Antenna Omnidirectional
Antenna omnidirectional di rancang
untuk memberikan servis dalam radius 360 derajat dari titik lokasi. Sangat
cocok untuk Akses Point untuk memberikan servis bagi WARNET sekitarnya dalam
jarak dekat 1-4 km-an. Antenna jenis ini biasanya menpunyai Gain rendah 3-10
dBi.
Gambar pola radiasi antenna
omnidirectional dapat dilihat pada gambar di bawah. Potongan medan horizontal
memperlihatkan radiasi yang hampir berbentuk lingkaran 360 derajat.
Potongan medan vertikal
memperlihatkan penampang yang medan yang sangat tipis pada sumbu vertikal. Hal
ini berarti hanya statiun-stasiun yang berada di muka antenna saja yang akan
memperoleh sinyal yang kuat, stasiun yang berada di atas antenna akan sulit
memperoleh sinyal.
Antenna Sektoral
Antenna sektoral seperti hal-nya
Antenna Omnidirectional mempunyai polarisasi vertikal & dirancang untuk digunakan
pada base stasion (BTS) tempat Akses Point berada.
Berbeda dengan antenna
omnidirectional yang dapat memberikan servis dalam jangkauan 360 derajat.
Antenna sektoral hanya memberikan servis pada wilayah / sektor yang terbatas.
Biasanya 45-180 derajat saja. Keuntungan yang diperoleh dengan membatasi
wilayah servis tersebut, antenna sektoral mempunyai gain yang lebih besar
daripada antenna omnidirectional. Biasanya antenna sektoral mempunyai gain
antara 10-19 dBi.
Tampak pada gambar potongan medan horizontal
antenna sectoral yang hanya melebar pada satu sisi saja. Sedang pada potongan
medan vertikal-nya sangat pipih seperti antenna omnidirectional.
Antenna Directional
Antenna Directional secara umum ada
dua jenis, yaitu:
- Yagi
- Parabola
Antenna yagi mempunyai penguatan
lebih kecil (7-15 dBi) tampak pada gambar samping beberapa contohnya. Semakin
banyak anak radiator yang digunakan, semakin tinggi penguatan antenna tersebut.
Pola radiasinya diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Bentuknya kira-kira
seperti bola baik pada potongan medan horizontal maupun vertikalnya.
Antenna Parabola biasanya mempunyai
penguatan minimal sekitar 18-28 dBi. Tampak pada gambar samping sebuah antenna
parabola dengan polarisasi horizontal yang biasa digunakan untuk komunikasi
point to point (P2P).
Tampak pada gambar potongan medan
polarisasi antenna baik yang horizontal & vertikal sangat lancip. Memang
antenna parabola ini mempunyai penguatan yang besar, tetapi harus di kompensasi
dengan lebar beam (beam width) yang sangat sempit. Artinya jika arah antenna
tergeser sedikit maka sinyal akan hilang di ujung yang lain.
Menggunakan antenna 24dBi untuk jarak
dekat tidaklah effektif. Saran bagi para pengguna WLAN, sebaiknya di gunakan
antenna dengan gain secukupnya supaya reliabilitas tetap tinggi dari gangguan
mekanik, seperti antenna tergeser dll.
Antenna Buatan Sendiri
Mungkinkah membuat sendiri antenna
untuk WLAN 2.4GHz? Mengapa tidak? Ada beberapa referensi menarik di Internet
yang dapat memberikan inspirasi bagaimana membuat sendiri Antenna 2.4GHz
sendiri, diantaranya adalah:
·
http://users.bigpond.net.au/jhecker/
(antenna helical)
·
http://www.saunalahti.fi/~elepal/antenna1.html
(antenna dipole / yagi sederhana).
·
http://www.seattlewireless.net/index.cgi/BuildingYagiAntennas
(antenna yagi).
·
http://www.qsl.net/ki7cx/wgfeed.htm
(feed system untuk parabola).
·
Dll.
masih banyak lagi.
Salah satu antenna yang saya lihat
paling menarik adalah antenna helical yang dirancang oleh Jason Hecker (jason@air.net.au). Untuk memberikan gambaran
bagi para pembaca saya coba terjemahkan secara bebas penjelasan Jason dari http://users.bigpond.net.au/jhecker/.
Komponen yang perlu disiapkan antara
lain adalah:
- 1 x 0.55 meter pipa pralon diameter 40 mm (40 mm inner, 42-43 mm outer).
- 1 x 40 mm (diameter) penutup pralon.
- 1 x 150 mm (diameter) penutup pralon atau potongan plastik / kayu yang tenbal dengan diameter yang sama.
- 2 x 25 mm atau 35 mm baut U.
- 8 x mur untuk baut U.
- 8 x ring untuk baut U.
- 1 x 5/16” baut (yang pendek) dengar mur & ring yang cocok.
- 1 x lempengan kuningan dengan ketebalan 0.4-0.7 mm secukupnya untuk dipotong dengan lingkaran berdiameter 130 mm.
- Kabel tembaga diamter 1 mm berlapis email sepanjang beberapa meter.
- 1 x konektor N untuk di letakan di panel.
- 3 x mur & ring untuk konektor N tersebut.
- Print PDF file berisi pattern antenna helical, atau membuat sendiri dari perhitungan di bawah. File PDF dapat di ambil dari http://users.bigpond.net.au/jhecker/.
- Lem Araldite yang lambat mengeringnya.
- Lem Loctite 424 atau yang mirip (seperti superglue atau hotglue gun).
- Penutup silicon.
- Selotape.
Peralatan yang dibutuhkan:
- Gergaji.
- Meja yang rata / datar.
- Pemotong kabel.
- Kunci untuk baut 5/16”.
- Obeng untuk konektor N.
- Bor
- Solder
- Gunting (untuk menggunting lempeng kuningan).
- Pisau.
Langkah membuat antenna tersebut
adalah:
- Print & potong template dari PDF file yang anda ambil di http://users.bigpond.net.au/jhecker/. Ada tiga file, yaitu, circle.pdf dan rhspiral.pdf atau lhspiral.pdf. Gunakan rhspiral untuk right handed spiral helicals dan lhspiral untuk left handed spirals. Anda membutuhkan circle untuk membuat ground plane (reflector), kecuali jika anda dapat membuat lingkaran dengan diamter 130 mm yang baik.
- Potong pipa pralon 40 mm sepanjang 550 mm (55 cm).
- Lilitan template lilitan rhspiral atau lhspiral di pipa pralon dan selotape ujung-ujungnya. Tidak masalah anda menggunakan RIGHT atau LEFT handed template selama ujung-ujungnya menyambung. Pastikan spiral yang kita gambar menyambung ujung ke ujung. Sedikit gap tidak terlalu masalah. Yang perlu di ingat bahwa jika anda menyatukan LEFT & RIGHT handed helical, maka total sinyal akan saling mematikan.
- Di ujung awal tempate akan menjadi tempat menempelkan ke dasar antenna. Sebaiknya ujung awal di lebihkan sedikit untuk mengkompensasi ketebalan penutup pralon 40 mm. Seperti tampak pada gambar.
- Gunakan ujung yang lancip seperti cutter, beri tanda pada template sepanjang jalur helical dalam interval tetap, misalnya 5 atau 6 tanda setiap putaran. Dengan cara ini kita akan meninggalkan tanda pada pralon untuk memudahkan pada saat kita melilit kabel email. Beri tanda di mana kabel email berhenti di pipa pralon. Anda harusnya mempunyai beberapa mm kelebihan di pipa pralon. Hal ini OK.
- Lilitan kabel tembaga berlapis email dan gunakan superglue atau Loctite 424 untuk menempelkan kabel ke tempat akhir kabel di pipa pralon. Perlahan lilitkan kabel sepanjang pipa pralon ikuti tanda spiral yang telah kita toreh di pipa pralon. Pada interval yang sama, misalnya setiap ½ atau 1/3 lilit, tambahkan lem untuk menempelkan kabel di tempatnya.
- Pada saat anda mendekati akhir lilitan, lilitan terakhir jangan di lem. Biarkan cukup banyak kabel (10 cm atau lebih) di akhir lilitan. Biarkan dulu beberapa saat sampai lem mengering.
- Potong lempengan kuningan atau tembaha dengan diameter 130 mm diambil dari circle.pdf.
- Bor lubang pada penutup pralon 150 mm dan lempengan 130 mm untuk baut dan konektor N. Semua berpusat pada penutup pralon 40 mm yang akan ditempelkan para penutup pralon 150 mm. Posisikan konektor N pada pinggiran kanan dari penutup pralon 40 mm.
- Potong penutup pralon 40 mm agar ada tempat cukup untuk konektor N maupun lubang baut-nya yang tiga buah itu. Untuk memberikan gambaran potongan lihat gambar.
- Lubangi di tengah penutup pralon agar cukup untuk baut 5/16”. Penutup pralon dengan potongan maupun lubang baut tampak pada gambar.
- Baut penutup pralon 40 mm dan 150 mm menjadi satu seperti tampak pada gambar. (konektor N & reflektor belum terpasang).
- Tempat penempelan baut U terserah kepada kita tergantung pada ukunran-nya 25 atau 35 mm atau berapapun. Pastikan agar tidak mengganggu pada saat kita memasang kabel coax di konektor N.
- Pasang lempengan tembaga atau aluminium 130 mm pada penutup pralon 150 mm, dan bautkan pada penutup pralon 40 mm. Pastikan semua lubang pada lempengan dan penutup pralon pas.
- Sambungkan konektor N.
- Untuk dapat matching impedansi antenna yang biasa sekitar 150 ohm untuk antenna helical ke kabel coax yang hanya 50 ohm, anda membutuhkan lempengan tembaga atau kuningan selebar 15-20 mm. Potong lempengan tersebut diagonal dan hubungkan dari konektor N ke ujung antenna. Ukuran potongan tembaga yang digunakan pada sisi tegak adalah 17 mm dan 71 mm dengan diagonal 73 mm. Lempeng aluminium tidak dapat di solder, jadi jangan digunakan. Lempeng kuningan yang baik digunakan. Lihat gambar untuk jelasnya.
- Masukan pipa pralon ke penutup pralon 40 mm dan tandai dimana spiral akan bertemu dengan ujung penutup. Potong kabel email yang berlebih disini, gunakan ampelas untuk menghilangkan email yang ada agar siap di solder.
- Solder lempeng tembaga yang baru kita buat di atas ke kabel email dari spiral helical. Gunakan lem seperlunya. Mungkin anda perlu melakukan trimming dari lempengan lembaga untuk mencocokan ukuran.
- Pada saat pipa pralon masuk secara penuh ke penutup pralon 40 mm, seharusnya pipa akan masuk dengan baik. Setelah itu lempengan tembaha yang menjadi matching impedansi di solder ke konektor N.
- Agar pipa pralon menempel dengan baik ke penutup pralon 40 mm, ampelas permukaan kedua benda yang akan saling berhubungan ini dengan ampelas agar lem yang kita gunakan dapat lebih baik menempelkan pralon.
- Gunakan lem Araldite yang SLOW DRYING (bukan 5 menit). Letakan Araldite di ujung bawah pipa pralon & di dalam penutup pralon. Atur posisi konektor N & rangkaian matching impedansinya.
- Biarkan lem mengering (sekitar satu hari). Pasang baut U dan anda sudah memiliki sebuah antenna helical. Bentuk konektor N yang menonjol melalui lempengan tembaga yang terhubung pada lempengan matching impedansi tembaga tampak pada gambar.
- Alasan utama mengapa penutup 150 mm digunakan agar kita dapat menutup selurtuh konstruksi antenna menggunakan pipa pralon 150 mm sehingga aman dari ganggung cuaca burung dll.
- Gambar produk akhir sebuah antenna helical.
- Tampak belakang ....
Beberapa hal penting
- Test pipa pralon yang akan digunakan untuk antenna di dalam oven microwave. Kalau pipa pralon menjadi panas setelah di oven selama 2 menit-an, artinya bahan pipa pralon tersebut tidak baik untuk antenna, karena akan mengambil energi radio.
- Rangkaian matching impedensi di atas tidak terlalu sensitif.
- Antenna ini cukup baik digunakan untuk jarak 3-4 km dengan line of sight yang baik.
- Ada banyak kemungkinan variasi disain, misalnya kita dapat mengunakan PCB yang di etch sesuai dengan pola circle sebagai reflektor.
Perhitungan Untuk Membuat Antenna Sendiri
Rumus yang digunakan oleh Jason
Hecker (jason@air.net.au) banyak di ambil
dari Bab 19 dari ARRL Antenna Handbook (http://www.arrl.org)
di mana kita akan melihat cukup banyak contoh disain antenna helical, termasuk
cara mengukur kinerjanya.
Rumus antenna helical di ambil dari
halaman 19-23 ARRL Antenna Handbook tertera di bawah ini.
C = 0.75 to 1.33 circumference of winding
S = 0.2126 C to 0.2867 C axial length of one turn
G = 0.8 to 1.1 diameter of ground
plane / reflector
C = D circumference is pi times the
diameter
Diameter
dari lilitan biasanya tetap, dengan pipa pralon 40 mm maka diameter lilitan
adalah 42 mm. Jika frekuensi yang kita gunakan adalah (2.425GHz) maka panjang
gelombang = 0.123711 meter.
C = * 0.042m =
0.13195m
= 1.066
= 1.066
Jika
kita ukur, ternyata S
yang digunakan Jason tampaknya 0.31830 C, yang artinya out of
range. Tapi tampaknya bukan masalah yang fatal.
S = 0.3183 * 0.13195m =
0.042m (anehnya sama dengan diameter tabung)
Diameter
ground plane G = 1.05 = 0.130m
Gain
dari antenna dalam dBi di definisikan sebagai:
Gain = 11.8 + 10log10(C * C * n * S) dimana n adalah jumlah
lilitan.
Gain = 11.8 + 10log10(1.066 * 1.066 *
13 * 0.31830)
= 18.5dBi
= 18.5dBi
Pada tabel di bawah terlihat dengan
jelas bahwa gain antenna akan bertambah dengan menambahkan jumlah lilitan.
Kira-kira kenaikan 3dB akan di peroleh dengan men-dobel jumlah lilitan.
Kira-kira 13 lilitan pas untuk panjang pipa 0.55 meter & merupakan kompromi
yang baik antara panjang vs. gain.
Pada
card 801.11 yang banyak dipasaran umumnya kita bisa menset frekuensi yang
digunakan sebanyak 11 channel (FCC US). Oleh karena itu anda mungkin ingin
mengubah C & S dari rumus di atas untuk
memperoleh gain semaksimal mungkin untuk frekuensi tempat kita bekerja.
Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam antenna adalah lebar beam. Lebar beam
biasanya di hitung menggunakan pada saat daya 50% (3 dB) lebih rendah daripada
daya di pusatnya. Rumus / perhitungannya adalah:
Half Power Beam Width = 52 / (C *
sqrt(n * S))
derajat= 52 / (1.066 * sqrt(13 * 0.31830))
= 23.98 derajat
0 komentar:
Posting Komentar