Another Source

Senin, 06 Februari 2012

SOP Lampu Indikasi dan Alarm


Lampu indikasi dan Alarm

Prinsip kerja

Module receiver ini terdiri dari sub-blok BVA-101 yang berisi rangkaian LNA, Demodulator, Baseband processor dan sub-blok BVK-401 yang berisi rangkaian LO. Khusus BVK 401 akan dibahas tersendiri. Rincian prinsip kerja dari sub blok BVA 101 dapat dilihat pada gambar berikut :
  • LNA( Low Noise Amplifier)
         LNA ini berfungsi untuk melakukan penguatan awal terhadap sinyal SHF sebelum dilakukan proses demodulasi. Untuk menjaga agar noise dari proses penguatan ini rendah, maka LNA ini dibuat dari MMIC(Microwave Monolithic Integrated Circuit). Proses penguatan dalam MMIC ini dibagi dalam 2 tingkat, sedangkan untuk menjaga agar output dari LNA ini tetap stabil, maka LNA ini dilengkapi dengan control Voltage Amplifier, dimana system control ini bekerja berdasarkan perbandingan data receive power dengan threshold receive power level. Hasil perbandingan ini akan digunakan untuk mengatur gain amplifier tingkat pertama pada LNA.

  • DEMODULATOR
    Sinyal SHF yang bersal dari LNA dibagi dalam 2 kanal yaitu kanal I dan Q dengan coupler 3 dB. Masing-masing sinyal tersebut dikirim ke sebuah phase shifter. Penguatan(control) Phase Shifter kanal I berpedoman pada tegangan referensi yang sudah tetap(Fix Voltage), sedangkan Phase Shiftter kanal Q berpedoman pada tegangan kontrol yang berasal dari equalizer regenerator. Output dari masing-masing phase shifter kemudian digabung melalui proses demodulasi dengan sinyal LO yang berasal dari BVK 401. Sinyal LO ini dibagi 2 yaitu yang digabung dengan sinyal kanal Q. Phasenya digeser 90 derajat, sedangkan sinyal LO yang digabung dengan kanal I phasenya digeser O derajat, jadi antar sinyal kanal I dan Q berselisih 90 derajat.

  • BASEBAND PROCESSOR
Dua stream sinyal I dan Q yang telah termodulasi kemudian masing-masing dimasukkan pada sebuah baseband processor. Pada baseband processor ini terjadi proses yaitu : penguatan awal(Preamplifier), filterisasi dan penguatan sebelum diteruskan ke modul BVA 101 equalizer regenerator.
Preamplifier ini adalah sebuah fix gain amplifier yang impedansi inputnya sesuai dengan impedansi output demodulator, sehingga dengan demikian akan dapat menjaga noise figurenya sesuai yang dipersyaratkan.
Untuk menjaga spectrum sinyal tetap baik, maka baseband processor ini dilengkapi dengan GDE(Group Delay Equalizer), sedangkan amplifier pada baseband processor ini dilengkapi dengan AGC yang mempunyai dynamic range sebesar 50 dB, sehingga akan mampu mengkompensasi perubahan receive level pada J01 sehingga output level pada J03 dan J04 tetap konstan.

·         INDIKASI RECEIVE POWER
Indikasi receive power tersedia pada TP02. Pada dasarnya tegangan yang ditampilkan pada TP02 adalah tegangan  control yang akan digunakan untuk mengendalikan gain pada LNA. Dalam kondisi normal TP02 adalah 0 Volt s/d 5 Volt.

Pengaturan
Receive Local Osilator
      Receive local osilator BVK-401 berfungsi untuk menyediakan frekuensi carrier di sisi penerima untuk keperluan proses demodulasi.  Receive local osilator ini terdiri dari :
·         SHF transistor yang dilengkapi dengan dielektrik resonator.
·         Varactor
·         Tuning piston untuk mengatur besarnya frekuensi yang diinginkan

Blok diagram dari receive local osilator BVK-401 ini ditunjukkan seperti gambar berikut :





Sebuah Low Pass Filter pada Varactor Kontrol digunakan untuk mengatur perubahan tegangan control dalam MHz/V. perubahan tegangan control inilah yang akan menentukan besarnya frekuensi output dari BVK-401 ini. Pembangkitan alokasi frekuensi dari BVK-401 ini dibagi ke dalam 4 sub band dengan masing-masing mempunyai subband 140 MHz. Keempat sub band tersebut adalah sebagai berikut :
·         Sub-Band A    : 6440  -   6580MHz
·         Sub-Band B    : 6600  -   6740MHz
·         Sub-Band C    : 6780  -   6920MHz
·         Sub-Band D    : 6940  -   7080MHz
Untuk menjaga agar output frekuensi dari BVK-401 ini tetap stabil, maka frekuensi osilator ini dikontrol oleh Costa Loop yang tegangan kontrolnya dihasilkan dari modul equalizer regenerator (BVA-101). Untuk mendapatkan frekuensi sesuai kebutuhan dapat dilakukan dengan mengatur piston yang terdapat pada penutup BVA-101 ini.
·         Spesifikasi Elektrik
v  Band Frekuensi                 : 6.4   -   7.1 GHz
v  Stabilitas Frekuensi           : Slave to transmission
v  Output Power Level         : +14 dBm
v  Stabilitas Power                : ±1dB

Receiver Diversity (BVK-102)
Receive ini biasa dipasang pada stasiun yang panjang loopnya cukup jauh atau pada daerah yang lintasan gelombangnya melewati permukaan air atau rawa-rawa. Pada prinsipnya diversity receiver sama dengan normal receiver hanya saja diversity receiver ini dilengkapi dengan diversity combiner. Fungsi dari diversity combiner adalah untuk menggabungkan 2 buah sinyal terima yang bersal dari antena normal dan antenna diversity yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerimaan.

Susunan modul diversity sama pada normal diversity ditambah dengan diversity combiner seperti pada gambar berikut. Karena diversity receiver sama dengan normal receiver ditambah dengan diversity combiner, maka yang akan dibahas disini diversity combiner.
·         Spesifikasi Elektrik
v  Sinyal SHF
v  Output Baseband
Kanal I(J03) dan kanal Q(J04)
- Level Automatis                      : -6 dBm
- Impedansi                                : 75 Ohm
v  Test Point
TP01 (E805,RxLO control voltage)
- Level                                        : 1.6 Volt
- Impedansi                                : 1 K Ohm
·         Lampu Indikasi dan Alarm
·         Prinsip Kerja Diversity Combiner
      Pada link atau hop yang panjang akan terjadi lintasan sinyal yang sangat banyak (multiple path) khususnya pada daerah datar atau pada daerah yang berpermukaan air.
Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi sebuah hop dengan 2 lintasan sinyal yaitu sinyal langsung dan sinyal pantul, dengan demikian akan terjadi perbedaan jarak lintasan antara sinyal langsung dengan sinyal pantul. Perbedaan jarak lintasan ini akan mengakibatkan sinyal pantul mengalami keterlambatan (delay) sebesar Ï„ . 




Prinsip space diversity adalah berdasarkan pada penerimaan sinyal melalui dua buah antenna dan mengkombinasikan kedua sinyal tersebut secara optimal seperti pada gambar berikut.

Antena pertama menerima sinyal langsung A1 cos  t dan sinyal pantul B1 cos ω(t-Ï„1), sedangkan antenna kedua menerima sinyal langsung A2 cos ωt dan sinyal pantul B2 cos  ω(t-Ï„2).

Perhatikan gambar, baha penerimaan antenna pertama memperlihatkan bahwa A1 dan B1 adalah amplitudo masing-masing sinyal langsung dan sinyal pantul dengan beda phase φ2.







Kedua sinyal pantul B1 dan B2 adalah sinyal distorsi yang dapat mengannggu kualitas penerimaan. Untuk menghilangkan sinyal distorsi ini, maka phase B1 dan B2 harus dibuat berlawanan dan amplitudonya dibuat sama.
Untuk membuat B1 berlawanan phase dengan B2, maka phase B2 harus digeser sedemikian rupa demikian pula amplitudonya harus dinaikkan. Pelaksanaan pengaturan phase dan amplitude ini dilakukan pada rangkaian diversity combiner, seperti gambar di bawah ini :















Delay atau beda lintasan sinyal yang masuk ke antena pertama (normal) dengan sinyal masuk ke antenna kedua (diversity) dilakukan dengan mengatur panjang Δt yaitu waveguide yang panjangnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan di lapangan, sedangkan pengaturan phase dilakukan oleh shifter yang dikontrol oleh sinyal control yang berasal dari modul equalizer regenerator, demikian juga dengan amplitudonya dapat diatur melalui pad.
Dengan pengaturan phase amplitudo sedemikian rupa, maka sinyal yang dikombinasikan secara resultan hanyalah sinyal A1 dan A2, dengan demikian akan diperoleh kombinasi sinyal yang optimal pada output diversity combiner. Susunan board dari modul diversity combiner dapat dilihat pada gambar berikut :














Pengaturan yang dilakukan pada diversity receiver sama dengan yang dilakukan pada normal receiver, hanya saja SW801 kalau dinormal receiver harus disambung, sedangkan pada diversity receiver harus dibuka. Perhatikan gambar berikut ini :

Equalizer-Regenerator (BVA-101)
BVA-101 berfungsi untuk mengembalikan kualitas sinyal digital empat stream, sama seperti kualitas waktu pengiriman di sisi transmit, demikian juga clock yang dibangkitkan pada modul BVA-101 ini harus sinkron dengan kecepatan data yang dikirim dari sisi transmit. BVA-101 mendapat input dari modul receiver dan outputnya  diteruskan ke modul deframing unit. Blok diagram BVA-101 diperlihatkan seperti gambar di bawah ini












v  Spesifikasi Elektris
·         Input         : Sinyal Baseband (J01 dan J02)
- Level                   : - 6 dBm
- Impedansi           : 75 Ohm
·         Output       : Test point sinyal beseband (J03 dan J04)
      - Level                   : -13 dBm
                  - Impedansi           : 75 Ohm
·         Regenerated equalized signal (J05 dan J06)
      - Level                   : -13 dBm
                  - Impedansi           : 75 Ohm
·         Digital stream + clock (P102 RDSTR 1-4, RDCLK)
      - Rate                    : 37.147 Mbps
v  Lampu Indikasi dan Alarm
·         Lampu Indikasi (panel depan)
-          Loss sinkronisasi clock atau tidak ada sinyal input : DS201 ON
-          Loss sinkronisasi carrier                                           : DS601 berkedip.
·         Alarm
-          Loss sinkronisasi clock (P102 AC-9)
      Normal                                                : + 5 V
      Alarm                                                  : 0 V
-          Diversity Alarm
      Normal                                                : + 5 V
      Alarm                                                  : 0 V

v  Prinsip Kerja
BVA-101 melakukan semua fungsi equalisasi dan regenerasi terhadap 2 input sinyal baseband yang berasal dari receiver. Untuk melakukan fungsi ini, BVA-101 terdiri dari beberapa rangkaian yaitu :
1.      AGC Amplifier
   Masing-masing sinyal input J01 dan J02 dimasukkan ke dalam amplifier secara terpisah. Amplifier ini dipakai untuk memperoleh level sinyal sesuai dengan yang dibutuhkan oleh A/D Converter. Untuk mendapatkan level yang sesuai, amplifier ini dilengkapi dengan AGC, dimana AGC ini mendapat control dari output digital equalizer.
2.      Gating Control
      Gating Control digunakan untuk melakukan sampling terhadap sinyal basband sehingga diperoleh eye aperture naksimum, fungsi ini dilakukan oleh rangkaian voltage control phase shifter.
3.      Clock Recovery
Untuk mendapatkan sinyal clock yang sama dengan sinyal clock di sisi pengirim, maka pada rangkaian clock recovery ini dilakukan proses deteksi terhadap sinyal baseband 37.147 Mbps. Sinyal baseband ini akan digunakan sebagai sinyal control, dengan demikian sinyal clock yang dibangkitkan pada modul BVA-101 akan sinkron dengan sinyal clock disisi pengirim.


4.      Amplitude & Offset Control
Untuk menjamin agar proses regenerasi dapat berlangsung dengan akurat, maka pada rangkaian A/D converter disisipkan tegangan offset. Tegangan offset ini akan disuperposisikan dengan tegangan referensi yang terdapat pada A/D converter untuk bersama-sama melakukan proses sampling.
5.      A/D Converter
A/D converter ini berfungsi untuk mengubah sinyal baseband analog menjadi sinyal digital dengan menggunakan 8 bit converter.
6.      Digital Equalizer
Digital equalizer ini menggunakan 2 buah gate array. Equalizer ini berfungsi untuk :
1)      Mengkompensasi atau melakukan koreksi terhadap gangguan interference yang disebabkan oleh hubungan multihop.
2)      Meningkatkan kualitas dan availability dari suatu system microwave link.
3)      Mengkompensasi group delay yang diakibatkan oleh system waveguide dan circulator.
7.      Carrier Recovery
Frekuensi carrier penerima yang dibangkitkan RxLO dikontrol oleh tegangan yang dibangkitkan oleh equalizer regenerator. Untuk menjaga akurasi dari tegangan control ini, system control ini dilengkapi dengan phase estimator, loop filter dan hunting oscillator.
8.      Quadrature Control
Untuk menjaga agar diperoleh akurasi quadrature demodulasi pada perangkat receiver, maka diperlukan sinyal control yang dibangkitkan oleh equalizer regenerator.



v  Pengaturan
Pengaturan board BVA-101 dapat dilakukan seperti pada tabel di bawah ini sebagai berikut :















Framing Unit
A.    Terminal Framing(BVK-301)



Prinsip Kerja :
Struktur digital filter yang rumit yang terdapat pada digital filter tersebut dapat memberikan kompensasi terhadap distorsi group delay dan distorsi amplitudo yang diakibatkan oleh kanal radio yang bersebelahan. Di samping itu, dengan digital filter ini diperoleh nilai roll off yang cukup baik yaitu 0.35, dengan demikian band frekuensi yang ditempati juga akan makin efisien. RF bandwidth yang diduduki dapat dirumuskan sebagai berikut :
                                                            RF (BW) = (1 + α) Ζ
α adalah roll off filter dan Ζ adalah symbol frekuensi. Untuk system modulasi 16 QAM, frekuensi symbol adalah ¼ dari efektif rate data yang dikirim, sedangkan pengaturan kompensasi distorsi group delay dan distorsi amplitude dapat dilakukan melalui switch S901 dan Thumbwheel S902 (Lihat gambar Board BVK-301). Pengaturan ini disesuaikan dengan alokasi frekuensi RF serta jarak antara 2 kanal RF yang berurutan.
Melalui D/A Converter sinyal digital X dan Y yang berasal dari digital filter diubah menjadi sinyal analog 4 level untuk mendapatkan hasil modulasi 16 QAM. Sinyal analog ini kemudian dimasukkan ke dalam analog filter yang berfungsi untuk menghaluskan bentuk spectrum dari sinyal analog tersebut.
Sebelum dimasukkan ke modulator sinyal X dan Y masing-masing dikuatkan pada sebuah amplifier yang bertujuan agar kedua sinyal tersebut dalam kondisi balance. Untuk mendapatkan kondisi ini dapat dilakukan dengan mengatur R608 & R705 yang terdapat dipanel depan module ini.

Sinyal X dan Y yang telah melewati penguat kemudian dimasukkan pada modulator SHF, sinyal X dan Y ini kemudian digunakan untuk memodulasi secara langsung sinyal carrier yang berasal dari DRO(TLO). Modulator ini dapat memodulasi sinyal carrier dengan band 6.4 ~ 7.1 GHz.

Sinyal clock yang berasal dari framing unit (37MHz) digunakan sebagai pengontrol phase dari sebuah VCXO yang akan membangkitkan sinyal clock 2 kali dari colock inputnya (74 MHz), kemudian sinyal clock ini akan digunakan untuk melakukan kuantisasi terhadap sinyal X dan Y pada proses D/A converter.

Pengaturan Switch dan Kontrol







Pada module ini terjadi beberapa proses antara lain : Junction, serial/parallel, buffer memory, multipleksing, sinyal scrambling dan defferential coding. Semua proses ini dapat dilihat pada blok diagram berikut ini :


a.       Fungsi Masing-masing Block
v  Input Junction
Junction ini terdiri dari sebuah amplifier yang dilengkapi dengan sebuah bridge T cable equalizer dan berfungsi untuk mengkompensasi loss kabel yang terjadi antara perangkat multiplex dengan perangkat radio. Kemampuan equalisasinya adalah (0 ~ 12 dB) pada Nyquist Frequency.
Junction ini juga dilengkapi dengan pengontrol penguatan tegangan yang dipakai untuk mendeteksi loss incoming sinyal CMI 139.624 Mbps yang berasal dari perangkt Multiplex. Di samping itu, junction ini juga  dilengkapi dengan sebuah rangkaian yang berfungsi sebagai clock recovery yang berasal dari sinyal input CMI.
v  Konversi CMI/Biner
Proses konversi ini bertujuan untuk mengembalikan bentuk sinyal ke dalam bentuk aslinya yaitu sinyal biner. Kebutuhan sinyal clocknya diambil dari recovery clock di atas.
v  Konverter Serial/Paralel
Konverter Serial/Paralel ini membagi sinyal biner 139.264 Mbps menjadi empat stream (A,B,C, dan D) sehingga kecepatan masing-masing stream adalah 34.816 Mbps. Alasan dibagi menjadi 4 adalah karena teknik modulasi yang dipilh adalah 16 QAM.
v  X-Tal Oscillator
Oscillator ini berfungsi untuk membangkitkan sinyal clock 37.147 MHz dan time base serta justification stream yang dibutuhkan untuk membentuk struktur frame radio.
v  Buffer Memory
Buffer ini dipakai untuk meningkatkan kecepatan dan melakukan sinkronisasi terhadap incoming stream, sehingga dapat disisipkan sinyal extra bit.
v  Extra Bit Multiplexing
Multiplexer ini berfungsi menyisipkan sinyal extra bit ke dalam empat stream A,B,C, dan D pada slot-slot yang telah disediakan termasuk menyisipkan bit parity yang diperoleh dari hasil perhitungan pada masing-masing stream.
v  Scrambler
Setelah melakukan proses multiplexing, maka secara periodik sinyal tersebut diacak dengan menggunakan sinyal Pseudo-Random 211-1. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperbaiki spectrum sinyal tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah sinyal FAW tidak ikut diacak.
v  Defferential Coder
Fungsi defferential Coder ini adalah untuk sinyal tertentu dalam bentuk variasi phase yang bertujuan untuk sejauh mungkin mereduksi noise. Besarnya phase yang dikirim bergantung oleh 2 keadaan yaitu pergeseran phase yang menjadi acuan dan besarnya phase sebelumnya.
v  Forward Error Correction
Modul ini juga dilengkapi dengan fasilitas korektor yang berfungsi untuk mereduksi error dengan rumus (BER)2 x 103, contoh : ketika FEC belum diaktifkan BER=10-5, maka setelah FEC diaktifkan maka BER=10-7, proses FEC disini dilakukan dengan Wyner-Ash Coder yaitu dengan menyisipkan bit-bit tertentu pada setiap akhir dari suatu sector.
v  Gray Coder
Gray coder berfungsi untuk mereduksi Bit Error probability yang berdasarkan atas prinsip bahwa Status simbul konste                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       lasi yang bersebelahan hanya boleh berbeda 1 bit.
v  Alarm
Semua alarm yang timbul pada modul ini akan dikirim ke Supervisory Interface Board(BNA-108) melalui bus I2C(Inter Integrated Circuit).
v  Struktur Frame
Pengaturan penggabungan  antara empat stream A,B,C,dan D dengan sinyal extra bit dapat dilihat pada struktur frame gambar 3.28. Besarnya frekuensi frame adalah 32.245 KHz. Angka ini diperoleh dari hasil bagi antara kecepatan tiap bit stream 37.147 Mbps (setelah ditambah dengan extra bit) dengan jumlah bit tiap frame 1152 bit. Sedangkan susunan seluruh extra bitnya dapat dilihat pada gambar 3-3.
Pada gambar 3.2 setiap satu frame data ditambah 2 extra bit, dengan demikian total bit yang terkandung dalam setiap frame adalah 1152 bit.








Pada gambar 3.28 setiap extra bit menempati slot-slot yang telah ditentukan dan waktu penyisipannya pada masing-masing stream diatur oleh time base, sedangkan pada gambar 3.3 masing extra bit dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ø  LP : Link Parity Bit
   Link Parity Bit ini hanya dihitung sekali pada terminal framing unit dan hasilnya dikirim ke terminal deframing unit. Jadi deteksinya hanya di terminal.
Ø  HP : Hop Parity Bit
      Di terminal framing unit di samping mengirim bit LP juga mengirim bit HP yang persis sama dengan bit LP, hanya saja bit HP dideteksi setiap repeater.
Ø  Syndrome Discrepancies Multiplex
      Sinyal ini digunakan untuk mendeteksi besarnya error di masing-masing Hop(repeater) hasil deteksi di setiap repeater dikirim ke terminal deframing unit. Jadi pembangkitan sinyal ini terjadi di repeater, sedangkan di terminal framing unit siyal ini direset.
Ø  FAW = Frame Alignment Word, terdiri dari 12 bit.
Ø  AIS Bit
      Bit AIS ini adalah salah satu dari sinyal extra bit, AIS ini aktif (bit “1”) bila sinyal input 139.264 Mbps dari perangkat multiplex tidak diterima di terminal deframing unit. Sinyal AIS ini dideteksi di terminal deframing unit akan membangkitkan sinyal switching request.
Ø  Justification Indication
      5 bit justification disisipkan secara otomatis di transmit buffer memory.
Ø  FEC = Forward Error Corection
      Bit-bit ini dibangkitkan oleh Forward Error Corection Coder dan dipakai untuk mendeteksi error dan lokasi bit yang mengalami error.
Ø  AUX
      Slot-slot ini disediakan untuk menyisipkan Auxiliary Channel misalnya untuk penyisipan sinyal digital 2 Mbps.
Ø  MIC
      Slot ini disediakan untuk fasilitas dialog antar supervisory interface.

b.      Spesifikasi Elektrik
CMI input sinyal pada panel depan (J01)
o   Input Impedansi                            : 75 Ohm Unbalance
o   Input rate                                      : 139.264 Mbps ± 15 x103
o   Kompensasi input loss                  : 0 – 12 dB pada 70 MHz
o   Input level                                     : 1 Vp-p
o   Admissible input jitter                  : CCITT G823
c.       Pengaturan Switch
      Pengaturan switch pada board modul terminal framing unit gambar 3.29 dapat dilakukan seperti tabel berikut :
·         Switch S1

·         Switch S2 (FAW)
·         Switch S3
      S3 di terminal framing unit harus dalam posisi closed, pengaturan S3 hanya dilakukan di repeater.
B.     Repeater Framing Unit(BVA-302)
      Pada modul ini terdapat junction dan konversi serial/paralel, karena input sinyalnya sudah dalam bentuk NRZ empat stream 37.147 Mbps yang berasal dari repeater deframing unit sebelumnya. Sinyal input empat stream A,B,C, dan D yaitu 37.147 Mbps ini dibaca dengan internal clock 37.147 MHz, dengan demikian dimungkinkan untuk menyisipkan extra bit ke dalam stream A,B,C dan D tersebut. Sinyal extra bit tersebut terdiri dari :
1.      Tiga Omnibus Service Channel
2.      Sinyal Order Wire
3.      Auxiliary Stream
Karena kecepatan masing-masing incoming binary stream sudah 37.147 Mbps maka buffer memorynya dibypass.
Sama seperti pada terminal framing unit, setelah proses penyisipan(multiplexing) extra bit ke dalam stream A,B,C, dan D tersebut untuk menbentuk frame radio, maka data tersebut berturut-turut diproses melalui :
1.      Scrambler
2.      Differential Coder
3.      FEC

Kemudian keempat output yang telah melalui berbagai proses(P,Q,R,S) dan sinyal clock H 37.147 MHz dikirim ke perangkat modulator, seperti pada gambar diagram Repeater Deframing Unit di bawah ini :




v  Pengaturan Switch
Pengaturan switch pada board modul Repeater framing unit dapat dilakukan seperti tabel berikut ini :
§  Switch S1

§  Switch S2 (FAW)
Pengaturan bit MSB (bit 10,11,12) pada FAW dapat dilakukan dengan mengatur switch S2. Oleh karena itu dapat dipilih kombinasi FAW dengan 8 kemungkinan, sedang di sisi penerima (deframing) dilakukan pengaturan yang sama.
§  Switch S3
Sindrome Discrepancies bit mengandung informasi yang dibutuhkan untuk menghitung BER dari suatu link. Bit parity discrepancies hop sebelumnya disisipkan pada repeater framing unit yang nantinya di terminal defraning unit digunakan untuk mengevaluasi kualitas dari suatu link. Jumlah hop maksimum dari suatu link adalah 9 hop, sedang pengaturan Switch S3 dapat dilakukan seperti tabel berikut ini :







Posisi 0 = S3 Closed
Posisi 1 = S3 Open

Nomor repeater tempat penyisipan syndrome error bit lebih besar “1” dibandingkan dengan nilai biner yang diprogram.





Deframing Unit
A.    Terminal Deframing Unit (BVA-102)
Pada modul ini terjadi beberapa proses antara lain :
·         Gray Coder
·         Forward Error Corection
·         Differential Coder
·         Desrambling
·         Frame Alignment  Word Search
·         Extra Bit Dropping
·         Incoming Stream Dejustification
·         Konversi Paralel to Serial
·         Konversi NRZ ke CMI
v  Fungsi Masing-masing Blok
§  Gray Decoder
Sama seperti halnya pada Gray Coder, Gray Decoder juga berfungsi untuk mereduksi bit error probability yang berdasarkan atas prinsip bahwa : status simbul konstelasi yang bersebelahan hanya bolh berbeda 1 bit, hanya saja.  

0 komentar:

Posting Komentar