Coaxial Cable Adalah suatu
jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Pusatnya berupa inti kawat
padat yang dilingkupi oleh sekat yang kemudian dililiti lagi oleh kawat
berselaput konduktor. Jenis kabel ini biasa digunakan untuk jaringan dengan
bandwith yang tinggi. Kabel coaxial mempunyai pengalir tembaga di tengah (centre core).
Lapisan plastik (dielectric
insulator) yang mengelilingi tembaga berfungsi sebagai penebat di
antara tembaga dan “metal shielded“. Lapisan metal berfungsi untuk menghalang
sembarang gangguan luar. Lapisan paling luar adalah lapisan plastik yang
disebut Jacket
plastic. Lapisan ini berfungsi seperti jaket yaitu sebagai
pelindung bagian terluar.
Kabel ini
biasanya banyak digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi mulai
300 kHz keatas. Karena kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi tinggi
tersebut, maka sistem transmisi dengan menggunakan kabel koaksial memiliki
kapasitas kanal yang cukup besar.
Kabel koaksial biasa digunakan dalam jaringan LAN terutama pada
Topologi Bus. Kesulitan utama dari penggunaan kabel koaksial adalah sulit untuk
mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak benar-benar diukur secara benar akan
merusak NIC (Network Interface Card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan
menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya.
Penggunaan kabel
coaxial pada LAN memiliki beberapa keuntungan. Penguatannya dari repeater tidak
sebesar kabel STP atau UTP. Kabel coaxial lebih murah dari kabel fiber optic
dan teknologinya juga tidak asing lagi. Kabel coaxial sudah digunakan selama
puluhan tahun untuk berbagai jenis komunikasi data. Ketika bekerja dengan kabel,
adalah penting untuk mempertimbangkan ukurannya.
Jenis-jenis
Coaxial Cable dikenal ada dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter
lumayan besar) dan thin
coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Thick coaxial
cable
Kabel coaxial jenis ini
dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana kabel ini
mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning; kabel
jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau
bahkan cuma disebut sebagai yellow cable.
Seperti namanya, jenis kabel
ini, karena ukurannya yang besar, pada beberapa situasi tertentu dapat sulit
diinstall. Suatu petunjuk praktis menyatakan bahwa semakin sulit media jaringan
diinstall, maka semakin mahal media tersebut diinstall. Kabel coaxial memiliki
biaya instalasi yang lebih mahal dari kabel twisted pair. Kabel thicknet hampir
tidak pernah digunakan lagi, kecuali untuk kepentingan khusus. Thicknet dapat
menjangkau sampai 500 meter, dan perangkat dihubungkan ke kabel secara langsung
dengan menggunakan transceiver Ethernet.
Seiring dengan pertambahan
ketebalan atau diameter kabel, maka tingkat kesulitan pengerjaannya pun akan
semakin tinggi. Harus diingat pula bahwa kabel jenis ThickNet harus ditarik melalui pipa saluran yang ada dan pipa ini ukurannya
terbatas. Oleh karena itu diciptakanlah Thin Coaxial cable untuk mengatasi beberapa masalah diatas.
Kabel Coaxial
Thicknet atau Kabel RG-8 adalah kabel coaxial yang dipakai untuk instalasi
antar gedung, Spesifikasi kabel ini sama dengan dengan Kabel Coaxial Thinnet,
hanya bentuk fisiknya lebih besar. Karena lebih besar, kabel ini dapat
menampung data yang lebih banyak sehingga cocok untuk instalasi sebagai
backbone jaringan.
Spesifikasi Teknis dari kabel ini adalah :
l Mampu menjangkau
bentangan maksimum 500 meter.
l Impedansi
terminator 50 Ohm.
l Membutuhkan
Transceiver sebelum dihubungkan dengan komputer.
Supaya komputer dapat
terhubung ke jaringan thicknet, diperlukan transceiver. Koneksi antara Network
Adapter Card dengan transceiver dibuat dengan menggunakan drop cable untuk
menghubungkan Transceiver dengan Attachment Unit Interface ( AUI ) pada Network
Adapter Card. Interface dari AUI berbentuk DB-15.
Bila dibandingkan antara
Thicknet dengan thinnet, instalasi kabel thicknet jauh lebih sulit karena
sifatnya lebih kaku dan tidak fleksibel. Tetapi melihat kapasitas data dan
jarak yang bisa dijangkau, jenis kabel ini masih menjadi favorit sebagai
penghubung antar gedung
Thin Coaxial Cable
Kabel coaxial jenis ini
banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang
tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat
jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,
dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna
gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector.
Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.
Dulu jaringan
Ethernet menggunakan kabel coaxial yang diameter luarnya hanya 0,35 cm (kadang
dikenal sebagai thinnet).
Kabel ini terutama berguna untuk instalasi kabel yang memerlukan pelilitan dan
pembengkokan. Karena mudah diinstall, maka kabel ini juga lebih murah untuk
diinstal. Hal ini mendorong beberapa orang menyebutnya sebagai cheapernet.
Namun kabel ini memerlukan penanganan khusus. Seringkali pemasang gagal
melakukannya. Akibatnya, sinyal transmisi terinterferensi oleh noise. Oleh
karena itu, terlepas dari diameternya yang kecil, thinnet sudah jarang digunakan
pada jaringan Ethernet.
Thinnet lebih
fleksibel dan dapat menjangkau sampai 185 meter. Komputer dihubungkan ke kabel
dengan menggunakan konektor BNC. Thinnet menggunakan 10 base 2. Walapun kabel
coaxial sukar di pasang, tetapi ia mempunyai rintangan yang tinggi terhadap
ganguan elektromagnet. Dan kabel ini juga mempunyai jarak maksimal yang lebih
daripada kabel “twisted pair”.
Kelebihan menggunakan kabel RG-58 adalah :
l Fleksibel, mudah
dipakai untuk instalasi dalam ruangan.
l Dapat langsung
dihubungkan ke komputer menggunakan konektor BNC.
Berikut akan
disimpulkan mengenai keunggulan dan kelemahan coaxial cable:
Keunggulan
·
Dapat
digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon
·
Dapat
ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah
·
Karena
menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi interferensi dengan
sistem lain
Kelemahan
·
Mempunyai
redaman yang relatif besar, sehingga untuk hubungan jarak jauh harus dipasang
repeater-repeater
·
Jika
kabel dipasang diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat
berakibat putusnya hubungan.
Penggunaan kabel
coaxial pada LAN memiliki beberapa keuntungan. Penguatannya dari repeater tidak
sebesar kabel STP atau UTP. Kabel coaxial lebih murah dari kabel fiber optic
dan teknologinya juga tidak asing lagi. Kabel coaxial sudah digunakan selama
puluhan tahun untuk berbagai jenis komunikasi data. Ketika bekerja dengan
kabel, adalah penting untuk mempertimbangkan ukurannya.
Kabel coaxial mempunyai pengalir
tembaga di tengah. Lapisan plastik yang mengelilingi tembaga berfungsi sebagai
penebat di antara tembaga dan “metal shielded”. Lapisan metal berfungsi untuk
menghalang sembarang gangguan luar daripada lampu kalimantang, motors, dan
peralatan elektonik lain.
Walapun kabel coaxial sukal
di pasang, tetapi ia mempunyai rintangan yang tinggi terhadap ganguan
elektromagnet. Kabel ini juga mempunyai jarak maksima yang lebih daripada kabel
“twisted pair”.
Konektor pada kabel coaxial.
l BNC Kabel
konektor, untuk menghubungkan kabel ke T konektor.
l BNC T konektor,
untuk menghubungkan kabel ke komputer.
l BNC Barrel
konektor, untuk menyambung 2 kabel BNC.
l BNC Terminator,
untuk menandai akhir dari topologi bus.
Sesuai dengan kapasitas
maksimal dari kabel coaxial, Ethernet
dengan media transmisi coax hanya ada satu kecepatan
transfer data (10 Mbps). Terminator yang dapat digunakan adalah terminator
dengan nilai resitansi sebesar 50 OHM. Penggunaan kabel coaxial hanya
memungkinkan untuk menerapkan topologfi jaringan BUS. Penggunaan kabel lebih
dari yang disarankan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengurangi
performansi dari jaringan komputer tersebut. Kabel ini masih digunakan sebagai
segmen tulang belakang (backbone) untuk penyambung di dalam sistem ethernet karena
biayanya murah.
0 komentar:
Posting Komentar