Another Source

Jumat, 03 Februari 2012

Network Management System


NETWORK MANAGEMENT SYSTEM


Beberapa Istilah Dalam Network Management System :
I. Pengantar Network Management System (NMS) :
Sesuai dengan rekomendasi ITU-T M.3010, Network Management system harus dapat membantu dalam perencanaan, menentukan, memasang, memelihara, mengoperasikan dan membuat administrasi jaringan komunikasi.

II. Pembagian Network
Pembagian network mengijinkan network yang lebih besar untuk diatur dengan DXX NMS regional dan tetap menyediakan sentralisasi semua network. Tanpa pembagian, operator regional mempunyai pandangan semua network.

III. Partitioning
            Beberapa hal yang dilakukan dalam Partitioning :
1.      Pembagian network menjadi lokasi-lokasi dibentuk dalam basis grafik.
2.      Setiap node dianggap sebagai single region (satu lokasi).
3.      Yang menarik dari pembagian network adalah pengaturan penbagian dari network.
4.      Pembagian network terdiri dari subnetwork yang lebih kecil dan hubungan dengan backbone bersama subnetwork.

IV. Kategori Traffic (Traffic Categories)
Katagori Traffic dalam network yang besar dibagi menjadi 3 kategori :
1.    Region internal traffic
2.    Traffic terminating at region
3.    Transit traffic
Kategori ini digunakan untuk pendefinisian level hirarki pada network trunk pada jaringan.



V. Level Hirarki
Level hirarki dari node-node dan trunk dapat digunakan untuk membagi network menjadi Access dan Backbone yaitu :
1.    Access L1
2.    Backbone/Access L2
3.    Backbone L3

VI. Protokol Stack
Standar protokol komunikasi menyesuaikan diri dengan CLNS dan CONS (Q.811) untuk layer yang lebih rendah dan, khususnya LAN dan WAN dan transaction oriented network type C (Q.812) untuk layer yang lebih tinggi.

Berikut ini tabel standar yang digunakan oleh layer-layer protokol yang berbeda :
OSI Layer
Protocol Name
Standard
Application
CMISE
ACSE
ROSE
ITU-TX.711
ITU-TX.217, X227
ITU-TX.219, X.229
Presentation
Presentation
ITU-TX.208, X.209, X.226
Session
Session
ITU-TX.215, X.225
Transport
TP4
ITU-TX.214, X.224
Network
CLNS
CONS
ISO-IS-8348
ISO-IS-8878
Data link
LLC
HDLC LAPB
ISO-IS-8802
ISO-IS-7776
Pyhsical
LAN
WAN
Ethernet medium
RS-232C or RS-449


VII. Hirarki Layers
Pada Manajemen Network dapat dibagi menjadi lima hirarki layer yaitu :
1.    Network element (nodes, NTU dll)
2.    Network element management (setting parameter dengan bantuan komputer)
3.    Network management (end to end routing)
4.    Service management (performance management, circuit fault management)
5.    Business management (accounting management)

VIII. Area Fungsional (Functional Area)
Setiap layer lebih lanjut dapat dibagi menjadi area fungsional yang direkomendasi oleh ITU-T yaitu X.700

IX. Lisensi Fungsional (Functional Licences)
GUI (Graphical User Interface) menyediakan seperangkat tools yang terintegrasi untuk manajemen network. Tools-tools ini disebut lisensi fungsional (Functional Licences) pada Workstation terdiri dari :
1.    Security Manager
2.    Network Editor
3.    Network Router
4.    Circuit Loop Tests
5.    Fault Manager
6.    Node Manager
7.    Performance Manager
8.    Trouble Ticket
9.    Network Capacity Calculator, Circuit Simulator dan Fault Simulator.

Untuk server membutuhkan Lisensi Fungsional yang disebut :
1.    DXX Communication Server
2.    Recovery Server
Bentuk konfigurasi Network Management System Martis Tellabs DXX 
Secara global functional area dan functional licences dapat diuraikan sebagai berikut :


Functional Area


Functional Licences
a.    Performance Management
1)    Performance Manager
2)    Nodes Manager
3)    DXX Server
b.    Fault Management
1)    Fault Manager
2)    Trouble Ticket
3)    Circuit Loop Test
4)    Node Manager
5)    Fault Simulator
6)    DXX Server
7)    Recovery Server
c.    Configuration Management
1)    Network Editor
2)    Network Router
3)    Circuit Loop Test
4)    Network Capacity Calculator
5)    Circuit Simulator
6)    Security Manager
7)    Unit Software Management
8)    DXX Server
d.    Accounting Management
1)    Security Manager
2)    Network Router
3)    Circuit Loop Test
4)    Recovery Server
e.    Security Management
1)    Security Manager




X. NETWORK MANAGEMENT SYSTEM (NMS)
NMS adalah sebuah alat (tool) untuk operator jaringan, digunakan untuk membangun, dan memelihara jaringan (network) pada perangkat  DXX MartisTellabs.
Dengan adanya NMS, operator dapat melakukan antara lain yaitu:
1.    Membuat dan mengetest hubungan
2.    Memonitor jaringan yang gagal
3.    Memonitor performansi statistik
4.    Mengatur penghitungan pelanggan
5.    Mempunyai tekhnik manual/otomatis untuk memperbaiki (recovery) hubungan yang terputus

XI. DXX Network Management Intelegence Martis Tellabs

Martis Tellbas DXX network management intelegence dibagi menjadi 3 level hirarki :
1.    Network Management System ( NMS / Computer dan atau fault tolerant mini computer)
2.    Network nodes
3.    Interface of the nodes
Desain awal dari konsep DXX adalah untuk memutuskan kebutuhan NMS dalam bentuk paralel dengan elemen-elemen network. Hasilnya solusi jaringan terintegrasi dapat ditawarkan kepada para pelanggan.

XII. Struktur NMS

Struktur Network Management System (NMS) terdiri dari :
1.    DXX Network diatur oleh DXX NMS.
2.    NMS adalah seperangkat komponen secara interaktif (client) untuk antarmuka pemakai dan non interaktif (server) untuk melakukan tugas dan penyediaan layanan untuk komponen yang interaktif.
3.    Platform : IBM PC, IBM OS/2, IBM LAN server
4.    Pengaturan data disimpan dalam relational data base (transaction SQL)
5.    Database server pada beberapa platform didukung Sybase SQL server (Unix Sun Solaris, FTX, Unix, OS/2).

Penjelasan DXX  NMS Martis Tellabs

 

A. PERFORMANCE MANAGEMENT

1. Performance Manager :
a)    Performance Manager menyediakan fasilitas untuk monitoring keadaan trunk dan circuit, beban/muatan setiap node dan trunk, dan memperlihatkan control network.
b)    Performansi trunk atau circuit diperlihatkan sebagai G.821 (total time TT, unavailable time UAT, errored second ES, severely errored seconds SES dan degraded minutes DM).
c)    Performansi setiap trunk dan setiap circuit yang dapat diaplikasikan dimisalkan sehari (24 jam hitungan) atau pada saat penurunan performansi (15 menit hitungan).
d)    Statistik disimpan untuk beberapa bulan.
e)    Batas performansi untuk triggering dari contoh 15 menit counters dapat diset secara individu untuk semua interface, trunk dan circuit.
f)     Performansi statistic dapat dilaporkan dalam bentuk tersusun dalam tabel sebagaimana dalam form grafik. Format dari laporan, ukurannya dapat disesuaikan.
g)    Beban pada node dapat diperlihatkan sebagai rasio dari penggunaan kapasitas cross connect dengan kapasitas cross connect yang tersedia.
h)    Beban pada trunk diperlihatkan sebagai rasio dari kapasitas yang digunakan dengan kapasitas yang tersedia.
i)      Performansi control network diperlihatkan sebagai transaksi dan transaksi penghitung kesalahan untuk setiap node.

2.    Nodes Manager
a)    Node Manager menyediakan fasilitas untuk mengatur elemen jaringan secara fisik seperti node-node, unit-unit, interface dan NTUs di antaranya :
¨          Fasilitas pengaturan elemen
¨          Setting parameter
¨          Fault dan error monitoring dari setiap unit
¨          Testing (memory, voltage dan test loopback)
¨          Test performansi (G.821 dari interface)
b)    Memperlakukan node tunggal pada suatu waktu dimana fault dan performance manager beroperasi pada level network.
c)    Hardware (HW) tool (updates DB too) untuk pengaturan elemen jaringan secara fisik
d)    Hanya komponen NMS user interface di dalam Service Computer

3.    DXX Server
DXX Communitation Server melakukan tugas dan menyediakan pelayanan hubungan ke komponen NMS yang lain. Kegunaannya yaitu :
a)      Komunikasi melayani elemen jaringan secara fisik dan ke database (control path service)
b)      Pemberian data kesalahan (fault) dari node network
c)      Penerimaan secara spontan kesalahan trunk dikirim dari trunk interface unit
d)      Performansi data polling (24 jam dan 15 menit)
e)      Network real time dan pendistribusian dari network nodes
f)       Pengecekan HW/DB secara konsisten
g)      Monitoring backup
h)      Terhubung ke DXX Network dengan asinkronus (9,6 kbit/s) link dan/atau X.25 (64 kbit/s) link.

B.   FAULT MANAGEMENT SYSTEM

1.    Fault Manager
Fault manager menyediakan fasilitas untuk memonitor kesalahan di dalam obyek network termasuk sirkuit dari network.
a)  State kesalahan (fault) dari obyek network adalah normal, peringatan (alert) atau keadaan salah (faulty), diantaranya :
¨          Dalam normal state, obyek tidak mengandung kesalahan.
¨          Dalam peringatan (alert) state, obyek mengandung satu atau lebih kesalahan yang belum diakui (acknowledge).
¨          Dalam faulty state, obyek mengandung satu atau lebih kesalahan yang telah diakui.
b)  Kesalahan yang parah diindikasikan dengan pengkodean warna (PMA fault berwarna merah, DMA fault berwarna kuning dan MEI fault berwarna hijau).
c)  Kesalahan diindikasi dengan warna yang statis dan peringatan (alert) dalam bentuk blink.
d)  Fault Manager dapat disetel dengan fault filtering. Penyetelan mempengaruhi penanganan kesalahan sementara.


2.    Trouble Ticket
Trouble Ticket (TT) menyediakan fasilitas untuk mencatat informasi pada permasalahan pelayanan network diantaranya :
a)    Masalah / problem pada umumnya dihubungkan dengan bagian pelanggan, sirkuit atau elemen network.
b)    Penggambaran masalah dicatat ke dalam formulit trouble ticket (TT). Penambahan informasi pada permasalahan dapat dengan cara dilampirkan ke TT (network fault) atau diakses dari TT (performansi sirkuit statistik, G.821).
c)    Tiga bentuk dari trouble ticket :
¨       Pelanggan/TT sirkuit dicantumkan ke pelanggan atau sirkuit, biasanya dibuat berdasarkan informasi keluhan dari pelanggan.
¨       Network TT dilampirkan ke elemen network seperti trunk, unit atau NTU dan biasanya dibuat berdasarkan tanggapan dari alarm yang berasal dari network.
¨       General TT/TT yang umum dibuat ketika problem tidak dapat di lampirkan ke pelanggan, sirkuit atau elemen network.
d)    TT mendefinisikan inisialisasian. Operator-operator dapat mengedit, menutup dan menghapus TT pada saat operator yang lain hanya melihat.

3.    Circuit Loop Test
Circuit loop test menyediakan fasilitas mengetest sirkuit untuk mencari kesalahan (fault) dan mengukur kualitas dari sirkuit dan media transmisi.
a)    Di dalam band BER-test dengan sumber internal terst dan loop (pengulangan)
b)    Test dapat diadakan antara end-points atau antara beberapa intermediate point dari sirkuit.
c)    Selama pengetesan, sirkuit di loop dan internal test transmitter/receiver di dalam node digunakan untuk membangkitkan pola/susunan test ke sirkuit dan untuk memonitor signal yang diterima.
d)    Hasil dari test diperlihatkan sebagai bit kesalahan dan G.821 counter atau penghentian sinyal counter.
e)    Perlengkapan external test dapat juga digunakan pada saat tidak ada hasil test tersedia.
f)     Pengetesan dalam waktu yang lama dapat dimasukkan ke dalam katalog test dan dimasukkan ke background tanpa interferensi NMS.

4.    Node Manager
Penjelasan sama dengan Permormance Manager pada point 2.

5.    Fault Simulator
Fault simulator adalah alat (tool) perencanaan network untuk mengetest toleransi kesalahan di dalam network.
Dengan fault simulator anda dapat Menyebabkan fault trunk dan node selalu simultan

6.    DXX Server
Penjelasan sama dengan Performance Manager point 3.




7.    Recovery Server
Recovery Server dapatmenyediakan fasilitas untuk melindungi sirkuit dari kegagalan network. Recovery beroperasi baik pada trunk maupun lever sirkuit.
Pada saat network fault, pertama kali dicoba untuk memperbaiki trunk. Bila tidak berhasil, memperbaiki sirkuit dilakukan.

7.1 Trunk Recovery :
a)    Kapasitas network trunk dibagi antara primer dan backup trunk.
b)    Pertukaran trunk pada trunk primer yang sedang fault diganti dengan paralel backup trunk (usaha pertama).
c)    Di dalam trunk, rerouting pada primer trunk yang fault diganti dengan route backup trunk melalui satu atau lebih node.

7.2 Circuit Recovery

a)    Backup route dapat didefinisikan sebelumnya atau secara spontan.
b)    Pembagian kapasitas time slot di trunk primer ke kapasitas primer dan kapasitas backup.
c)    Kapasitas primer digunakan untuk sirkuit, backup reoute sebelumnya dan backup route dynamic.
d)    Kapasitas backup digunakan hanya untuk route backup dynamic.
e)    Sirkuit dengan route backup sebelumnya dilindung(diprotect) dengan pensaklaran sirkuit dari yang pokok ke route backup

C.   CONFIGURATION MANAGEMENT

1.     Network Editor
Network editor menyediakan fasilitas untuk mendefinisikan topologi dan konfigurasi pada sebuah network dan topologi dari pengontrolan network.
a)  Database tool
b)  Topologi Network ditentukan dengan menempatkan lokasi, node, trunk dan NTUs ke dalam peta network semirip mungkin dengan meletakkan node-node tersebut ke dalam lokasi.
c)  Konfigurasi network ditentukan dengan melengkapi node dengan unit-unit, dengan perlengkapan dari unit-unit dengan modul interface, dan dengan cara mengikat trunk dan NTUs ke interface.
d)  Topologi pengontrolan jaringan ditentukan dengan memberikan node-node ke area DXX Communication Server.
e)  NWED Toolbox terdiri dari tool yang terpisah dimana digunakan ketika pembangunan DXX Network.


2.    Network Router
Router menyediakan fasilitas untuk membuat, merubah dan menghapus sirkuit diantaranya :
a)  Point-to-point, point-to-multipoint, compressed point-to-point, broadcast atau swap circuit. Sirkuit point-to-point may be time controlled.
b)  Routing secara manual atau otomatis.
c)  Pada peroutingan route manual seperti node dan trunk dipilih secara manual.
d)  Pada routing secara otomatis, node dan trunk dipilih secara otomatis dalam route. Autorouter menggunakan algoritma path terpendek yang ditentukan secara optimal dengan ketentuan yang sudah pasti (seperti panjang, biaya, dan waktu propagasi)
e)  Adanya pengecekan parameter.
f)   Managemen kapasitas (time slot trunk dan bit alokasi time slot keduanya secara manual atau otomatis).

0 komentar:

Posting Komentar