Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama.
Secara ilustratif dapat dituliskan bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan software. Hal penting yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software yang tersedia dan jenis metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya presentasi, demonstrasi, eksperimen virtual, dan kelas virtual. Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, yang sekarang telah berkembang dari pemakaian OHP menjadi komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan video,sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang disampaikan. Pada zaman ini contohnya kita menggunakan software yang paling banyak digunakan untuk presentasi yakni Microsoft Powerpoint. Pada presentasi pun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan presentasi, diantaranya: jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan agar mudah mengertinya, tulisan jangan terlalu kecil supaya tidak sulit dilihat, perbanyak memasukkan gambar dan animasi agar menarik dan memotivasi untuk belajar, dan usahakan bentuk presentasi yang interaktif agar peserta belajar bisa mudah memahami.
Kedua adalah demonstrasi. Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Dengan TIK, kita bisa membuat suatu film cara¬cara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar sehingga dengan cara ini pelajar bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut. Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya tersedia). Selanjutnya adalah eksperimen virtual. Maksud dari eksperimen virtual disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Pelajar bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen. Metode ini bisa digunakan jika tidak mempunyai laboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Yang terakhir kelas virtual. Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan moodle. Pada kelas maya tersebut, siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test secara online. Gurupun memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis.
Dengan pemanfaatan TIK seperti di atas diharapkan perubahan cara berpikir dalam proses pembelajaran yakni dapat melakukan perubahan paradigma dari sentralisasi menjadi otonomi, dari teacher-based menjadi resource-based, dan dari teacher-centered menjadi student-centered.
Dengan berkembangnya penggunaan TIK diharapkan akan ada pergeseran-pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line”, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” seperti kelas virtual yang telah dijelaskan di atas.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar dapat mencapai standar akademik.
Pengembangan TIK di Fasilitas Pendidikan Secara Mandiri
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilaksanakan untuk membuat suatu perencanaan pengembangan pemanfaatan TIK untuk masa depan mengalami peningkatan pada suatu fasilitas pendidikan, diantaranya dengan : (1) Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai antara Kepala sekolah, guru dan majelis sekolah yang bersangkutan, (2) Pembentukan Komite Teknologi seperti Organisasi Laboratorium Komputer yang mandiri, (3) Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software maupun sistem dan jaringan yang sudah dimiliki, (4) Penentuan hardware dan software yang akan digunakan atau dikembangkan, (5) Mengidentifikasi sumber daya manusia yang dimiliki, (6) Menentukan bentuk pelatihan penguasaan TIK baik untuk guru-guru dan staf lainnya, (7) Adanya time schedule yang jelas untuk pencapaian program pengembangan ini, (8) Penentuan investasi yang diperlukan secara berkala tiap tahun, (9) Mengidentifikasi perkembangan software dan kurikulum baru, (10) Mengadakan revisi perencanaan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa mengembangkan TIK secara bertahap di bidang pendidikan. Program yang dibuat pun juga harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Sumber: staff.blog.ui.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar