Seperti pepatah abadi yang berbunyi:
Keindahannya tidak dapat dilukiskan dengan kata – kata atau tidak ada kata –
kata yang dapat melukiskan betapa indahnya pemandangan ini. Terinspirasi oleh
pepatah tersebut ilmuwan, peneliti, perusahaan besar berlomba – lomba untuk
menciptakan produk visual yang dapat mengabadikan dan merepro seindah aslinya.
Untuk mengimbangi teknologi tersebut kabel video adalah merupakan komponen
penting yang mempengaruhi hasil akhir reproduksi tayangan gambar.
Saat ini di pasaran terdapat beberapa format kabel video seperti: coaxial-komposit, RCA-komposit, s-video, 3RCA - komponen RGB, 5 RCA komponen, DV-i digital, S-cart.
Kabel video berbeda dengan kabel audio analog dimana kabel audio berfungsi mentransfer sinyal berfrekuensi rendah 20 – 20 kHz. Sedangkan kabel video berfungsi untuk mentransfer sinyal frekuensi tinggi 8MHz – 10 MHz untuk format NTSC dan 35 MHz untuk format HDTV.
Penurunan kualitas sinyal akibat efek “Transmission Line”.
Transmission Line adalah efek yang timbul karena panjang kabel melebihi 1/10 panjang gelombang sinyal.
Dalam mentransfer sinyal video yang merupakan arus sinusoida maka rumus yang di pakai adalah:
wavelength [in meters] = v / f
V = kecepatan sinyal [300,000,000 meter/detik], f = frekuensi sinyal
Perbandingan: Frekuensi sinyal audio adalah 20 hz - 20,000 hz maka panjang gelombang audio adalah 15,000,000 meter sampai dengan 15,000 meter.
Sedang frekuensi sinyal video adalah 10 MHz maka panjang gelombang sinyal video adalah 30 meter.
Kita tentu ingin sinyal yang ditransfer melalui kabel sampai ke TV atau proyektor kita sesempurna mungkin. Dari rumus diatas kita lihat bahwa untuk sinyal video 10MHz maka panjang gelombang sinyal adalah 30 meter sedang efek “Transmission Line” terjadi pada kabel yang melebihi 1/10 panjang gelombang atau kabel yang panjang lebih dari 3 meter. Jika kita menghubungkan TV kita dengan kabel audio biasa atau kabel bukan khusus untuk kabel video maka terjadi sebagian sinyal akan terrefleksi [terpantul] dapat dijelaskan dengan rumus dibawah ini:
Saat ini di pasaran terdapat beberapa format kabel video seperti: coaxial-komposit, RCA-komposit, s-video, 3RCA - komponen RGB, 5 RCA komponen, DV-i digital, S-cart.
Kabel video berbeda dengan kabel audio analog dimana kabel audio berfungsi mentransfer sinyal berfrekuensi rendah 20 – 20 kHz. Sedangkan kabel video berfungsi untuk mentransfer sinyal frekuensi tinggi 8MHz – 10 MHz untuk format NTSC dan 35 MHz untuk format HDTV.
Penurunan kualitas sinyal akibat efek “Transmission Line”.
Transmission Line adalah efek yang timbul karena panjang kabel melebihi 1/10 panjang gelombang sinyal.
Dalam mentransfer sinyal video yang merupakan arus sinusoida maka rumus yang di pakai adalah:
wavelength [in meters] = v / f
V = kecepatan sinyal [300,000,000 meter/detik], f = frekuensi sinyal
Perbandingan: Frekuensi sinyal audio adalah 20 hz - 20,000 hz maka panjang gelombang audio adalah 15,000,000 meter sampai dengan 15,000 meter.
Sedang frekuensi sinyal video adalah 10 MHz maka panjang gelombang sinyal video adalah 30 meter.
Kita tentu ingin sinyal yang ditransfer melalui kabel sampai ke TV atau proyektor kita sesempurna mungkin. Dari rumus diatas kita lihat bahwa untuk sinyal video 10MHz maka panjang gelombang sinyal adalah 30 meter sedang efek “Transmission Line” terjadi pada kabel yang melebihi 1/10 panjang gelombang atau kabel yang panjang lebih dari 3 meter. Jika kita menghubungkan TV kita dengan kabel audio biasa atau kabel bukan khusus untuk kabel video maka terjadi sebagian sinyal akan terrefleksi [terpantul] dapat dijelaskan dengan rumus dibawah ini:
Vi = Voltase Insidental sumber sinyal
Zo = Karakteristik impedansi sumber sinyal
Vr = Voltase Insidental tujuan sinyal
Zr = Karakteristik impedansi tujuan sinyal
Dari rumus diatas disimpulkanlah bahwa karakteristik impedansi yang cocok untuk mentransmit sinyal video adalah 75 ohm sedang kabel audio umumnya memiliki karakteristik impendansi 35-50 ohm.
Rumus impedansi karaketerisktik sebagai berikut: [Reference Data for Radio Engineers – Howard W. Sams]
D = diameter isolasi[dielektrik], d = diameter konduktor, E = dielektrik
konstant [E=1 untuk udara]
Untuk mendapatkan kabel video komposit/komponen yang benar – benar 75 ohm diperlukan memperhatikan faktor sebagai berikut: konstruksi kabel, bahan konduktor, bahan dielektrik, konektor RCA 75 ohm, penyolderan yang tepat dari kabel ke konektor RCA 75 ohm dan perlindungan kabel.
Fakta dilapangan
Fakta yang dilapangan sering kali kita kurang memperhatikan faktor – faktor penentu dalam membeli kabel komponen.
Faktor penentu kualitas kabel video adalah: spesifikasi kabel 75 ohm, konstruksi kabel, material konduktor, material dielektrik [isolasi], RCA konektor 75 ohm, cara merakit kabel tersebut, penyolderan dan sebagainya.
Faktor lainnya adalah gangguan gelombang radio, elektromagnet. Jika diperlukan kabel videoyang panjang/ ada perlu membuat sendiri berikut adalah tips pemasangan:
Untuk mendapatkan kabel video komposit/komponen yang benar – benar 75 ohm diperlukan memperhatikan faktor sebagai berikut: konstruksi kabel, bahan konduktor, bahan dielektrik, konektor RCA 75 ohm, penyolderan yang tepat dari kabel ke konektor RCA 75 ohm dan perlindungan kabel.
Fakta dilapangan
Fakta yang dilapangan sering kali kita kurang memperhatikan faktor – faktor penentu dalam membeli kabel komponen.
Faktor penentu kualitas kabel video adalah: spesifikasi kabel 75 ohm, konstruksi kabel, material konduktor, material dielektrik [isolasi], RCA konektor 75 ohm, cara merakit kabel tersebut, penyolderan dan sebagainya.
Faktor lainnya adalah gangguan gelombang radio, elektromagnet. Jika diperlukan kabel videoyang panjang/ ada perlu membuat sendiri berikut adalah tips pemasangan:
·
Rencanakan jalur kabel sependek
mungkin
·
Hindari pemakaian paku untuk
memantek kabel di dinding. Paku dapat memberikan gangguan elektromagnet pada
kabel.
·
Jauhkan kabel dari perangkat
yang mungkin memancarkan gelombang radio atau electromagnet seperti: kipas
angin, motor listrik dll.
·
Gunakan pelindung kabel seperti
pipa, selang atau pvc untuk kabel
· Sebaiknya gunakan konektor RCA – 75 ohm solderless. Seperti buatan Analysis-Plus.
Uji Coba
Untuk menguji teori diatas saya akan melakukan beberapa uji coba sebagai berikut:
Uji coba dilakukan dengan memakai DVD player high end yang mengadopsi teknologi terkini, TV 34” dengan teknologi terkini. Dalam uji coba ini saya memakai film DVD – Toy Story I Original – Chapter 1 – Menit ke 2:44 [pause]. Momen tersebut menggambarkan Sherif Woody tergeletak di atas sofa tamu berwarna hijau dengan latar belakang perapian dan ruang lainnya.
Test 1 dengan kabel komposit RCA murahan 1,5 meter [ Rp 10.000].
Kabel RCA ini memiliki diameter kabel yang sangat tipis dan kelihatan rentan. Kabel seperti ini biasanya memakai Tough Pitch Copper sebagai bahan konduktornya. Konektor RCA menyatu dengan kabel.
Gambar yang direproduksi oleh kabel ini memberikan hasil sebagai berikut: Tekstur fabric sofa yang berwarna hijau tidak terlihat dengan warna hijau pucat. Topi kulit sherrif Woody juga pucat. Gambar terasa hambar, pucat, kurang dimensi.
Test 2 dengan kabel komposit RCA Straight Wire Harmony untuk audio - 3 meter. [Rp 200.000 sepasang].
Kabel ini memiliki jacket berwarna hijau degan bahan Foam PE. Bahan Konduktor adalah Oxygene Free Copper dengan konstuksi Dual Shield Coax. Konektor RCA – Gold Flange – Split Pin. Kabel ini berimpedansi sekitar 40 ohm.
Hasil reproduksi gambar dibanding dengan test 1 adalah: mulai terlihat baying-bayang tekstur fabric sofa dan warna hijau sedikit lebih baik. Memberikan hasil sedikit lebih baik dari test 1.
Test 3 dengan kabel komposit RCA Analysis Plus – Copper Oval in untuk audio 1 meter. [USD 249 sepasang].
Kabel ini memakai bahan Oxygene Free Copper dengan penampang kabel oval. Jacket dieletrik berwarna hitam dan agak kaku. Konektor locking RCA model WBT.
Gambar terlihat lebih berdimensi mungkin akibat kemampuan kabel ini menampilkan resolusi yang lebih tajam untuk benda di depan dan resolusi dan kegelapan gambar background yang lebih pekat dan vivid. Ternyata material kabel juga mempengaruhi hasil reproduksi gambar.
Test 4 dengan kabel coaxial 75 ohm Harmonic Technology – Cyber Link Silver RCA 2 meter. [USD 249 per buah ]
Cyber Link Silver sebenarnya adalah kabel digital coaxial. Tetapi karena kabel ini memiliki spesifikasi true 75 ohm maka saya ini membandingkan dengan test 4.
Cyber Link Silver memakai material single kristal silver sebagai bahan konduktornya. Jacket berwarna putih dengan locking RCA Furutech dan konstruksi balance geometri.
Dengan test ini saya ingin membuktikan apakah kabel 75 ohm berbeda dengan kabel audio 50 ohm. [test 3].
Hasil test memberikan hasil pada tekstur sofa warna hijau yang terlihat lebih jelas begitu pula kain penutup sofa berwarna kuning orange terlihat jadi lebih natural. Warna kulit topi Sherrif Woody terlihat lebih alami tidak glossy seperti pada test 3. Batu bata pada perapian terlihat menjadi merah tua bukan coklat tua seperti pada test 1 dan 2. Dan black level di dalam perapian hitam pekat tidak terang seperti test 3.Bayangan pada sofa akibat sinar yang jatuh ke kaki sherrif Woody juga lebih hidup. Secara keseluruhan detail, dimensi, color tone dan cahaya tampil paling baik dibanding test 1,2 dan 3.
Test 5 dengan kabel komponen RCA tanpa merek 2 meter. [Rp 100.000,- satu set]
Kabel ini memiliki spesifikasi mirip dengan kabel pada test 1. Hanya kabel ini memiliki 3 coaxial cable.
Hasil test memberikan gambar dengan ukuran pixel yang lebih rapat dan gambar yang lebih halus dibanding test 1s/d4. Tetapi color tone, dimensi, dan cahaya masih lebih baik pada test 4.
Test 6 dengan kabel komponen RCA – Harmonic Technology – Silver Component – 2 meter [ USD 150 per set]
Kabel ini memakai konduktor single kristal dengan jacket berwarna abu-abu. Konektor RCA warna merah, biru dan hijau kurang bagus penampilan nya. Impedansi 75 ohm.
Hasil test memberikan tampilan gambar yang halus, dimensi depan-belakang yang baik, color tone yang natural dan cahaya yang sejuk dimata.
Kesimpulan
Untuk mendapatkan hasil home theater yang professional sebaiknya manfaatkanlah teknologi yang tersedia pada DVD dan TV/Proyektor anda. Dengan teknologi kualitas gambar bisa ditingkatkan tanpa biaya yang besar. Contoh perbandingan antara komposit dan komponen. Dan membeli kabel yang baik pun belum tentu memberikan hasil yang baik jika kabel tersebut tidak di rakit dan di instal dengan baik.
Untuk menguji teori diatas saya akan melakukan beberapa uji coba sebagai berikut:
Uji coba dilakukan dengan memakai DVD player high end yang mengadopsi teknologi terkini, TV 34” dengan teknologi terkini. Dalam uji coba ini saya memakai film DVD – Toy Story I Original – Chapter 1 – Menit ke 2:44 [pause]. Momen tersebut menggambarkan Sherif Woody tergeletak di atas sofa tamu berwarna hijau dengan latar belakang perapian dan ruang lainnya.
Test 1 dengan kabel komposit RCA murahan 1,5 meter [ Rp 10.000].
Kabel RCA ini memiliki diameter kabel yang sangat tipis dan kelihatan rentan. Kabel seperti ini biasanya memakai Tough Pitch Copper sebagai bahan konduktornya. Konektor RCA menyatu dengan kabel.
Gambar yang direproduksi oleh kabel ini memberikan hasil sebagai berikut: Tekstur fabric sofa yang berwarna hijau tidak terlihat dengan warna hijau pucat. Topi kulit sherrif Woody juga pucat. Gambar terasa hambar, pucat, kurang dimensi.
Test 2 dengan kabel komposit RCA Straight Wire Harmony untuk audio - 3 meter. [Rp 200.000 sepasang].
Kabel ini memiliki jacket berwarna hijau degan bahan Foam PE. Bahan Konduktor adalah Oxygene Free Copper dengan konstuksi Dual Shield Coax. Konektor RCA – Gold Flange – Split Pin. Kabel ini berimpedansi sekitar 40 ohm.
Hasil reproduksi gambar dibanding dengan test 1 adalah: mulai terlihat baying-bayang tekstur fabric sofa dan warna hijau sedikit lebih baik. Memberikan hasil sedikit lebih baik dari test 1.
Test 3 dengan kabel komposit RCA Analysis Plus – Copper Oval in untuk audio 1 meter. [USD 249 sepasang].
Kabel ini memakai bahan Oxygene Free Copper dengan penampang kabel oval. Jacket dieletrik berwarna hitam dan agak kaku. Konektor locking RCA model WBT.
Gambar terlihat lebih berdimensi mungkin akibat kemampuan kabel ini menampilkan resolusi yang lebih tajam untuk benda di depan dan resolusi dan kegelapan gambar background yang lebih pekat dan vivid. Ternyata material kabel juga mempengaruhi hasil reproduksi gambar.
Test 4 dengan kabel coaxial 75 ohm Harmonic Technology – Cyber Link Silver RCA 2 meter. [USD 249 per buah ]
Cyber Link Silver sebenarnya adalah kabel digital coaxial. Tetapi karena kabel ini memiliki spesifikasi true 75 ohm maka saya ini membandingkan dengan test 4.
Cyber Link Silver memakai material single kristal silver sebagai bahan konduktornya. Jacket berwarna putih dengan locking RCA Furutech dan konstruksi balance geometri.
Dengan test ini saya ingin membuktikan apakah kabel 75 ohm berbeda dengan kabel audio 50 ohm. [test 3].
Hasil test memberikan hasil pada tekstur sofa warna hijau yang terlihat lebih jelas begitu pula kain penutup sofa berwarna kuning orange terlihat jadi lebih natural. Warna kulit topi Sherrif Woody terlihat lebih alami tidak glossy seperti pada test 3. Batu bata pada perapian terlihat menjadi merah tua bukan coklat tua seperti pada test 1 dan 2. Dan black level di dalam perapian hitam pekat tidak terang seperti test 3.Bayangan pada sofa akibat sinar yang jatuh ke kaki sherrif Woody juga lebih hidup. Secara keseluruhan detail, dimensi, color tone dan cahaya tampil paling baik dibanding test 1,2 dan 3.
Test 5 dengan kabel komponen RCA tanpa merek 2 meter. [Rp 100.000,- satu set]
Kabel ini memiliki spesifikasi mirip dengan kabel pada test 1. Hanya kabel ini memiliki 3 coaxial cable.
Hasil test memberikan gambar dengan ukuran pixel yang lebih rapat dan gambar yang lebih halus dibanding test 1s/d4. Tetapi color tone, dimensi, dan cahaya masih lebih baik pada test 4.
Test 6 dengan kabel komponen RCA – Harmonic Technology – Silver Component – 2 meter [ USD 150 per set]
Kabel ini memakai konduktor single kristal dengan jacket berwarna abu-abu. Konektor RCA warna merah, biru dan hijau kurang bagus penampilan nya. Impedansi 75 ohm.
Hasil test memberikan tampilan gambar yang halus, dimensi depan-belakang yang baik, color tone yang natural dan cahaya yang sejuk dimata.
Kesimpulan
Untuk mendapatkan hasil home theater yang professional sebaiknya manfaatkanlah teknologi yang tersedia pada DVD dan TV/Proyektor anda. Dengan teknologi kualitas gambar bisa ditingkatkan tanpa biaya yang besar. Contoh perbandingan antara komposit dan komponen. Dan membeli kabel yang baik pun belum tentu memberikan hasil yang baik jika kabel tersebut tidak di rakit dan di instal dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar