendaraan.
- Penempatan tiang diatur sedemikian rupa
agar tidak mengganggu estetika pemandangan/ keindahan kota.
- Jarak antar tiang ± 50 meter.
c. Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah
lobang , kemudian lobang ditimbun dengan tanah galian dan dipadatkan.
d.
Tiang dicat dengan cat besi warna hitam dan
ban warna perak, untuk mencegah korosi bagian tiang yang berada 30 cm diatas
dan dibawah permukaan tanah harus dicor beton (voetstuk). Bagian voetstuk
yang ada diatas permukaan tanah diplester halus dan permukaan atasnya dibuat
miring dengan kemiringan 15 derajat.
e. Pasang temberang pada :
- Tiang awal dan akhir dari rute kabel
udara.
- Tiang rute kabel udara dengan sudut
tikungan lebih besar 15 derajat.
- Tiang rute lurus dengan beban cukup berat
dan sering teganggu oleh angin kencang pada setiap 5 (lima) gawang atau sesuai
kebutuhan.
Pemasangan temberang dapat dipilih dari 3
(tiga) jenis temberang yang ada yaitu temberang tarik, temberang sokong dan
temberang labrang, cara pemasangan temberang dapat mengacu kepada PPJT 2000–1
(JARLOKAT)/18 Desember 2000, Nomor Dokumen : PED T-005-2000.
f. Periksa haspel
dari kabel serat optik yang akan
dipasang agar sesuai dengan gambar/ section dari rute yang direncanakan.
g. Naikkan haspel
tersebut keatas alat pengangkut kemudian kirim ke lokasi, tempatkan pada tempat
yang aman untuk persiapan penarikan.
h. Buka tutup haspel dengan hati-hati agar kabel serat optik didalamnya tidak
rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material lainnya agar tidak
membahayakan dan tidak mengganggu putaran haspel.
i.
Haspel habis pakai maupun yang masih berisi kabel
serat optik harus diamankan agar tidak menggelinding.
6.5.2 Pemasangan kabel udara
a. Kabel udara dapat dipasang pada tiang baru
maupun tiang lama (existing), bila
mempergunakan tiang existing perlu
diperhitungkan besarnya gaya rentang kabel tersebut ditambah gaya rentang kabel
existing.
b. Penambatan kabel udara pada tiang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan yaitu :
- Cara gantung
dipergunakan pada rute lurus, jarang
terjadi angin kencang dan jarak antar tiang antara 40 m sampai 50 m.
- Cara tambat
dipergunakan pada rute belok/ menikung
atau rute lurus dengan jarak antar tiang lebih dari 50 m. Penambatan dilakukan
dengan mempergunakan alat bantu khusus dan diusahakan tidak memotong kawat
penggantung (bearer).
- Cara tambat awal/ akhir
dipergunakan pada tiang DP (Distribution Point), pada tiang
sambungan peralihan antara kabel tanah dan kabel udara atau kabel udara dengan
kabel udara.
c. Semua penjepit kabel udara (klem “J”) harus
terpasang lebih dahulu pada setiap tiang yang akan dipakai sebagai tumpuan
dalam penarikan.
d. Pada setiap tiang harus dipasang rol kabel guna memperlancar jalannya
penarikan, disamping untuk menghindari terjadinya gesekan kabel dengan klem
penjepit atau benda keras lainnya.
e. Tempatkan haspel sedemikian rupa pada tempat yang paling mudah dalam
penarikan, kemudian ujung kabel dikupas sepanjang 25 cm dan diambil bearernya
kemudian sambungkan dengan tali penarik dan alat anti pulir.
f. Pasang tali penarik pada rol kabel kemudian kabel udara ditarik
melalui rol kabel tersebut, panjang satu kali penarikan maksimum 1 (satu) km.
g. Alat/ tenaga penarik ditentukan berdasarkan
panjang rute sebagai berikut :
- Tenaga manusia semuanya untuk rute/ jarak
pendek.
- Tenaga manusia dan alat bantu penarik (Tirfor) untuk rute/ jarak sedang.
- Dengan winch
truk/ pulling machine untuk
rute/ jarak jauh, pulling force minimum adalah 2000 Newton.
pada tiang antara dapat pula dipasang
penarik antara (intermediate puller) untuk meringankan penarikan.
h. Setelah selesai penarikan buat tambat awal/
akhir dengan mempergunakan track tang
dan pasangkan span wartel (pengatur lentur kabel),
sedangkan pada tiang antara kencangkan kabel dengan cara menjepitkan bearer pada klem penjepit “J”.
i. Atur
kelenturan kabel sebesar 2 % dari lebar gawang dengan memperhatikan
kerapihan dan faktor-faktor sebagai berikut :
- Batas putus gaya tegangan (breaking tension) dari kawat penggantung (bearer).
- Berat dari kabel udara (kg/ m) termasuk
kawat penggantung.
- Gaya tegangan tambahan seperti beban angin
dan batas panjang gawang (critical span).
j. Buat spare
sepanjang 5 meter pada masing-masing ujung kabelnya untuk penyambungan, setelah
panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong.
k. Slack
dari sambungan/ pencabangan atau spare
kabel serat optik digulung dan dipasang pada tiang dengan radius gulungan 20
kali diameter kabel yang dipasang.
l. Bila setelah penarikan tidak langsung
dilaksanakan penyambungan, maka ujung kabel diamankan dari gangguan dan
ujungnya harus ditutup/ didop dengan end
cap panas kerut.
m. Teknik penarikan :
- Penarikan kabel serat optik dilaksanakan
dengan memperhatikan faktor kemudahan, keamanan dan kondisi lalu lintas pada saat
itu.
-
Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel yang ditempatkan pada trailer
kemudian ujung kepala kabel ditambatkan kemudian kabel digelar dengan cara
menjalankan kendaraan penarik secara pelan-pelan (metode drive off routes) atau haspel
dipasang diatas dongkrak yang kuat kemudian ujung kepala ditarik menjauhi haspel (metode back pull routes).
-
Pada saat penarikan kabel serat optik
terutama pada alur kabel yang banyak tikungan supaya dihindari tekukan yang
tajam, bending radius minimum 20 x diameter kabel.
n.
Posisi kabel harus teratur rapi pada tiang
tidak boleh melintir atau melilit dengan kabel existing.
o.
Apabila kabel serat optik menyebrang jalan
raya, menyebrang sungai atau menyebrang rel kereta api maka pemasangannya pada
tiang dengan cara ditambat dan dilengkapi temberang serta tidak boleh ada
sambungan.
p.
Sudut penyeberangan diatur sedemikian rupa
sehingga lintasan kabel yang menyebrang sependek mungkin, tinggi rute kabel
udara diatas jalan raya dan diatas sungai minimal 6 meter atau sesuai peraturan
PEMDA setempat sedangkan untuk rute diatas rel kereta api minimal 7,5 meter
atau menurut ketentuan PERUMKA.
q.
Untuk rute kabel udara yang berada dibawah
saluran listrik tegangan tinggi maka disarankan dipilih kabel udara yang
sedikit mengandung unsur metallic dan
perlu memperhatikan keselamatan kerja.
r.
Setelah persiapan kabel selesai dan
penempatan tenaga penarik selesai, maka penarikan kabel serat optik dapat
dilaksanakan.Untuk memperlancar jalannya penarikan, maka perlu petugas pengawas
dan handy talkie ditempat-tempat yang diperlukan.
s.
Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara
hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, kabel serat
optik dan menghindari kecelakaan kerja.
6.6 Instalasi Kabel Indoor
6.6.1 Persiapan pemasangan kabel indoor
a. Persiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
- Alat pemasangan kabel indoor seperti tangga, bor dan toolkit
lainnya.
- Alat komunikasi (Handy Talkie).
- Paku klem atau pita pengikat.
- Kabel tray.
- Pipa PVC sesuai dengan ukuran kabel.
b. Buat alur kabel dengan memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut :
- Alur kabel tidak boleh mengganggu keindahan
pemandangan.
- Alur kabel tidak boleh dekat sumber api/
panas.
- Alur kabel tidak boleh mengganggu lalu
lintas orang.
- Mudah dalam pemasangan.
c. Pemasangan kabel serat optik indoor dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara yaitu instalasi tanam atau instalasi tempel. Instalasi tanam yaitu
instalasi kabel dengan menggunakan pipa yang ditanam pada dinding atau lantai
bangunan, sedangkan instalasi tempel yaitu instalasi kabel yang menggunakan
pipa atau kabel tray yang ditempelkan
pada dinding, plafond atau rangka bangunan.
d. Pada keadaan ruangan yang tidak memungkinkan
dalam suatu bangunan dapat digunakan instalasi kombinasi antara tanam dan
tempel, intalasi kabel serat optik indoor
secara umum dapat mengacu kepada Pedoman Instalasi Kabel telepon Rumah/ Gedung
(TEK-IKR-001) dan Liberalisasi Terminal dan Instalasi Kabel Rumah
(KR11/HK220/OPSAR-12/95).
e. Pemasangan kabel tray maupun pipa didalam gedung harus dihindari rute yang menyudut
terlalu tajam, pada belokan harus dibuat lengkungan sebesar 20 kali diameter
kabel.
f. Periksa haspel
dari kabel serat optik yang akan
dipasang agar sesuai dengan gambar/ section
dari rute yang direncanakan kemudian kirim ke lokasi dan tempatkan pada tempat
yang aman untuk persiapan penarikan.
g. Buka tutup haspel dengan hati-hati agar kabel serat optik didalamnya tidak
rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material lainnya agar tidak
membahayakan dan tidak mengganggu putaran haspel.
h. Haspel
habis pakai maupun yang masih berisi kabel serat optik harus diamankan agar
tidak menggelinding.
6.6.2 Pemasangan kabel indoor
a. Instalasi Tanam.
- Tanam pipa pada dinding atau lantai
bangunan.
- Atur jarak antara rute kabel serat optik
indoor dengan instalasi listrik minimal 30 cm.
- Pada rute membelok pasang pipa plastik elastis.
- Masukan kabel pemancing kedalam pipa
kemudian ujungnya sambungkan dengan kabel.
- Tarik kabel pemancing sehingga kabel masuk
kedalam pipa.
- Kabel yang dipasang didalam pipa hindari
kerusakan kulit kabel akibat gesekan pada saat penarikan.
- Setelah panjang kabel cukup maka kabel
dapat dipotong dan ujungnya diamankan.
b. Instalasi Tempel
- Pasang pipa atau tray pada dinding bangunan.
- Pada rute membelok pasang pipa plastik
elastis.
- Masukan kabel pemancing kedalam pipa
kemudian ujungnya sambungkan dengan kabel.
- Tarik kabel pemancing sehingga kabel masuk
kedalam pipa.
- Kabel yang dipasang pada tray harus diklem atau diikat setiap 50
cm bila dipasang vertikal dan setiap 100 cm bila dipasang horizontal.
- Kabel yang dipasang didalam pipa hindari
kerusakan kulit kabel akibat gesekan pada saat penarikan.
- Setelah panjang kabel cukup maka kabel
dapat dipotong dan ujungnya diamankan.
1 komentar:
Trims infonya
Posting Komentar